Sistem Ekonomi PETA SOSIAL MASYARAKAT

43 Data di atas menunjukkan bahwa jumlah pali ng besar adalah tamatan SD. Namun demikian, sebagian besar generasi mudanya adalah tamatan SLTP dan SLTA. Dari hasil wawancara dengan salah seorang anggota masyarakat diperoleh informasi bahwa, meskipun pendapatan orang tua yang berprofesi sebagai buruh sa ngat rendah, mereka berusaha menyekolahkan anak-anak mereka sampai minimal SLTA. Penghasilan yang sedikit tidak menghambat mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Pola hidup sederhana prihatin mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian penghasilan disisihkan untuk ditabung dalam bentuk emas atau membeli hewan ternak yang dapat dijual ketika membutuhkan uang untuk biaya sekolah anak-anak mereka. Kesadaran akan pendidikan yang dimiliki Desa Wonokromo membawa dampak positip bagi peningkatan Sumber Daya Manusia. Namun, di sisi lain menimbulkan persoalan baru, yaitu meningkatnya jumlah pengangguran yang tidak terserap oleh lapangan kerja yang ada. Banyak tamatan SLTA bahkan Sarjana yang mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan. Data yang ada dalam Profil Desa Wonokromo menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia usia kerja ada 6.742 orang, penduduk usia kerja yang sudah bekerja ada 4.850 orang dan jumlah penduduk usia kerja yang belum bekerja ada 1892 orang. Dari data tersebut dapat diperoleh angka Reit Pengangguran, yaitu sebesar 28,06 persen.

4.3. Sistem Ekonomi

Mata pencaharian pokok masyarakat Desa Wonokromo cukup bervariasi dan dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel.4: Jumlah Penduduk Desa Wonokromo Menurut Mata Pencaharian pada Tahun 2004 No. MATA PENCAHARIAN JUMLAH DALAM PERSEN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. PNS ABRI Swasta WiraswastaPedagang Petani Buruh Pensiunan Jasa 297 58 2.148 516 455 3.092 128 61 4,4 0,8 31,8 7,64 6,73 45,77 1,89 0,9 Sumber : Data Desa Wonokromo Nopember 2004 44 Data di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian yang paling besar jumlahnya adalah sebagai buruh 45,77 persen. Informasi yang diperoleh dari aparat desa dan tokoh masyarakat menunjukkan bahwa para buruh ini adalah buruh tani dan bangunan. Pada musim tanam dan musim panen para buruh banyak yang bekerja sebagai buruh tani di Desa Wonokromo atau di desa-desa sekitarnya. Sementara di luar musim tersebut sebagian besar dari mereka bekerja sebagai buruh bangunan di kota Yogyakarta. Penghasilan seorang buruh berkisar antara tiga belas ribu hingga dua puluh lima ribu rupiah perhari. Untuk buruh bangunan, biasanya menerima upah seminggu sekali, yaitu pada hari Sabtu. Mata pencaharian lain yang cukup besar jumlahnya adalah pegawai swasta, yang meliputi para karyawan yang bekerja di kantor swasta ataupun perusahaan. Mereka ini sebagian besar bekerja di kota Yogyakarta atau sebagai karyawan pabrik pelintingan rokok yang ada di Desa Wonokromo. Sementara penduduk yang memiliki usaha dan berdagang ada 516 orang. Usaha mereka antara lain pengrajin bordir, peci rajut, indusri kue kering, pemilik salon dan sebagainya. Semetara para pedagang terdiri atas para pedagang di pasar, pemilik warung kelontong, pemilik warung makan dan sebagainya. Lokasi yang cukup strategis dan tersedianya fasilitas perdagangan seperti kios dan pasar membuat sebagian kecil penduduk Desa Wonokromo berprofesi sebagai pedagang di pasar atau berjualan di kios yang dibangun oleh Pemerintah Desa. Meskipun di Desa Wonokromo terdapat pasar desa dan puluhan kios, yang berjualan di pasar dan