Kelompok Maju Lancar Analisis terhadap Kapasitas Kelembagaan KSM

85 jaringan. Kajian terhadap kapasitas kelembagaan KSM tersebut dilakukan dengan wawancara mendalam dan FGD.

6.2.1. Kelompok Maju Lancar

1. Tujuan dan harapan Kelompok Tujuan dan harapan dari pembentukan KSM Maju Lancar belum pernah dibicarakan secara khusus oleh para anggota KSM. Namun demikian motivasi yang mendasari para anggota untuk bergabung dalam kelompok adalah memperoleh pinjaman dari P2KP yang dipergunakan untuk menambah modal usaha yang mereka jalankan. Disamping itu, kelompok ini juga tidak mengesampingkan kehidupan keberagamaan yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Desa Wonokromo. Hal ini terlihat dalam setiap pertemuan rutin kelompok, yang selalu dilanjutkan dengan pembacaan surat- surat Al Qur’an secara bersama-sama. Pembacaan surat-surat dalam setiap pertemuan diadakan selepas Magrib merupakan rutinitas dalam acara yang bertujuan untuk mengumpulkan angsuran para anggota. Sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Wonokromo yang hampir seratus persen beragama Islam bahwa waktu selepas Magrib digunakan untuk membaca Al Qur’an, seperti halnya yang dikemukan oleh salah satu anggota KSM Maju Lancar Bpk Jwn berikut ini: “Sampun dados adatipun tiyang Wonokromo, menawi bakdo Magrib pun wajibaken ngaos Al Qur’an. Amargi kempalan meniko pun wontenaken bakdo Magrib, dados pun lajengaken kaliyan waosan Al Qur’an sesarengan. Sudah menjadi kebiasaan orang Wonokromo bahwa setiap habis sholat Magrib diwajibkan untuk membaca Al Qur’an. Karena pertemuan diadakan selepas Magrib, dilanjutkan dengan pembacaan surat-surat Al Qur’an secara bersama-sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dan harapan yang mendasari para anggota kelompok untuk bergabung dalam KSM Maju Lancar adalah memperoleh tambahan modal sekaligus melakukan ibadahritual keagamaan yang nampak dari pembacaan ayat-ayat suci Al Qur’an dalam setiap pertemuan rutin. 2. Struktur Kelompok Struktur kelompok merupakan bentuk hubungan antara individu-individu di dalam kelompok dan pengaturan peranan yang ditentukan oleh tujuan 86 kelompok yang ingin dicapai. Disamping itu, struktur kelompok ini antara lain meliputi kekuasaankepemimpinan dan adanya komunikasi antara anggota Hubeis, tanpa tahun:42. Data yang diperoleh dari lapangan menunjukkan bahwa hubungan dan komunikasi yang terjadi antara para anggota KSM Maju Lancar cukup baik dan. Hal ini terlihat dengan adanya pertemuan rutin yang diadakan secara rutin yang memungkinkan para anggota untuk saling berkomunikasi. Disamping itu kerjasama kelompok ini cukup baik, yang ditunjukkan dengan adanya upaya untuk saling tolong di antara anggota. Bila ada salah satu anggota yang belum dapat membayar angsuran pinjaman, maka anggota kelompok yang lain akan memberikan toleransi dan meminjaminya dengan uang kas kelompok. Setiap anggota juga dengan senang hati menyediakan tempat dan hidangan ala kadarnya bila tiba gilirannya untuk menyediakan tempat untuk pertemuan rutin. Kelompok Maju Lancar terdiri atas 15 orang anggota 12 laki-laki dan tiga orang perempuan yang semuanya memiliki usaha di sektor perdagangan seperti penjual material, warung bakso dan mie ayam, warung kelontong, berjualan di pasar, dagang gorengan, kios Aqua, agen LPG dan sebagainya. Pada awalnya kelompok ini terdiri atas 16 orang, namun karena satu orang tidak bisa melunasi angsuran pinjaman, maka pada periode pinjaman berikutnya tidak diperbolehkan meminjam lagi dan secara otomatis tidak menjadi anggota kelompok. Namun demikian, hubungan antara para anggota dengan salah satu anggota yang tidak dapat membayar angsuran tetap baik. Kekurangan angsuran dibayar dengan kas kelompok dan bila anggota yang tidak dapat membayar angsuran tersebut sudah dapat melunasi angsurannya, diperbolehkan bergabung dengan KSM dan mengajukan pinjaman lagi. Semua