71
kepemilikan lahan rata-rata penduduk yang sempit sehingga tidak membutuhkan modal yang besar, dan waktu yang dibutuhkan untuk kembalinya modal relatif
lama. Sektor peternakan dan perikanan juga belum mendapatkan perhatian dalam porgram P2KP karena hanya sedikit masyarakat memiliki usaha budidaya
peternakan dan perikanan dan perputaran modalnya relatif lama. Sampai saat ini yang mendapatkan prioritas untuk memperoleh pinjaman adalah sektor
perdagangan dan industri rumah tangga, karena sektor ini lebih cepat menghasilkan keuntungan dan perputaran modalnya relatif cepat, sehingga
dapat mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu yang singkat satu tahun. Dengan demikian, sampai saat ini yang dapat menikmati pinjaman dari P2KP
baru terbatas pada mereka yang memiliki usaha di sektor perdagangan dan industri rumah tangga.
Pelaksanaan P2KP yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi lokal perdagangan dan sektor informal belum mengarah pada usaha pemasaran
yang lebih luas. Pemasaran yang dilakukan oleh sebagian besar anggota KSM masih di lingkungan desa dan kecamatan sekitarnya. Adapun KSM yang ada
masih bersifat aneka usaha dan usaha yang dimiliki anggota tidak saling terkait.
5.3. Pengembangan Modal Sosial dan Gerakan Sosial dalam P2KP
Menurut Woolcock sebagaimana dikutip oleh Nasdian dan Utomo 2004:20, modal sosial didefinisikan sebagai informasi, kepercayaan dan norma -
norma timbal balik yang melekat dalam suatu jaringan sosial. Komunitas membangun modal sosial melalui pengembangan hubungan-hubungan aktif,
partisipasi, demokrasi, penguatan pemilikan komunitas dan kepercayaan. Munurut Coleman sebagaimana dikutip oleh Nasdian dan Utomo 2004:21
sumber-sumber modal sosial muncul dalam bentuk tanggung jawab dan harapan-harapan yang tergantung pada kepercay aan dari lingkungan sosial,
kemampuan aliran informasi dalam struktur sosial dan norma -norma yang disertai sanksi.
Modal sosial dalam pelaksanaan P2KP nampak dalam partisipasi warga dalam forum Musbangdes yang menentukan apakah menerima atau menolak
P2KP. Modal sosial juga nampak dalam pembentukan kepengurusan dan keanggotaan BKM yang dilakukan secara demokratis. Kepercayaan dan harapan
72
anggota masyarakat yang terwakili dalam forum Musbangdes memunculkan tanggung jawab para pengurus dan anggota BKM untuk mengelola dana BLM
dengan baik. Tanggung jawab para pengurus dan anggota BKM merupakan perwujudan dari modal sosial yang bersumber dari kepercayaan dan harapan
masyarakat. Pelayanan yang dilakukan BKM terhadap KSM yang mengajukan pinjaman dan membayar angsur an juga merupakan salah satu bentuk modal
sosial. Dalam pembentukan KSM juga terlihat adanya modal sosial dimana
para anggota mengembangkan hubungan-hubugan aktif dan adanya saling percaya di antara para anggotanya. Suatu KSM tidak akan solid dan berlangsung
lama jika tidak ada komunikasi yang baik dan kepercayaan diantara anggotanya. Kepercayaan tersebut yang menjadi dasar adanya sistem tanggung renteng
yang menjadi jaminan kelompok tersebut untuk memperoleh pinjaman. Gerakan Sosial merupakan suatu bentuk perilaku atau tindakan kolektif
yang melibatkan sekelompok orang yang membaktikan diri untuk mendorong atau menolak suatu perubahan sosial Baldridge dalam Nasdian dan Utomo,
2004:13. Mengacu pengertian tersebut, pelaksanaan proyek P2KP merupakan suatu bentuk gerakan sosial, karena melibatkan sekelompok orang anggota
KSM, UPK dan BKM yang membaktikan diri untuk mendorong suatu perubahan sosial, yaitu menanggulangi kemiskinan dan meningkatan pendapatan para
anggota KSM.
5.4. Kebijakan dan Perencanaan Sosial