kios-kios tersebut sebagian besar pedagang berasal dari luar Desa Wonokromo. Menurut keterangan Sekretaris dan Kepala Desa, pedagang yang berjualan di pasar dan kios hanya sepuluh persen yang berasal dari Desa Wonokromo, sisanya berasal dari desa-desa di sekitar Desa Wonokromo. Sektor agraria di Desa Wonokromo sangat didukung oleh lahannya yang subur dan sarana irigasi yang memadai. Lahan pertanian yang meliputi sawah dan ladang dan luasnya 272,133 hektar kurang lebih 50 persen dari total luas wilayah desa dimiliki sebagian penduduk 497 orang. Sementara penduduk yang mata pencahariannya petani jumlahnya 455 orang. 45 Data tentang luas kepemilikan lahan dapat dillihat pada tabel b erikut ini. Tabel.5: Jumlah Penduduk Desa Wonokromo berdasarkan Luas Kepemilikan Tanah pada Tahun 2004 NO Luas Kepemililkan Tanah Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kurang dari 0,1 hektar 0,1 – 0,5 hektar 0,6 - 1,0 hektar 1,1 – 1,5 hektar 1,6 – 2,0 hektar 3,0 – 5,0 hektar 6,0 – 8,0 hektar 9,0 – 10 hektar Lebih dari 10 hektar 398 orang 42 orang 28 orang 18 orang 6 orang 1 orang - - Sumber: Data Desa Nopember 2004 Sebagian besar penduduk memiliki lahan kurang dari 0,1 hektar. Sementara penduduk yang memiliki lahan di atas satu hektar hanya 25 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani hanya memiliki lahan yang sempit dan diperkirakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari, mengingat keuntungan yang diperoleh dari hasil pertanian hanya sedikit. Hal ini dikarenakan rendahnya harga jual produksi pertanian. Dari hasil wawancara dengan Sekretaris Desa diperoleh informasi bahwa komoditi pertanian yang biasa ditanam di Desa Wonokromo adalah padi dan palawija. Hasil pertanian tersebut tidak dapat diandalkan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Sawah yang tidak seberapa luas ditanami untuk memenuhi kebutuhan sendiri sehingga tidak perlu membeli beras. Sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anak terpaksa harus mencari pekerjaan yang lain seperti pergi ke kota menjadi buruh bangunan. Seperti yang dikemukakan Sekretaris Desa berikut ini: “Petani mriki radin-radin sawahipun kirang saking satus lobang, hasilipun mboten cekap kangge urip sabendinten lan ngragati lare sekolah. Kagem nyekapi kedah pados pedamelan sanes dados tukang utawi buruh. Petani mriki sami nanem pantun lan polowijo, pajengipun mirah, mboten cucuk kaliyan anggenipun ngupokoro” Petani sini rata-rata sawahnya kurang dari seratus lobang satu lobang=sepuluh meter persegi, hasilnya tidak cukup untuk hidup sehari-hari dan membiayai anak sekolah. Untuk mencukupi harus mancari pekerjaan lain menjadi tukang atau buruh. Petani di sini menanam padi dan palawija, lakunya murah, tidak sebanding dengan perawatannya. 46 Peternakan yang ada di Wonokromo hanya bersifat sambilan dan belum dikelola secara serius. Data mengenai jumlah penduduk yang memiliki hewan ternak dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel.6: Jumlah Penduduk Desa Wonokromo Berdasarkan Jenis Hewan yang Dipelihara pada Tahun 2004 No Jenis Hewan yang Dipelihara Jumlah orang yang Memelihara 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sapi Kambing Ayam Kerbau Itik Domba 92 orang 53 orang 1.455 orang 2 orang 8 orang 43 orang Sumber : Data Desa Wonokromo Nopember 2004 Data mengenai jumlah hewan ternak yang ada di Desa Wonokromo dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel.7:Jumlah Hewan Ternak di Desa Wonokromo pada Tahun 2004 No. Jenis Hewan Ternak Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Ayam Kampung Ayam Ras Itik Kambing Domba Sapi Perah Sapi biasa Kerbau 8.745 ekor 2.000 ekor 708 ekor 157 ekor 10 ekor 8 ekor 123 ekor 5 ekor Sumber : Data Desa Wonokromo Nopember 2004 Kesimpulan dari dua tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata jumlah kepemilikan hewan ternak penduduk hanya sedikit dan skalanya masih skala rumah tangga. Dari keterangan Kepala Desa, sektor peternakan belum dikembangkan secara optimal, karena beberapa alasan. Antara lain ma syarakat masih enggan untuk memelihara ternak karena memerlukan modal besar dan kesabaran, hasilnya tidak dapat segera dipetik, serta memerlukan tenaga yang cukup besar untuk memeliharanya. Disamping itu, resiko kematian akan mendatangkan kerugian yang c ukup besar. Ada beberapa penduduk yang mempunyai usaha perikanan, namun masih dikelola dalam skala rumah tangga. Hanya satu orang yang memiliki usaha perikanan yang cukup besar, yaitu Kepala Dusun Brajan yang mempergunakan tanah bengkoknya untuk budidaya ikan. Sementara itiu jumlah penduduk yang membudidayakan lele dumbo ada sembilan orang, dan yang membudidayakan 47 jenis ikan yang lain ada 15 orang. Hasil perikanan masih di jual di lingkungan Desa Wonokromo dan sekitarnya. Pembuatan batu bata terdapat di Dusun Ketonggo dan Jati. Pemilik usaha batu bata berjumlah 15 orang. Pemasaran batu-bata tidak memiliki kendala karena banyak pedagang yang datang untuk mengambilnya. Kendala yang dihadapi oleh para pembuat batu bata ini adalah kurangnya modal untuk menyewa lahan sawah yang akan diambil tanahnya untuk membuat batu bata. Penduduk yang memiliki industri batu -bata ada yang mengerjakan sendiri lahan sawah yang dimilikimenyewa dari orang lain dan ada yang membayar orang untuk mengerjakannya. Jenis industri dan kerajinan yang ada di Desa Wonokromo sangat bervariasi macamnya. Meskipun demikian, jumlah produksi dari kegiatan kerajinan dan industri tersebut masih berskala kecil, dan jangkauan pemasarannya konsumennya hanya berasal dari Desa Wonokromo dan beberapa de sa di sekitar Desa Wonokromo. Jenis usaha kecil yang ada di desa Wonokromo dapat dilihat dalam Tabel 8 berikut ini. Tabel.8:Jumlah Usaha Kecilkerajinan yang ada di Desa Wonokromo pada Tahun 2004 No Jenis usaha Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Pembuatan Tahu Pembuatan Tempe Pembuatan Telur Asin Pembuatan Gula semut Pembuatan Keripik Singkong Pembuatan Keripik Pisang Pembuatan baso Pembuatan rotikue Pembuatan Tape Pembuatan ampyan g kacang Konveksi Elektronik Anyaman Rotan Anyaman Sabut Kelapa Pembuatan Sapu lidi Pembuatan Keset Sulamanbordir Merangkai bunga Bingkai gambar Keranjang roti Ukiran kayu Pembuatan Mainan anak Pembuatan aquarium Pembuatan pot bunga Pembuatan batu nisan Pembuatan kapur untuk bangunan Pembuatan kusen rumah Pembuatan peci rajut 5 85 5 1 12 1 8 6 3 3 2 2 1 1 26 1 25 1 2 1 1 4 10 1 4 2 10 25 Sumber: Data Desa Wonokromo Nopember 2004 48 Belum lama ini di Desa Wonokromo berdiri pabrik pelintingan rokok Kraton Dalem yang dapat menyerap tenaga kerja perempuan sebanyak 200 orang dengan gaji 400 hingga 600 ribu perbulan. Dalam perekrutan tenaga kerjanya, pemerintah Desa Wonokromo dilibatkan. Tenaga kerja diprioritaskan dari keluarga tidak mampu. Menurut keterangan Kepala Desa Wonokromo, tenaga kerja yang berasal dari Desa Wonokromo tersebut dinilai bagus produktifitasnya oleh pihak perusahaan. Disamping itu keberadaan pabrik pelintingan rokok tersebut dapat sedikit mengurangi pengangguran yang ada di Desa Wonokromo. 4.4. Struktur Komunitas 4.4.1. Stratifikasi Sosial