anggota mengetahui bahwa ketidakmampuan mengangsur dikarenakan kegagalan usaha dan bukan karena tidak bertanggung jawab. Kepengurusan dalam KSM Maju Lancar terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara. Dalam prakteknya, ketua bertugas mengumpulkan angsuran pinjaman dan menyetorkannya pada kantor BKM. Sekretaris bertugas mencatat keluar masuknya kas kelompok dan bendahara berfungsi sebagai kasir dan memasukkan kas kelompok ke BRI. Kepengurusan tersebut dibentuk secara musyawarah oleh para anggota. Sebagai ketua kelompok ditunjuk Bp Rt seorang sarjana yang memiliki usaha menjual material dan warung kelontong. Sementara 87 bendahara dipegang oleh Bp. Zn yang memiliki usaha kios LPG sekaligus seorang sopir di sebuah dealer LPG. Jabatan sekretaris dipegang oleh Bp. Sdn yang memiliki usaha agen tiket bus. Berikut ini penuturan Bp Jwn seorang anggota KSM Maju Lancar: Pak Rt dipun dapuk dados ketua kelompok amargi piyantunipun entengan lan wani tombok Pak Rt ditunjuk sebagai ketua kelompok karena orangnya suka menolong dan paling mampu di antara para anggota kelompok. Dari hasil observasi diketahui bahwa anggota kelompok yang ditunjuk menjadi pengurus kelompok adalah mereka yang secara ekonomi relatif lebih baik bila dibandingkan dengan anggota kelompok yang lain. Sebagai ketua, Bp Rt mempunyai usaha dagang material, sementara istrinya membuka warung kelontong. Disamping itu, rumahnya yang cukup luas disewakan untuk kos. Menurut penuturannya, sebenarnya ia tidak begitu membutuhkan tambahan modal dari P2KP, karena ia dapat meminjam modal dari saudaranya yang memiliki toko kelontong yang cukup besar. Namun karena ditunjuk menjadi ketua oleh para tetangganya, akhirnya ikut mengajukan pinjaman. Kepemimpinan yang ada dalam KSM Maju Lancar cukup efektif dan para anggota mematuhi terhadap kepemimpinan yang ada. Model kepemimpinan yang dijalankan oleh ketua kelompok cukup demokratis. Artinya, setiap pengambilan keputusan dimusyawarahkan terlebih dulu dengan para anggota. Sebagai contoh, ketika ada salah satu anggota yang mengalami kegagalan usaha dan tidak dapat membayar angsuran pinjaman, ketua memusyawarahkan dengan semua anggota untuk memecahkan masalah tersebut. 3. Manajemen Kelompok Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan da n pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan Stoner yang dikutip oleh Handoko, 1998:67. KSM Maju Lancar merupakan salah satu bentuk organisasi sederhana karena di dalamnya terdiri atas kumpulan orang yang memiliki usaha ekonomi produktif dan mempunyai tujuan tertentu, yaitu memperoleh bantuan modal dari P2KP. 88 Proses perencanaan yang ada dalam KSM Maju Lancar belum ada. Namun demikian sudah ada keinginan dari para anggota agar suatu saat dapat mandiri dan tidak tergantung pada pinjaman dari P2KP dengan modal yang berasal dari kas kelompok. Keinginan tersebut masih terbatas harapan dan belum ada perencanaan yang matang karena menunggu hingga kas kelompok menjadi banyak. Seperti halnya yang dikemukakan oleh ketua KSM Bp Rt: “Sak mangkehipun kelompok Maju Lancar pengin mandiri lan mboten gumantung kaliyan P2KP. Kas kelompok ingkang wonten dipun ampilaken dateng anggota supados berkembang. Suatu saat nanti kami ingin mandiri dan tidak tergantung dari pinjaman program P2KP. Kas kelompok yang ada dipinjamkan kepada anggota supaya berkembang Proses pengorganisasian nampak dari kegiatan yang dilakukan secara rutin yaitu pertemuan yang diadakan sebulan sekali setiap tanggal lima belas Dua hari sebelum tanggal pembayaran angsuran ke kantor BKM. Pertemuan ini bertujuan untuk mengumpulkan angsuran pinjaman dari para anggota. Waktu pertemuan diadakan dua hari menjelang angsuran dengan tujuan memberi kesempatan bagi anggota yang belum dapat membayar angsuran pada tanggal tersebut. Namun demikian pengorganisasian terhadap usaha yang dilakukan para anggota