20
berkembang, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat, peningkatan akses terhadap sumber-sumber kemajuan, melindungi atau
mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, menciptakan keadilan, serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dan
yang belum berkembang. Proses pemberdayan dapat dilakukan melalui media kelompok yang merupakan sarana pembelajaran, tukar menukar informasi,
pengetahuan dan sikap.
2.4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan
Pengembangan kapasitas merupakan suatu pendekatan pembangunan di mana semua orang memiliki hak yang sama terhadap sumber daya, dan
menjadi perencana pembangunan bagi diri mereka sendiri Eade yang dikutip oleh Tonny dan Utomo, 2004:67. Sementara itu menurut Maskun,
pengembangan kapasitas masyarakat merupakan suatu pendekatan pembangunan yang berbasis pada kekuatan-kekuatan dari bawah secara
nyata Tonny dan Utomo, 2004:68. Kekuatan -kekuatan tersebut adalah kekuatan sumber daya alam, sumber daya ekonomi dan sumber daya manusia
sehingga menjadi local capacity. Kapa sitas lokal yang dimaksud adalah kapasitas pemerintah daerah, kapasitas kelembagaan swasta dan kapasitas
masyarakat desa terutama dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan pengembangan potensi alam dan
ekonomi setempat. Pengembangan kapasitas kelembagaan adalah upaya untuk mengubah
kemampuan, peran dan peranan kelembagaan menjadi lebih baik dari pada keadaan sekarang Purwaka, 2003:53. Sementara itu pendapat lain
mengatakan bahwa pengembangan kapasitas kelembagaan adalah proses memperbaiki kemampuan lembaga guna mengefektifkan penggunaan sumber
daya manusia dengan keuangan yang tersedia Israel, 1992:13. Brinkerhoff sebagaimana dikutip oleh Israel 1992:14 mengemukakan bahwa
pengembangan kelembagaan adalah prose s menciptakan pola baru kegiatan dan perilaku yang bertahan dari waktu ke waktu karena didukung oleh norma
standar dan nilai-nilai dari dalam. Dengan demikian pengembangan kapasitas kelembagaan merupakan upaya atau proses untuk mengubahmemperbaiki
21
kemamp uan lembaga dengan cara mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia dan keuangan yang tersedia, dan menciptakan pola baru kegiatan
dan perilaku. Selanjutnya Israel 1992:14 mengatakan bahwa pengembangan
kapasitas kelembagaan meliputi sistem manajemen, struktur dan perubahan organisasi, kebijaksanaan pengaturan staf dan personalia, pelatihan staf,
manajemen keuangan dan perencanaan, penyusunan anggaran, akunting, auditing, perawatan dan pengadaan sarana dan fasilitas kelompok.
Menurut Setiabudi 2002:7, ada enam fitur utama dari
kelompokinstitusi masyarakat yang sehat, kuat dan mandiri, yaitu: 1 adanya visimisiharapantujuan kelompok; 2 adanya sistem manajemen kelompok;
3 adanya sistem manajemen keuangan kelompok; 4 adanya norma akuntabilitas kelompok; 5 adanya linkagejaringan; dan 6 adanya upaya
pembelajaran dan evaluasi. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
kapasitas kelembagaankelompok meliputi: 1 tujuan dan harapan kelompok, 2 struktur kelompok, 3 manajemen kelompok, 4 manajemen keuangan, 5
norma kelompok, 6 pembelajaran, 7 jaringan, dan 8 pengadaan saranafasilitas kelompok.
Pengembangan kapasitas kelembagaan kelompok merupakan salah satu bentuk pemberdayaan melalui media kelompok, karena di dalamnya
terdapat aspek pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM anggotanya. Di samping itu, pemberdayaan pada umumnya dilakukan secara
kolektif Parson et al yang dikutip oleh Suharto, 2005:68.
2.6. Kelompok Swadaya Masyarakat