Daerah pemasaran masih terbatas Armada distribusi perusahaan terbatas Identifikasi Faktor Eksternal

e. Kemasan bagian dalam produk menggunakan plastik bukan alumunium

foil Susu bubuk kedelai instan Cap Kedelai Mas mempunyai kemasan yang menarik. Kemasan tersebut sudah terdapat izin Depkes, sertifikasi halal, kandungan gizi susu kedelai dan manfaat minum susu kedelai. Tetapi produk ini mempunyai kelemahan dari segi kualitas pembungkus bubuk susu, yakni menggunakan plastik bukan alumunium foil. Hal ini patut dikhawatirkan, karena konsumen bisa mempunyai pandangan buruk terhadap kualitas produk.

f. Daerah pemasaran masih terbatas

PD Mas Adam Berdasi yang ada di Kecamatan Rumpin-Bogor, adalah salah satu usaha kecil dan menengah yang menghasilkan susu kedelai bubuk. Produk susu kedelai bubuk tersebut dipasarkan di supermarket dan toko-toko wilayah Bogor. Perusahaan belum melakukan kegiatan pemasaran ke luar wilayah Bogor, dikarenakan keterbatasan perusahaan dalam kegiatan promosi dan pihak manajemen belum melakukan negosiasi dengan distributor dari luar Bogor. g. Kegiatan promosi rendah Promosi yang dilakukan oleh PD Mas Adam Berdasi adalah dengan mengikuti berbagai pameran yang berskala kabupaten. Promosi yang berskala kabupaten misalnya mengikuti setiap kali perayaan Hari Jadi Kabupaten Bogor. Berbagai pameran yang telah diikuti perusahaan, sampai sekarang mampu meningkatkan permintaan konsumen tetapi belum ada distributor yang bersedia membeli dalam skala besar.

h. Armada distribusi perusahaan terbatas

Kegiatan penjualan yang dilakukan adalah penjualan langsung ke konsumen dilakukan di perusahaan, sedangkan penjualan kepada distributor dilakukan di supermarket dan toko-toko wilayah Bogor, diantaranya Grand, Hero, Popeye, Hero, Pakally, Grand, Sinar prima, Al-amin, Apotek semplak, Remaja, Bukit Rivaria, Berkah, Koperasi DPRD, Ganation, Mawar dan lain-lain. Pendistribusian langsung kepada konsumen melalui cara pembelian langsung ke perusahaan pada saat konsumen berkunjung dan lewat telepon yang sudah tersedia. Adapun pendistribusian ke distributor-distributor menggunakan alat transportasi berupa sepeda motor dua buah. Alat transportasi tersebut dirasakan oleh manajer pemasaran belum cukup, karena pada saat ada pendistribusian produk yang bersamaan dan berlawanan arah. Hal tersebut menyebabkan perusahaan akan menyewa angkutan untuk mengantarkan barang ke distributor. Armada distribusi yang terbatas menjadi kelemahan bagi perusahaan yang berencana memperluas daerah pemasarannya.

7.2 Identifikasi Faktor Eksternal

Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi peluang opportunities dan ancaman threats antara lain: faktor politik, ekonomi, social budaya, teknologi, faktor pemasok, pendatang baru, produk subtitusi, dan faktor persaingan diantara pesaing. Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan menunjukkan peluang opportunities dan ancaman threats sebagi berikut : Peluang Perusahaan a. Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati Yusmarini 2004, menyatakan bahwa dewasa ini, pola konsumsi masyarakat telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati. Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan kadar kolesterol tinggi setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati tidak demikian, terutama kacang kedelai. Selain itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk produk susu kedelai untuk masuk dalam persaingan sebagai minuman dengan nilai gizi yang tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi. b. Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk Peningkatan jumlah penduduk dapat menciptakan pangsa pasar bagi setiap bidang usaha. Selama periode tahun 2001-2005 jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan sekitar 2,12 persen Tabel 15. Tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 5,37 persen dengan jumlah penduduk sebanyak 214.374.096 jiwa BPS, 2006. Pertumbuhan jumlah penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi pertumbuhan penduduk sebanyak 24.053 jiwa atau 2,81 persen Tabel 16, yaitu 855.085 jiwa pada tahun 2005 menjadi 879.138 jiwa pada tahun 2006 BPS Kota Bogor, 2007. Selain itu, peningkatan jumlah penduduk juga dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha karena tingkat upah menjadi kecil, hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan jumlah angkatan kerja yang lebih besar. Selain itu, pertumbuhan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan karena tingkat kebutuhan yang tinggi dan harga susu bubuk sapi yang mahal. Hal ini dapat dirasakan oleh PD Mas Adam Berdasi yang mengalami peningkatan permintaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.

c. Banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah