Indikator Kemiskinan Penyebab Kemiskinan

10 alamiah disebabkan rendahnya sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sementara kemiskinan struktural disebabkan oleh tatanan kelembagaan yang meliputi organisasi dan pranata yang ada dan berkembang di masyarakat.

2.1.2. Indikator Kemiskinan

Hasil penelitian Iskandar 1993:48 menunjukkan bahwa ciri-ciri rumah tangga miskin adalah mempunyai anggota rumah tangga banyak, tingkat pendidikan kepala rumah tangga maupun anggotanya rendah, sering berubah pekerjaan, sebagian besar mereka yang telah bekerja masih mau menerima tambahan pekerjaan bila ditawarkan, dan sebagian sumber pendapatan utamanya adalah dari sektor pertanian. Bila dilihat dari pola pengeluaran rumah tangga, ternyata sebagian besar pengeluaran rumah tangga miskin adalah untuk makanan, dan bila ditelaah lebih jauh, persentase pengeluaran untuk kebutuhan karbohidrat lebih besar dibanding dengan persentase pengeluaran untunk protein. Di samping itu, penelitian ini juga menemukan bahwa kondisi tempat tinggal rumah tangga miskin masih memprihatinkan terutama dalam hal penyediaan air bersih dan listrik untuk penerangan. Sementara itu Sajogyo sebagaimana dikutip oleh Rusli et al, 2004:46 menggunakan tingkat pengeluaran setar a beras dalam menetapkan garis kemiskinan. Orang dikatakan miskin sekali jika tingkat pengeluaran perkapita pertahun setara kurang dari 240 kg beras bagi penduduk pedesaan dan 360 kg beras bagi penduduk perkotaan. Sedangkan jika pengeluaran kurang dari 180 kg beras bagi penduduk pedesaan dan 270 kg beras bagi penduduk perkotaan, maka dikatakan sebagai golongan penduduk paling miskin. Pendapat Sajogya tentang ciri-ciri orang miskin didasarkan pada pengeluaran individu tiap tahun yang dikonversikan dengan jumlah kilogram beras. Sementara hasil penelitian Iskandar menunjukkan bahwa ciri-ciri kemiskinan dapat dilihat dari perspektif yang lebih luas dan melihatnya dari berbagai aspek seperti jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, jenis dan karakter perkerjaan dan proporsijenis pengeluaran.

