d. Menentukan waktu pengerjaan soal
e. Menentukan komposisi atau jenjang
f. Membuat kisi-kisi soal
g. Menulis petunjuk pengerjaan soal, bentuk lembar jawaban, kunci jawaban
dan penentuan skor. h.
Menulis butir soal i.
Mengujicobakan instrument j.
Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal.
k. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang dilakukan.
3. Analisis Instrumen
a. Taraf Kesukaran Butir Soal
1. Taraf kesukaran untuk soal pilihan ganda Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalalu sukar. Soal yang terlalu sukar membuat peserta didik sulit berkembang dan putus asa mengerjakannya. Sebaliknya soal yang
terlalu mudah akan dianggap enteng dan peserta didik tidak akan bersemangat mengerjakannya lagi karena merasa sudah menguasai di
luar batas. Besarnya taraf kesukaran adalah mulai dari 0 sampai dengan 1. Suatu soal dengan indeks atau taraf kesukaran 0 berarti soal
tersebut sukar dan indeks kesukaran 1 berarti soal tersebut mudah. Semakin kecil taraf kesukaran berarti soal semakin sulit demikian juga
sebaliknya semakin besar taraf kesukaran berarti soal semakin mudah.
Untuk menentukan taraf kesukaran soal pilihan ganda digunakan rumus sebagai berikut:
JS B
P =
, dimana:
P = indeks kesukaran B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu bengan benar
JS = jumlah seluruh peserta tes Klasifikasi taraf kesukaran untuk soal pilihan ganda yang
digunakan adalah sebagai berikut: 1.
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 2.
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang 3.
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Arikunto, Suharsimi. 2001:207
2. Taraf kesukaran untuk soal uraian Perhitungan tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah dengan
menghitung berapa persen peserta tes yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus. Batas lulus yang dimaksud adalah setengah
dari skor maksimal dari masing-masing butir. Klasifikasi tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah sebagai berikut:
1. Jika jumlah peserta tes yang gagal mencapai 27, termasuk gagal.
2. Jika jumlah peserta tes yang gagal antara 28 sampai dengan 72,
termasuk sedang. 3.
Jika jumlah peserta tes yang gagal 72 ke atas, termasuk sukar. Arifin, Zainal. 1991:135