KSM Teratai Analisis terhadap Kapasitas Kelembagaan KSM

93 belum terjalin. Padahal, kalau dilihat dari jenis dagangan yang mereka jual, sebenarnya ada saling ketergantungan untuk memperoleh bahan baku. Misalnya, penjual gorengan atau kue membeli bahan baku di tempat anggota yang lain yang menjual bahan baku tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Bp Jwn berikut ini: “Sampun pinten-pinten wulan kulo ugi mande terigu, gendis pasir, lisah goreng lan mentego. Menawi saget anggota ingkang mande gorengan lan roti blonjo panggenan kulo, bab regi saget pun rembag sesarengan” sudah beberapa bulan saya menjual terigu, gula pasir, minyak goreng dan mentega. Kalau bisa anggota yang menjual gorengan dan roti belanja di tempat saya, soal harga dapat dibahas bersama Sampai sejauh ini KSM belum memiliki fasilitas dan sarana ataupun peralatan yang dimiliki secara bersama-sama kecuali dana kelompok yang dapat dipinjamkan kepada anggota. Hal ini dikarenakan usaha yang dilakukan anggota masih berjalan sendiri-sendiri, sehingga sarana belum diperlukan yang pada umumnya digunakan untuk melakukan usaha secara bersama-sama oleh anggota.

6.2.2. KSM Teratai

Berikut ini akan diuraikan analisis terhadap kapasitas kelembagaan KSM Teratai yang dipandang dari aspek: 1 tujuan dan harapan kelompok, 2 struktur kelompok, 3 manajemen kelompok, 4 manajemen keuangan, 5 norma kelompok, 6 proses pembelajaran, 7 kerjasama dan pengadaan fasilitassarana kelompok. Data ini diperoleh melalui wawancara mendalam dan FGD. 1. Tujuan dan Harapan Kelompok KSM Teratai belum memiliki tujuan dan harapan kelompok, kecuali memperoleh pinjaman dari P2KP. Disamping itu kelompok juga belum pernah mengadakan pertemuan rutin ataupun ataupun pertemuan khusus untuk membahas tentang tujuan dan harapan kelompok. Para anggota juga belum menyadari pentingnya tujuan dan kelompok, karena usaha yang mereka jalankan selama ini berjalan sendiri-sendiri tanpa ada ketergantungan antara anggota kelompok. Namun demikian dari data yang diperoleh motivasi utama 94 dari para anggota untuk bergabung dalam kelompok adalah memperoleh pinjaman dari P2KP. 2. Struktur Kelompok Sebagaimana telah disebutkan bahwa struktur kelompok merupakan bentuk hubungan antara individu-individu di dalam kelompok dan pengaturan peranan yang ditentukan oleh tujuan kelompok yang ingin dicapai Hubeis, tanpa tahun:46. Struktur kelompok ini antara lain meliputi kekuasaankepemimpinan dan adanya komunikasi antara anggota. Dari data yang diperoleh di lapangan diketahui bahwa hubungan antara anggota bersifat kekerabatan karena mereka tinggal dalam satu RT dan sering bertemu dalam berbagai pertemuan seperti pengajian, Dasa Wisma dan sebagainya. Namun demikian, pengambilan keputusan masih didominasi oleh ketua kelompok. Misalnya dalam memberikan sanksi terhadap anggota yang terlalu sering terlambat membayar angsuran.Tanpa mengadakan musyawarah dengan anggota yang lain, ketua kelompok dengan leluasa mengeluarkan anggota yang tidak tepat waktu dalam membayar angsuran. Namun demikian ketegasan ketua kelompok ini cukup efektif dalam membentuk kedisiplinan anggota-anggota yang lain, sehingga mereka tidak berani terlambat membayar angsuran. Dengan demikian KSM Teratai belum pe rnah terlambat membayar angsuran ke BKM sehingga mempunyai kredibilitas yang baik di mata BKM. Seperti yang dikemukakan oleh ketua KSM Teratai berikut ini: “Menawi kulo, engkang baken anggota saget mbayar cicilan sesuai kaliyan wekdal ingkang sampun dimufakataken, amargi kulo tanggung jawab kaliyan BKM. Kulo mboten pengin dipun biji awon kaliyan BKM. Menawi wonten anggota ingkang mbeler anggenipun ngangsur, kulo oyak-oyak, lan menawi sampun lunas cicilanipun kulo dalaken saking kelompok, mboten angsal ngajengaken potangan malih. Kulo mendel mawon, sinaoso tiyang meniko sengit kaliyan kulo. Meniko kagem kesaenan kelompok, supados anggota sanesipun mboten pun rugikaken, amargi kedah nalangi riyin