Lingkungan Umum Analisis Faktor Eksternal Perusahaan

faktor di luar perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan-kecenderungan yang berada di luar kontrol perusahaan. Analisis ini terfokus untuk mendapatkan faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan, sehingga memudahkan perusahaan untuk menentukan strategi-strategi dalam meraih peluang dan menghindari ancaman.

6.2.1 Lingkungan Umum

Lingkungan umum adalah suatu lingkungan yang berada di luar usaha dan terlepas dari sistem operasional usaha. Analisis lingkungan umum dapat menggambarkan lingkungan peluang dan ancaman bagi suatu usaha. Lingkungan umum dapat dianalisis menggunakan alat analisis PEST Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya, dan Teknologi dan Demografi. Alat analisis tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor Sosial-Budaya

Faktor sosial-budaya dapat mempengaruhi perusahaan karena selalu terjadi perubahan sebagai akibat dari upaya orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Yusmarini 2004, menyatakan bahwa dewasa ini, pola konsumsi masyarakat telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati. Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan kadar kolesterol tinggi setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati tidak demikian, terutama kacang kedelai. Selain itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk- produk susu kedelai untuk masuk dalam persaingan sebagai minuman dengan nilai gizi yang tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi. Sehingga perubahan pola konsumsi tersebut dapat memberikan peluang bagi perusahaan penghasil susu kedelai bubuk. Hal ini dikarenakan susu kedelai bubuk memiliki kandungan protein nabati yang tinggi dan mengandung zat gizi yang lain yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

2. Faktor Demografi

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Peningkatan jumlah penduduk dapat menciptakan pangsa pasar bagi setiap bidang usaha. Selama periode tahun 2001-2005 jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan sekitar 2,12 persen Tabel 15. Tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 5,37 persen dengan jumlah penduduk sebanyak 214.374.096 jiwa BPS, 2006. Pertumbuhan jumlah penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi pertumbuhan penduduk sebanyak 24.053 jiwa atau 2,81 persen Tabel 16, yaitu 855.085 jiwa pada tahun 2005 menjadi 879.138 jiwa pada tahun 2006 BPS Kota Bogor, 2007. Tabel 15. Penduduk Indonesia Tahun 2001-2005 Tahun Jumlah Penduduk jiwa Pertumbuhan 2001 201.703.537 - 2002 203.441.676 0,86 2003 214.374.096 5,37 2004 217.854.745 1,62 2005 219.204.724 0,62 Rata-Rata 2,12 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006 Tabel 16 . Penduduk Kota Bogor Tahun 2001-2006 Tahun Jumlah Penduduk jiwa Pertumbuhan 2001 760.329 - 2002 789.423 3,83 2003 820.707 3,96 2004 831.571 1,32 2005 855.085 2,83 2006 879.138 2,81 Rata-Rata 2,95 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007 Peningkatan jumlah penduduk dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha karena tingkat upah menjadi kecil, hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan jumlah angkatan kerja yang lebih besar. Selain itu, pertumbuhan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan karena tingkat kebutuhan yang tinggi harga susu bubuk sapi yang mahal, sehingga menyebabkan konsumen memilih susu kedelai karena harganya relatif terjangkau. Hal ini dapat dirasakan oleh PD Mas Adam Berdasi, yakni permintaan dari susu kedelai bubuk instan Cap Kedelai Mas mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.