dan masing-masing anggota menjalankan usahanya secara individual. Pengarahan dan pengawasan terhadap usaha yang dijalankan anggota belum dilakukan dan masing-masing anggota masih menjalankan usahanya sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya masing-masing. Pengarahan dan pengawasan masih sulit dilakukan karena masing-masing anggota mempunyai usaha sendiri-sendiri dan tidak ada ketergantungan antara para anggota. Sementara itu peran BKM dan Fasilitator Kelurahan kurang bisa diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh ketua KSM Maju Lancar Bp. Rt: “Sedanten anggota kagungan usaha lan pedamelan piyambak, mboten woten komunikasi kangge ngrembag usaha anggota sanesipun. BKM dugi sakmeniko namung nyaluraken potangan. Faskel ugi dereng nate ngawontenaken pembinaan dumateng anggota”. Masing-masing anggota memiliki usaha dan kesibukan sendiri-sendiri sehingga tidak ada komunikasi untuk membahas usaha anggota yang lain. BKM sampai sekarang hanya menyalurkan dana pinjaman. Sementara Faskel juga belum pernah mengadakan pembinaan terhadap anggota KSM. 89 4. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan KSM Maju lancar dilaksanakan secara terbuka, Dikatakan terbuka karena cash and flow keuangan dapat diketahui oleh seluruh anggota kelompok. Catatan tentang keluar masuknya dana terdokumentasi dengan baik yang dibuat oleh sekretaris kelompok. Seluruh anggota dapat memperoleh informasi tentang posisi keuangan yang ada; debet, kredit, jumlah kekayaan kelompok secara keseluruhan. Sampai saat pengambilan data, jumlah dana kelompok mencapai lima juta rupiah. Dana tersebut berasal dari pengembalian bunga dari setiap angsuran yang dibayarkan ke BKM, sisa bunga yang dibayarkan anggota bunga yang ditentukan oleh BKM 18 persen pertahun, namun para anggota membayar 20 persen, dan bunga pinjaman dari pinjaman anggota terhadap dana kelompok yang besarnya 20 persen pertahun. Perencanaan kedepan, kekayaan kelompok yang terus bertambah tersebut akan digunakan untuk pengembangan kredit anggota. Harapan akhir dari kelompok ini memang berupaya mandiri. Pengertian mandiri disini adalah kelompok ini dapat memberikan pinjaman modal kepada anggota tanpa bergantung pada program pinjaman dari P2KP. 5. Norma Kelompok Norma dapat didefinisikan sebagai aturan-aturan berperilaku mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan Hubeis, tanpa tahun:44. Dengan demikian norma kelompok dapat berupa aturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang akan mengatur perilaku anggota yang berkaitan dengan kehidupan kelompok. Norma yang ada dalam KSM Maju Lancar belum dalam bentuk tertulis namun telah diinternalisasi dalam diri masing-masing anggota. Norma ter sebut antara lain kewajiban anggota untuk menghadiri pertemuan rutin yang dilakukan setiap satu bulan sekali, kewajiban anggota untuk mengangsur pinjaman secara tepat waktu yaitu pada saat pertemuan rutin kelompok, kewajiban anggota untuk menyediakan tempa t dan konsumsi untuk pertemuan rutin yang dilakukan secara bergilir. Sanksi terhadap pelanggaran norma yang ada belum diberlakukan secara tegas, sehingga ada beberapa anggota yang melanggar norma tersebut, seperti tidak menghadiri pertemuan rutin, tidak membayar angsuran pinjaman 90 secara tepat pada saat pertemuan kelompok, dan sebagainya. Seperti halnya yang dikemukakan oleh salah satu anggota KSM yaitu Ibu Rby berikut ini: “Wonten anggota kelompok ingkang mboten nate tindak kempalan, nanging tetep pareng ngampil kredit P2KP, padahal rumiyin wonten perjanjian bilih ingkang mboten nindaki pakempalan mboten pareng ngampil potangan”. Ada anggota yang tidak pernah datang di pertemuan, tetapi tetap boleh meminjam kredit P2KP, padahal dulu ada perjanjian bahwa yang tidak mendatangi pertemuan rutin tidak boleh mengajukan pinjaman. Begitu pula sanksi tidak diberikan secara tegas ketika ada salah satu