Ikhtisar PROFIL DAN KAPASITAS KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

108 Tabel.18: Hasil Analisis Permasalahan di Tingkat Individu Anggota KSM Maju Lancar dan KSM Teratai saat ini No. Kelompok Swadaya Masyarakat Permasalahan 1. KSM Maju Lancar 1. Kurangnya modal menjadi kendala utama dalam upaya meningkatkan skala usaha. 2. kemampuan manajemen usaha masih rendah. 3. Motivasi untuk meningkatkan skala usaha masih rendah 2. KSM Teratai 1. kesulitan pemasaran hasil kerajinan karena semakin banyak saingan dan rendahnya kualitas produk. 2. permodalan masih kurang baik yang berupa keterampilan maupun dana. 3. manajemen usaha masih lemah. 4. Motivasi untuk meningkatkan skala usaha masih rendah. Sumber: Hasil FGD dan wawancara mendalam dengan anggota KSM Maju Lancar dan Teratai

6.5. Ikhtisar

Bab ini membahas tentang profil KSM, kapasitas kelembagaan KSM, kekompakan KSM, dan permasalahan baik yang dihadapi tingkat kelompok maupun permasalahan di tingkat individu anggota KSM. Pembahasan tentang profil KSM bertujuan untuk mengetahui gambaran KSM yang ada di Desa Wonokromo. Analisis terhadap kapasitas kelembagaan KSM bertujuan untuk mengetahui tentang kapasitas kelembagaan KSM yang menjadi subjek kajian. Analisis terhadap kekompakan kelompok dilakukan untuk mengetahui mana yang lebih kompak dari kedua KSM yang menjadi subjek kajian. Analisis terhadap permasalahan ditingkat kelompok dan tingkat individu perlu dilakukan untuk memberi masukan bagi penyusunan program pengembangan kapasitas KSM. Analisis terhadap kapasitas kelembagaan meliputi delapan aspek, yaitu tujuan dan harapan kelompok, struktur kelompok, norma kelompok, manajemen kelompok, manajemen keuangan, kerjasamajejaring, dan pengadaan fasilitassarana kelompok. Sementara analisis terhadap kekompakan kelompok meliputi kepemimpinan, keanggotaan, nilai dari tujuan kelompok, homogenitas kelompok, integrasi, kerjasama dan besar kelompok. 109 Analisis terhadap permasalahan ditingkat kelompok dari kedua KSM adalah sebagai berikut: 1 tujuan dan harapan kedua KSM masih terbatas pada keinginan untuk memperoleh pinjaman P2KP, 2 kepemimpinan yang ada di KSM teratai cenderung otoriter, 3 kedua KSM belum memiliki norma tertulis dan belum ada sanksi yang tegas pada KSM Maju Lancar, 4 kedua KSM belum ada kerjasama antar anggota ataupun kerjasama dengan KSMlembaga lain, 5 belum ada proses pembelajaran pada kedua KSM, 6 pengelolaan dana kelompok pada KSM Teratai belum optimal. Analisis permasalahan di tingkat individu kedua KSM meliputi: 1 kemampuan manajemen usaha anggota kedua KSM masih lemah, 2 motivasi untuk meningkatka usaha pada anggota kedua KSM masih lemah, 3 masalah permodalan menjadi kendala utama bagi anggota kedua KSM untuk meningkatkan skala usaha, dan 4 sebagian besar anggota KSM Teratai mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil kerajinan yang dikarenakan rendahnya kualitas produksi dan semakin banyaknya saingan dan keterampilan yang dimiliki masih terbatas pada satu jenis kerajinan. 110

BAB VII PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KSM

7.1. Latar Belakang Penyusunan Program Pengembangan Kapasitas kelembagaan KSM

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang menjadi subjek kajian ini belum berfungsi seperti yang diharapkan dalam meningkatkan usaha ekonomi produktif para anggotanya. Hal ini dikarenakan fungsi KSM masih sekedar sebagai sarana untuk memperoleh pinjaman dari P2KP Proyek Penanggulangan Kemisikinan Perkotaan. Disamping itu, para anggota juga belum menyadari akan potensi KSM yang mereka bentuk, kecuali sebagai sarana untuk dapat menambah modal usaha. Secara konseptual KSM memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sarana untuk menjalin kerjasama baik dengan sesama anggota KSM maupun dengan KSM lain, kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah, dan menumbuhkan keswadayaan dalam pengadaan modal usaha. Bila fungsi KSM tersebut dapat berjalan, maka diharapkan dapat membantu me ningkatkan usaha para anggota yang tergabung di dalamnya. Namun pada kenyataannya, KSM belum berfungsi seperti yang diharapkan Menurut Ismawan dan Kartjono dalam Mubyarto, 1985:7 KSM yang mandiri adalah kelompok yang memiliki kemampuan-kemampuan: 1 me ngetahui masalah yang dihadapi, 2 mengetahui potensi yang dimiliki, 3 mengetahui kekuatan dan kelemahan kelompok, 4 mampu memecahkan masalah, 5 mampu menangkap kesempatan, 6 melakukan proses pendidikanketerampilan melalui kelompok, 7 melakukan pemupukan modal swadaya, 8 melakukan usaha produktif, dan 9 mampu mengelola proyek stimulan. Kemandirian KSM dapat dicapai antara lain melalui program pengembangan kapasitas kelembagaan KSM yang melibatkan berbagai pihak seperti anggota KSM, fasilitator, para pengurus BKM, lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah serta sektor swasta. Tanpa keterlibatan mereka pengembangan kapasitas