3. Ekonomi

Industri susu kedelai, merupakan industri yang menghasilkan susu kedelai. Industri yang bergantung bahan baku utama kedelai impor, karena kuantitas kedelai nasional masih rendah. Terjadinya peningkatan harga kedelai impor akan mempengaruhi besarnya biaya operasional perusahaan. Perkembangan harga kedelai dapat dilihat pada Tabel 17. Peningkatan harga kedelai menyebabkan biaya produksi menjadi meningkat. Tabel 17. Perkembangan Harga Kedelai Bulan November 2007-Maret 2008 Bulan Harga Kedelai RpKg November 2007 3.350 Desember 2007 3.750 Januari 2008 7.490 Februari 2008 6.500 Maret 2008 6.250 Sumber: Departemen Perdagangan, 2008 Selain harga kedelai, industri susu kedelai menggunakan bahan penolong yakni gula. Begitu juga dengan kedelai, harga gula juga mengalami peningkatan. Hal ini juga mempengaruhi biaya operasional perusahaan. Perkembangan harga gula dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Perkembangan Harga Gula di Indonesia Tahun 2003-2007 Tahun Harga Gula RpKg 2003 3.822 2004 3.636 2005 4.243 2006 5.744 2007 5.975 Sumber: Departemen Perdagangan, 2007 Industri susu kedelai selain menggunakan kedelai dan gula, juga menggunakan bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak yang harganya mengalami peningkatan dikarenakan adanya pemotongan subsidi pemerintah dan penghematan energi. Harga bahan baku kedelai, gula dan bahan bakar minyak menyebabkan biaya produksi semakin meningkat dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan proses produksi dan penjualan. Perubahan tersebut harus ditanggapi dengan bijak oleh perusahaan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Selain peningkatan harga-harga bahan baku, banyaknya skim kredit yang ditawarkan baik oleh pemerintah atau lembaga keuangan untuk industri kecil juga merupakan peluang bagi industri kecil untuk meningkatkan modal kerja. Modal kerja yang selama ini menjadi masalah klasik bagi pengusaha industri kecil untuk mengembangkan usahanya. Sebagai contohnya skim kredit yang ditawarkan oleh BNI Bank Negara Indonesia adalah Bank BNI menargetkan penyerapan kredit bagi usaha mikro kecil menengah UMKM di Jawa Barat Jabar. Pada tahun 2008 penyaluran kredit UMKM di provinsi tersebut ditingkatkan dari Rp 1, 6 miliar menjadi 1, 8 miliar. 4 Bank BRI juga mempunyai Kredit Usaha Rakyat KUR yang dapat dinikmati oleh perusahaan kecil. Selain itu pemerintah juga memberikan berbagai macam kredit untuk usaha kecil KUK seperti Kredit Usaha Kecil serta Undang-undang No 10 tahun 1998, yang didalamnya memuat pasal- pasal yang memberikan ruang pembiayaan bagi syariah bagi bank umum, sehingga saat ini banyak bank umum yang membuka divisi syariah denga tujuan untuk memperluas jangkauan layanan kepada segmentasi yang tidak dapat dijangkau secara konvensional.

4. Politik

Faktor politik berkenaan dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, stabilitas politik negara serta secara ekonomis dan politis. Kedelai merupakan bahan baku bagi industri susu kedelai. Sekarang perusahaan masih menggunakan kedelai impor dalam memproduksi produknya. Hal ini dikarenakan produksi kedelai nasional belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. 4 www. republika.com. BNI alokasikan dana kredit UMKM Rp 1, 8 miliar, 28 Maret 2008 Tabel 19. Perkembangan Impor Kedelai di Indonesia, 2000-2005 Tahun Impor Nilai juta Volume 000 ton 2000 275,48 1.278 2001 239,32 1.136 2002 299,22 1.365 2003 330,50 1.193 2004 416,93 1.116 2005 308,01 1.086 Sumber: Word Bank, 2005 Berdasarkan Tabel 19, kebutuhan impor Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri semakin meningkat. Hal ini memaksa pemerintah sekarang ini, menetapkan kebijakan tarif impor kedelai menjadi 0 persen yang semula 10 persen. Kebijakan tersebut dilakukakan karena lonjakan harga kedelai internasional yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan para pengusaha yang berbahan baku kedelai ada yang gulung tikar karena tidak mampu berproduksi lagi.

5. Teknologi

Faktor teknologi dapat memberikan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Teknologi yang terus berkembang dapat mempengaruhi strategi perusahaan dalam memproduksi dan memasarkan produknya. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang antara lain teknologi di bidang produksi, informasi, komunikasi dan transportasi. Perusahaan susu kedelai dapat menggunakan teknologi tradisional maupun teknologi modern. Perbedaan teknologi ini terletak pada jenis peralatan yang digunakan selama proses produksi. Perusahaan yang menggunakan teknologi modern, proses produksi akan semakin cepat dan dapat menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak jika dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan teknologi sederhana. Peralatan yang digunakan pada industri susu kedelai dengan teknologi modern antara lain mesin penggiling basah dan penggiling kering dan mesin pengemasan. Teknologi yang semakin berkembang dapat dibuktikan lagi, dewasa ini terdapat alat spray dryer dimana cairan yang dimasukkan kedalam mesin tersebut nantinya kalau keluar dapat berupa bubuk. Mesin spray dryer dapat menggantikan fungsi pengiling basah dan penggiling kering. Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. Adanya alat komunikasi seperti telepon dan telepon selular dapat mempercepat proses komunikasi antara prosdusen dengan pembeli dan pemasok. Media informasi seperti internet dapat digunakan perusahaan untuk mempromosikan produknya dalam jangkauan yang luas. Sedangkan perkembangan teknologi di bidang transportasi seperti jasa pengiriman juga memberikan peluang bagi perusahaan untuk memudahkan kegiatan pendistribusian barang baik dari pihak pemasok ke perusahaan maupun pihak perusahaan ke pihak pembeli.

6.2.2 Lingkungan Industri