ada anggota yang tidak dapat membayar angsuran hingga mencapai jumlah ratusan ribu rupiah dikarenakan kegagalan usaha. Seperti yang dikemukakan oleh ketua KSM Maju Lancar berikut ini: “Wonten setunggal anggota ingkang mboten saget mbayar angsuran kaping enem, jumlahipun satus seket ewu pendak wulanipun, nanging kelompok mboten saget maringi ukuman amargi mboten wonten perjanjian. Kelompok langkung ngutamakaken paseduluran, lan meniko mboten pun jarag, nanging amargi usahanipun bangkrut, ugi wonten masalah keluarga Pak Wwn. Kagem njagi supados kelompok dipun pitados dateng BKM, cicilan Pak Wwn pun bayar ngagem kas kelompok lan meniko sampun dimusyawarahaken kaliyan anggota sanesipun. Sedoyo anggota mboten rumaos dirugekaken, amargi kagem nulung tiyang ingkang mbetahaken. Ingkang baken kelompok saget ngajengaken pinjaman maleh. Ada salah satu anggota yang tidak dapat membayar angsuran sebanyak enam kali angsuran yang jumlahnya seratus lima puluh ribu tiap angsuran, namun kelompok tidak dapat memberikan sanksi apapun karena memang tidak ada perjanjian yang tegas. Kelompok lebih mengutamakan hubungan persaudaraan, toh ini bukan kesengajaan, tetapi memang usahanya yang bangkrut, selain ada masalah keluarga pada Bp Wwn anggota yang tidak dapat membayar angsuran, Untuk menjaga agar kelompok dipercaya oleh BKM, angsuran Bp Wwn dibayar dengan kas kelompok dan ini sudah dimu syawarahkan oleh anggota kelompok yang lain. semua anggota kelompok juga tidak merasa dirugikan, yang penting kelompok dapat tetap mengajukan pinjaman ke BKM lagi”. Disamping hal-hal yang telah disebutkan di atas, norma yang ada pada KSM Maju Lancar adalah bahwa persyaratan untuk menjadi anggota kelompok adalah memiliki usaha sebagaimana syarat yang diberikan BKM bagi anggota KSM yang ingin mengajukan pinjaman. Meskipun pada kenyataannya ada anggota yang tidak mempergunakan pinjaman untuk menambah modal usaha. Sebagaimana dikemukakan oleh Ibu Wlkn seorang penjual gorengan: 91 “Sakbendinten kulo ndamel gorengan lan kulo setoraken dateng warung- warung. Kulo ngampil arto dateng P2KP sampun kaping sekawan. Ampilan kintun piyambak Rp 750.000, kulo ginaaken kangge ndamel WC wonten griyo tilaran batih kulo ingkang badhe kulo kontrakaken”. Setiap hari saya membuat gorengan dan saya setorkan ke warung-warung. Saya pinjam uang ke P2KP sudah empat kali. Pinjaman terakhir sebesar Rp 750.000,- saya gunakan untuk membuat WC di rumah peninggalan suami yang akan saya kontrakkan. Kelompok juga tidak memberikan sanksi apabila yang ada anggota yang tidak menggunakan pinjaman untuk menambah modal usaha. Bagi kelompok yang terpenting adalah anggota lancar dalam membayar angsuran. Seperti yang dikemukakan ketua KSM Maju Lancar berikut ini: “Kulo mboten nate pengin mangertosi kegem menopo ampilan saking P2KP pun ginakaken, ingkang baken anggota lancar anggenipun ngangsur”. saya tidak pernah mengontrol anggota dalam menggunakan pinjaman dari P2KP, yang terpenting adalah anggota lancar dalam membayar angsuran 6. Pembelajaran Salah satu fungsi dibentuknya KSM adalah adanya proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota yang bermanfaat untuk meningkatkan usaha para anggotanya. Seperti yang dikemukakan oleh Ismawan dan Kartjono sebagaimana dikutip oleh Mubyarto, 1985:83 bahwa Kelompok Swadaya merupakan suatu wadah dari suatu proses pendidikan atau wadah bekerjanya proses saling belajar-mengajar di antara anggota yaitu proses saling asah, asih dan asuh. Proses saling asah, asih dan asuh tersebut dapat membantu permasalahan yang dihadapi para anggotanya. Dari data yang diperoleh di lapangan, proses pembelajaran tersebut belum terjadi pada KSM Maju Lancar . Belum ada komunikasi antar anggota kelompok yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan usaha masing-masing anggota. Disamping itu, peranan Fasilitator Kalurahan yang diharapkan dapat