2.1.3. Penyebab Kemiskinan

Untuk memahami penyebab masalah kemiskinan di Indonesia, ada dua macam paradigma yang dapat digunakan yaitu pertama, teori neo liberal dan 11 teori demokrasi sosial. Para pendukung teori neo liberal mengatakan bahwa penyebab kemiskinan adalah kelemahan dan pilihan-pilihan individu, lemahnya pengaturan pendapatan, lemahnya kepribadian sikap pasrah, rendahnya tingkat pendidikan, malas. Sementara itu para pendukung teori demokrasi sosial mengata kan bahwa kemiskinan disebabkan oleh adanya ketimpangan struktur ekonomi dan politik serta ketidakadilan sosial Suharto, 2005:88. Merujuk kondisi kemiskinan di negara maju, Zastrow 2000:138 mengidentifikasikan bahwa kemiskinan disebabkan oleh berbagai hal, yaitu tingginya pengangguran, rendahnya kesehatan fisik, cacat fisik, masalah emosional, mahalnya biaya medis, kecanduan alkohol, pemakaian obat-obatan terlarang, besarnya jumlah anggota keluarga, penempatan kerja yang tidak sesuaiberlawanan dengan penggunaan mesin, kurangnya ketrampilan, rendahnya tingkat pendidikan, wanita sebagai kepala keluarga dengan anak kecil, rendahnya biaya hidup, diskriminasi ras, bekas narapidana, tinggal di daerah yang tidak membutuhkan pekerjaan, perceraian, kematian pasangan hidup, perjudian, rendahnya upah kerja, retardasi mental dan memasuki usia pensiun. Dawam Raharjo sebagaimana dikutip oleh Jamasy 2004:37 menyebutkan bahwa ada tujuh faktor penyebab kemiskinan yang terkait satu sama lain. Faktor -faktor tersebut adalah: 1 kecilnya kesempatan kerja sehingga masyarakat tidak memiliki penghasilan tetap; 2 upahgaji di bawah standar minimum, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar; 3 produktivitas kerja yang rendah; 4 ketiadaan aset, misalnya lahan untuk bertani dan modal untuk melakukan usaha; 5 diskriminasi dalam jenis kelamin dan kelas sosial; 6 tekanan harga, misalnya karena mekanisme permintaan dan penawaran bebas; dan 7 penjualan tanah yang berpotensi untuk masa depan keluarga. Pendapat tersebut lebih menekankan pada kemiskinan struktural. Menurut Tansey dan Ziegley sebagaimana dikutip oleh Suharto et al, 2003:8, kemiskinan mempunyai tiga penyebab, yaitu: 1. Human capital deficiencis, yaitu deefisiensi modal manusia yang berati rendahnya kualita s sumber daya manusia, seperti rendahnya 12 pengetahuan dan ketrampilan sehingga menyebabkan mendapatkan pekerjaan yang rendah pendapatannya dan rendahnya daya beli; 2. Insufficient demand for labor, yaitu rendahnya permintaan akan tenaga kerja sehingga meningkatkan pengangguran. Pengangguran menyebabkan orang tidak memiliki pendapatan, daya beli rendah dan akhirnya tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar; 3. Discrimination, yaitu adanya perlakuan yang berbeda terhadap golongan tertentu terutama dalam aksesibilitas terhadap sumber daya dan adanya dominasi pihak tertentu terhadap sumber daya tersebut. Sementara itu BKPK Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Lembaga Penelitian SMERU mengidentifikasikan penyebab kemiskinan sebagai berikut: 1 Keterbatasan pendapatan, modal dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar, 2 Kerentanan dan ketidakmampuan menghadapi goncangan-goncangan misal: krisis ekonomi, kehilangan pekerjaan, kegagalan panen, banjir atau kekeringan, bencana alam, kekerasan dalam rumah tangga, musibah, dsb, 3 Tidak adanya suara yang mewakili dan terpuruk dalam ketidakberdayaan di dalam institusi negara dan masyarakat karena tidak adanya kepastian hukum, tidak ada perlindungan dari kejahatan, kesewenang -wenangan aparat, ancaman dan intimidasi, kebijakan publik yang tidak peka dan tidak mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan rendahnya posisi tawar masyarakat miskin Suharto et al, 2003:9. Di samping hal-hal di atas, kemiskinan juga disebabkan oleh ketidakmampuan individu karena faktor-faktor yang tidak diinginkannya. Hemmer, Spicker dan Weissberg sebagaimana dikutip oleh Dharmawan 2000:6 mengatakan bahwa kemiskinan dialami oleh : 1 orang yang mengalami cacat mental, 2 orang dengan cacat fisik, 3 orang yang mengalami penyakit menahun, 4 manusia usia lanjut yang tidak produktif, 5 orang yang tinggal di daerah miskin, 6 orang yang tidak memiliki pekerjaan, 7 orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, 8 petani dengan lahan garapan yang sempit, 9 petani buruh, dan 10 orang yang bekerja di sektor informal dengan pendapatan pas-pasan. 13 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rendahnya etos kerja, rendahnya pendidikan dan sumber daya manusia, masalah emosional, lemahnya kepribadian malas, sikap pasrah, ketidakmampuan individu karena faktor-faktor di luar keinginannya, ketimpangan struktur sosial dan politik, ketidakadilan sosial, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada masyarakat miskin, krisis ekonomi, diskriminasi rassosialjenis kelamin, kecilnya kesempatan kerja, upahgaji di bawah standar minimum, bencana alam, kegagalan panen, tidak adanya suara yang mewakili dan membela masyarakat miskin, ancaman atau intimidasi dan sebagainya.

2.1.4. Upaya Mengatasi Kemiskinan