ngagem kas kelompok. Bagi saya yang terpenting adalah anggota kelompok membayar angsuran sesuai dengan waktu yang telah disepakati, karena sebagai ketua kelompok saya bertanggung jawab kepada BKM. Saya tidak ingin kelompok ini mendapat penilaian buruk di mata BKM. Sehingga ketika ada anggota yang sampai terlambat membayar angsuran, saya kejar-kejar dan begitu selesai angsurannya langung saya keluarkan dari kelompok dan tidak boleh meminjam lagi. Saya diam saja meskipun orang tersebut kemudian membenci saya. Ini saya lakukan demi kebaikan kelompok, 95 agar anggota yang lain tidak dirugikan, karena harus meminjami dulu dengan kas kelompok Komunikasi antar anggota belum terjalin secara baik dan intensif karena mereka tidak pernah mengadakan pertemuan rutin. Meskipun para anggota kelompok sering bertemu dalam kegiatan yang dilakukan pada tingkat RT seperti pertemuan Dasa Wisma dan Pengajian rutin tiap Minggu Pahing, belum terjadi komunikasi yang khusus membahas mengenai KSM yang sudah dibentuk sejak empat tahun yang lalu. Ketua kelompok dipegang oleh Bu Hwtn yang ditunjuk secara spontan oleh para anggota. Alasan mereka adalah Ibu Hswtn yang juga ketua kelompok Dasa Wisma ini orangnya sudah biasa memimpin, aktif di masyarakat dan ramah kepada siapa saja. Tugas ketua adalah mengumpulkan angsuran anggota dan menyerahkannya ke kantor BKM. Sekretaris dipegang oleh Ibu Tuti yang memiliki usaha kerajinan peci rajut dan kue kering. Ibu Tuti ini juga cukup aktif di perkumpulan Dasa Wisma. Tugas sekretaris adalah mencatat keluar masuknya kas kelompok sekaligus memegang dana kelompok. Sementara bendahara dipegang oleh Ibu Siti Warsiyah, dan sampai saat ini belum memiliki tugas apapun. Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa kondisi ekonomi ketua kelompok paling baik. Suaminya seorang anggota polri dan memiliki usaha pembuatan batu-bata yang cukup berhasil. 3. Manajemen Kelompok Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan Stoner yang dikutip oleh Handoko, 1998:78. Proses manajemen kelompok belum terjadi dalam KSM Teratai mengingat aktifitas tiap anggota dalam melakukan kegiatan usaha masih sendiri- sendiri dan belum ada pertemuan rutin kelompok. Proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap usaha para anggota juga belum ada dalam KSM Teratai. 96 4. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan secara sederhana sudah terlihat dalam KSM Teratai yang lebih banyak dilakukan oleh sekretaris kelompok. Manajemen keuangan tersebut terlihat dari adanya pembukuan keluar masuknya dana kelompok. Sekarang ini dana kelompok sudah terkumpul sebesar enam ratus dua puluh lima ribu rupiah. Dana tersebut berasal dari pengembalian bunga setiap kali membayar angsuran ke BKM dan pembulatan bunga yang dibayarkan dari para anggota seharusnya bunga yang dibayarkan 18 persen pertahun lalu dibulatkan menjadi 20 persen. Dana kelompok tersebut disimpan oleh sekretaris kelompok dan sebagai persiapan untuk pengeluaran yang berkaitan dengan kepentingan kelompok seperti biaya pembuatan proposal dan menjamu petugas UPK pada saat melakukan pencairan dana pinjaman. Sampai sejauh ini dana kelompok tersebut belum dipinjamkan kepada anggota kelompok mengingat jumlahnya yang masih sedikit. Dari pengakuan sekretaris kelompok, tidak setiap anggota mengetahui berapa jumlah dana yang dimiliki kelompok, karena mereka seperti tidak ingin tahu dan mempercayakan pengelolaan dana tersebut pada ketua dan sekretaris. 5. Norma Kelompok Norma kelompok yang ada pada KSM Teratai masih sederhana sekali yaitu mengharuskan setiap anggotanya untuk membayar angsuran secara tepat waktu sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan. Meskipun aturan tersebut tidak dinyatakan secara tertulis, namun sangat dipatuhi oleh para anggotanya. Hal ini disebabkan oleh ketegasan ketua kelompok dalam menerapkan sanksi dengan tidak mengikutkan anggota kelompok yang terlambat dalam membayar angsuran dalam periode pinjaman berikutnya. 