membantu mendampingi memecahkan permasalahan yang dihadapi kelompok ternyata belum terwujud. Seperti penuturan Bp. Rt ketua KSM Maju Lancar berikut ini: “Faskel nate ngaruhaken keompok Maju Lancar, nanging namung nagletaken dospundi anggota anggenipiun ngangsur, lancar menopo 92 mboten, mboten nangletaken masalah usaha anggota”. Faskel pernah mendatangi kelompok kami, tetapi hanya menanyakan bagaimana anggota mengangsur, lancar atau tidak, tidak menanyakan masalah usaha anggota”. Interaksi yang terjadi antar anggota kelompok pada setiap pertemuan belum membahas tentang usaha yang dijalankan anggota. Bagi para anggota kelompok, asal dapat membayar angsuran tepat waktu sudah merasa senang, dan tidak lagi memikirkan bagaimana cara meningkatkan usaha. Hal ini disadari para anggota bahwa untuk bertahan hidup di ja man yang penuh persaingan sekarang ini diperlukan perjuangan yang keras. Bagi mereka, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolah anak merupakan hal yang patut disyukuri, mengingat banyak tetangga mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan untuk makan dan harus bekerja kasar setiap hari. Seperti yang dituturkan oleh Bp. Jwn berikut ini: “Kulo sampun rumaos seneng menawi saget nguripi lan nyekolahaken lare-lare dugi SMA, ngelingi tanggi-tanggi kathah ingkang rekaos pados arto kangge urip sabendintenipun. Kagem ningkataten usaha awrat sanget, amargi sakmeniko sampun kathah saingan. Kulo sampun remen menawi usaha kulo saget ajeg kados sakmeniko” Saya sudah merasa senang bila dapat menghidupi dan menyekolahkan anak-anak sampai SMA, mengingat banyak para tetangga yang sulit mencari uang untuk hidup setiap harinya. Untuk meningkatkan usaha berat sekali, karena sekarang sudah banyak saingan. Saya sudah senang bila usaha saya dapat bertahan seperti sekarang ini. 7. Kerjasama dan Pengadaan Fasilitas Kelompok Sampai saat ini, KSM Maju Lancar belum pernah menjalin kerjasama dengan dengan KSM lain, Instansi Pemerintah, LSM maupun lembaga yang lain. BKM dan Faskel yang diharapkan dapat membina kemajuan usaha anggota belum berperan sebagaiman mestinya. Seperti yang dikemukakan oleh Bp Rt ketua KSM Maju Lancar berikut ini: “Menawi kulo tingali, usahanipun kulo sakrencang meniko dereng majeng- majeng, kawit riyin ngeten kemawon, padahal sampun pikantuk utangan saking P2KP. BKM lan Faskel dereng nate maringi pe mbinaan kagem kemajengan usaha anggota KSM” Kalau saya lihat, usaha saya dan kawan-kawan belum mengalami kemajuan, dari dulu begini saja, padahal sudah dapat pinjaman dari P2KP. BKM dan Faskel belum pernah memberi pembinaan untuk kemajuan usaha anggota KSM. Dari hasil wawancara dengan salah satu anggota KSM Maju Lancar, diperoleh data bahwa kerjasama antar anggota dalam menjalankan usaha juga 93 belum terjalin. Padahal, kalau dilihat dari jenis dagangan yang mereka jual, sebenarnya ada saling ketergantungan untuk memperoleh bahan baku. Misalnya, penjual gorengan atau kue membeli bahan baku di tempat anggota yang lain yang menjual bahan baku tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Bp Jwn berikut ini: “Sampun pinten-pinten wulan kulo ugi mande terigu, gendis pasir, lisah goreng lan mentego. Menawi saget anggota ingkang mande gorengan lan roti blonjo panggenan kulo, bab regi saget pun rembag sesarengan” sudah beberapa bulan saya menjual terigu, gula pasir, minyak goreng dan mentega. Kalau bisa anggota yang menjual gorengan dan roti belanja di tempat saya, soal harga dapat dibahas bersama Sampai sejauh ini KSM belum memiliki fasilitas dan sarana ataupun peralatan yang dimiliki secara bersama-sama kecuali dana kelompok yang dapat dipinjamkan kepada anggota. Hal ini dikarenakan usaha yang dilakukan anggota masih berjalan sendiri-sendiri, sehingga sarana belum diperlukan yang pada umumnya digunakan untuk melakukan usaha secara bersama-sama oleh anggota.

6.2.2. KSM Teratai