Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu rata-rata prestasi belajar kelompok
eksperimen = 65,35 dan rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol = 58,58; diperoleh t
hitung
= 2,433. Dengan kriteria uji satu pihak adalah terima Ho jika
α -
1
t t
. Untuk α = 5 dan dk =
2 n
n
2 1
− +
= 71 diperoleh 668
, 1
t t
95 ,
- 1
= =
α
. Karena t
hitung
t
tabel
maka disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar peserta didik yang dikenakan model pembelajaran kooperatif
dengan metode penemuan berbantuan LKS lebih tinggi dari pada pembelajaran konvensional menggunakan metode ekspositori. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 40. Dari hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata tersebut, rata-rata
prestasi belajar kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif dengan metode penemuan berbantuan LKS efektif diterapkan pada pembelajaran matematika sub materi pokok trigonometri kelas X SMA N 8
Semarang.
B. Pembahasan
Berdasarkan data pada analisis awal yaitu nilai matematika pada LHBS semester I kelas X SMA 8 Semarang untuk kelompok eksperimen X-F dan
kelompok kontrol X-I, menunjukkan bahwa data masing-masing kelompok berdistribusi normal dan kedua kelompok merupakan bagian dari populasi
mempunyai varians yang sama homogen. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa sampel mempunyai kondisi awal yang sama. Sehingga untuk menentukan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling karena tidak terdapat kelas unggulan dan sumber belajar yang digunakan sama. Sedangkan untuk
melakukan uji coba soal dilakukan pada kelas X H SMA N 8 Semarang, dengan alasan kelas tersebut sudah selesai mempelajari materi trigonometri lebih dulu.
Dalam pelaksanaan penelitian, waktu pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama yaitu 10 jam pelajaran. Untuk 8 jam
pelajaran digunakan untuk pembelajaran dan 2 jam pelajaran digunakan untuk evaluasi pembelajaran. Selain itu, kedua kelompok diberikan materi dengan
materi pokok yang sama serta urutan materinya juga sama, yaitu trigonometri dengan sub materi pokok nilai perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
siku, nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut khusus, nilai perbandingan trigonometri sudut di berbagai kuadran, rumus perbandingan trigonometri sudut-
sudut di semua kuadran dan aturan trigonometri pada segitiga dan metode pembelajaran yang sama yaitu metode penemuan, ceramah, tanya jawab, diskusi,
dan drill. Jadi perlakuan yang berbeda hanya terletak pada model dan media pembelajaran yang digunakan. Pada kelas eksperimen diberikan model
pembelajaran kooperatif dan media LKS, sedangkan kelas kontrol diberikan model pembelajaran konvensional dan media papan tulis.
Kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan berbantuan LKS
sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional menggunakan metode ekspositori. Berdasarkan data pada analisis
akhir yaitu prestasi belajar peserta didik kelas X SMA Negeri 8 Semarang pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa data masing-