6. Pembelajaran Proses pembelajaran yang diharapkan terjadi dalam kelompok ternyata belum terjadi pada KSM Teratai. Keterampilan yang mereka miliki seperti membuat peci rajut mereka peroleh dari saudara atau tetangga terdekat dan bukan melalui kelompok. Seperti yang di tuturkan oleh Ibu Ttk, sekeretaris KSM Teratai berikut ini: 97 “Kulo pikantuk keterampilan ndamel peci rajut saking sederek kulo piyambak, sanes saking anggota kelompok Teratai sanesipun. Menawi badhe bakdo, kulo ndamel kue kering ngantos setunggal kwintal. Kulo saget ndamel kue kering saking majalah”. Saya mendapat keterampilan membuat peci rajut dari saudara saya, bukan dari anggota kelompok Teratai yang lain. Kalau menjelang lebaran saya membuat kue kering hingga satu kwintal. Saya bisa membuat kue kering karena membaca dari majalah. Namun demikian, dari FGD yang dilakukan dengan KSM Teratai sebagian besar anggota kelompok menginginkan tambahan keterampilan yang lain, mengingat kesulitan pemasaran dari produk yang mereka hasilkan. Sebagai contoh apa yang dikemukakan oleh Ibu St yang memiliki usaha kerajinan peci rajut: “Peci namung pajeng menawi badhe poso, bakdo lan bakdo besar. Sanesipun wulan meniko sepi pesenan. Kulo pengin keterampilan ingkang saget ndamel dagangan ingkang saget pajeng terus” Peci hanya laku bila menjelang puasa, hari raya dan hari raya kurban. Selain bulan- bulan tersebut pesanan sepi. Saya ingin keterampilan yang bisa membuat dagangan yang bisa laku terus. 7. Kerjasama dan pengadaan saranafasilitas kelompok Kerjasama yang terjadi pada KSM teratai baru terbatas pada anggota yang memiliki jenis usaha yang sama yaitu anggota yang memiliki usaha membuat peci rajut. Bila ada salah satu anggota mempunyai kelebihan pesanan yang tidak dapat dikerjakannya sendiri, maka ia akan melimpahka n pesanan tersebut pada anggota kelompok yang lain. KSM Teratai belum pernah menjalin kerjasama dengan kelompok lain ataupun lembaga yang lain. KSM Teratai belum memiliki sarana atau fasilitas yang dapat digunakan bersama -sama, kecuali kas kelompok yang berjumlah enam ratus ribu rupiah. Hal ini dikarenakan usaha yang mereka jalankan masih bersifat individual, sehingga belum memerlukan fasilitas yang dapat digunakan secara bersama - sama. Hasil analisis terhadap kapasitas kelembagaan kedua KSM dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 98 Tabel.13: Kondisi Saat ini Kapasitas Kelembagaan KSM Maju Lancar dan KSM Teratai NO. ASPEK KAPASITAS KELEMBAGAAN KSM MAJU LANCAR KSM TERATAI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tujuan dan harapan kelompok Struktur kelompok Manajemen kelompok Manajemen keuangan Norma kelompok Pembelajaran Kerjasamajejaring Pengadaan fasilitassarana kelompok Memperoleh pinjaman dari P2KP Hubungan dan komunikasi antar anggota cukup intensif karena ada pertemuan rutin kelompok Kepemimpinan cukup demokratis Peran pengurus kelompok sudah ada Belum ada perencanaan, peng- arahan dan pengawasan terhadap usaha para anggota Bentuk pengorganisasian nampak dalam penyelenggaraan pertemuan rutin Manajemen keuangan sudah ada dan dilaksanakan secara transparan Danakas kelompok dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan modal usaha Norma tidak tertulis Norma kelompok meliputi kewajiban anggota menghadiri pertemuan rutin, mengangsur pinjaman dengan tepat, dan menyediakan tempat dan konsumsi bagi penyelenggaraan pertemuan rutin, dan syarat untuk menjadi anggota kelompok adalah memiliki usaha. Sanksi belum diberlakukan secara tegas. Belum ada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota. Belum ada kerjasama antar anggota dalam meningkatkan usaha. Belum ada kerjasamajejaring dengan KSMlembaga lain. Belum memiliki fasilitassarana kelompok Memperoleh pinjaman dari P2KP Hubungan dan komunikasi kelompok kurang baik karena belum ada pertemuan rutin Kepemimpinan cenderung otoriter Peran pengurus kelompok belum ada Belum ada perencanaan, peng- organisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha para anggota Manajemen keuangan belum ada Danakas kelompok disimpan oleh pengurus kelompok Norma tidak tertulis Norma kelompok meliputi kewajiban anggota membayar angsuran tepat waktu, anggota kelompok harus memiliki usaha Sanksi diberlakukan dengan tegas mengeluarkan anggota yang tidak membayar angs uran tepat waktu Belum ada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota. Belum ada kerjasama antar anggota dalam meningkatkan usaha. Belum ada kerjasamajejaring dengan KSMlembaga lain. Belum memiliki fasilitassarana kelompok Sumber: Wawancara mendalam dengan pengurus KSM dan FGD dengan KSM Maju Lancar dan Teratai Hasil analisis terhadap kapasitas kelembagaan kedua KSM menunjukkan bahwa kedua KSM memiliki sejumlah permasalahan jika ditinjau dari delapan aspek. Setelah kedua KSM mengimplementasikan program pengembangan kapasitas KSM yang disusun dalam kajian ini, diharapkan kedua KSM dapat berfungsi optimal dan tidak lagi hanya berfungsi sebagai sarana untuk 99 memperoleh pinjaman. Sehingga pemberdayaan melalui kelompok akan terjadi. Kondisi kapasitas kelembagaan kedua KSM setelah melaksanakan program pengembangan kapasitas kelembagaan KSM dapat dilihat tabel berikut ini: Tabel. 14: Kondisi Kapasitas Kelembagaan KSM Maju Lancar dan KSM Teratai yang diharapkan setelah Pelaksanaan Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan SM NO. ASPEK KAPASITAS KELEMBAGAAN KSM MAJU LANCAR KSM TERATAI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tujuan dan harapan kelompok Struktur kelompok Manajemen kelompok Manajemen keuangan Norma kelompok Pembelajaran Kerjasamajejaring Pengadaan fasilitassarana kelompok • Tujuan dan harapan kelompok tidak hanya memperoleh pinjaman P2KP, tetapi lebih luas lagi, yang muncul dari kebutuhan dan kepentingan anggota kelompok • Hubungan dan komunikasi antar anggota cukup intensif karena ada pertemuan rutin kelompok. • Kepemimpinan cukup demokratis dan dipatuhi oleh para anggotanya. • Peran pengurus kelompok berfungsi secara optimal • Sudah ada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha para anggota • Manajemen keuangan di- laksanakan secara transparan. • Kelompok memiliki dana yang dikelola untuk kepentingan para anggota. • Kelompok dapat mandiri dalam menyediakan modal usaha bagi para anggotanya • Kelompok memiliki norma tertulis, termasuk sanksi tertulis jika ada anggota kelompok yang melanggar. • Setiap anggota kelompok mematuhi norma kelompok. • Terjadi proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para anggota kelompok. • Terjalin kerjasama antar anggota dalam upaya meningkatkan usaha. • Terjalin kerjasama dengan KSMlembaga lain. Kelompok memiliki fasilitas sarana yang dapat digunakan untuk peningkatan usaha. • Tujuan dan harapan kelompok tidak hanya memperoleh pinjaman P2KP, tetapi lebih luas lagi, yang muncul dari kebutuhan dan kepentingan anggota kelompok • Hubungan dan komunikasi antar anggota cukup intensif karena ada pertemuan rutin kelompok. • Kepemimpinan cukup demokratis dan dipatuhi oelh para anggotanya. • Peran pengurus kelompok berfungsi secara optimal • Sudah ada perencanaan, peng- organisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha para anggota • Manajemen keuangan di- laksanakan secara transparan. • Kelompok memiliki dana yang dikelola untuk kepentingan para anggota. • Kelompok dapat mandiri dalam menyediakan modal usaha bagi para anggotanya • Kelompok memiliki norma tertulis, termasuk sanksi tertulis jika ada anggota kelompok yang melanggar. • Setiap anggota kelompok mematuhi norma kelompok. • Terjadi proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para anggota kelompok. • Terjalin kerjasama antar anggota dalam upaya meningkatkan usaha. • Terjalin kerjasama dengan KSMlembaga lain. Kelompok memiliki fasilitas sarana yang dapat digunakan untuk peningkatan usaha. 100

6.3. Analisis terhadap Kekompakan Kelompok