sama. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah nilai matematika pada LHBS Laporan Hasil Belajar Siswa kelas X semester 1.
a. Uji Normalitas
Data awal yang diperoleh dengan dokumentasi ini diuji normalitasnya dengan hopotesis sebagai berikut:
H = Data berdistribusi normal
H
1
= Data tidak berdistribusi normal Suatu sampel acak berukuran n telah diambil dengan rata-rata = x
dan simpangan baku = S, maka kurva normal yang cocok atau sesuai dengan data tersebut untuk keperluan ini data harus disusun dalam daftar
distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah kelas interval ialah:
2 2
1
S x
x -
.e 2
π S
n y
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛ −
=
Untuk keperluan pengujian, kita harus menghitung frekuensi teoritik E
i
dan mengetahui frekuensi nyata atau hasil pengamatan O
i
. Frekuensi O
i
jelas didapat dari sampel, masing-masing menyatakan frekuensi dalam tiap kelas interval. Harga E
i
, frekuensi teoritik, didapat dari hasil kali antara n dengan peluang atau luas dibawah kurva normal untuk interval
yang bersangkutan. Selanjutnya statistik χ
2
dihitung dengan
Rumus:
∑
=
− =
k 1
i i
2 i
i 2
E E
O χ
dan untuk menentukan kriteria pengujian digunakan distribusi chikuadrat dengan
3 -
k dk
= dan taraf
α. Kriteria yang digunakan adalah H diterima jika
χ
2
χ
2 tabel
. Sudjana, 2002:291
Hasil perhitungan uji normalitas data awal adalah sebagai berikut: a
Untuk kelompok eksperimen Dari hasil perhitungan diperoleh
2
χ = 0,661. Sedangkan pada tabel nilai
2
χ
tabel
= 7,81 dengan dk = 3 dan taraf nyata α = 0,05. Karena
2
χ
2
χ
tabel
maka berada pada daerah penerimaan Ho, berarti data berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 33. b
Untuk kelompok kontrol Dari hasil perhitungan diperoleh
2
χ = 2,72. Sedangkan pada tabel nilai
2
χ
tabel
= 7,81 dengan dk = 3 dan taraf nyata α = 0,05. Karena
2
χ
2
χ
tabel
maka berada pada daerah penerimaan Ho, berarti data berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 34.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan
dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: H
: sampel homogen H
1
: sampel tidak homogen Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai
berikut: F
hitung
= terkecil
varians terbesar
varians
Sudjana, 2002: 250
Kemudian dari perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan F
tabel
dengan α = 5 dengan dk pembilang = banyaknya data dengan varians
terbesar dikurangi dengan satu dan dk penyebut = banyaknya data dengan varians yang terkecil dikurangi satu. Jika F
hitung
F
tabel
maka H diterima.
Yang berarti kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.
Dari hasil perhitungan didapat s
1 2
= 37,67 dan s
2 2
= 43,91 diperoleh F = 1,166 dengan derajat kebebasan untuk pembilang = 36, penyebut=35,
dan
α
= 0,05 dari daftar F
0,02536,35
= 1,75. Jelas F
hitung
F
tabel
, maka Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan varians antara kedua kelompok
tersebut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35.
c. Uji Kesamaan Rata-rata
Yang diuji adalah
⎩ ⎨
⎧ ≠
=
2 1
1 2
1
: H
: H
μ μ
μ μ
2 1
n 1
n 1
2 1
s x
x t
+ −
= , dengan
2 n
n s
1 n
s 1
n s
2 1
2 2
2 2
1 1
2
− +
− +
− =
Kriteria pengujian yang berlaku adalah: Ho terima jika
α 1
- 1
2 1
2 1
t t
t
−
−
α
dan tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain, dengan
α
2 1
- 1
t didapat dari
daftar distribusi t dengan dk =.
2 n
n
2 1
− +
dan peluang 1
2 1
α −
. Sudjana, 2002: 239
Dari hasil perhitungan diperoleh t = 0,036. Untuk
α
= 5, dengan dk = 36 + 37 – 2 = 71, diperoleh t
0.97571
= 1,996. Karena - t
tabel
t
hitung
t
tabel
maka berada pada daerah penerimaan Ho. Dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 36.
3. Pelaksanaan Eksperimen
Eksperimen dapat dilaksanakan setelah diketahui kelompok sampel mempunyai kondisi dan kemampuan awal sama yaitu homogen, rata-rata
sama dan berdistribusi normal. Pada pelaksanaan eksperimen dilakukan tes yang berfungsi sebagai alat ukurnya.
4. Pelaksanaan Tes Akhir
Setelah materi trigonometri selesai diajarkan maka dilakukan tes akhir. Pelaksanaan tes pada hari yang sama dan secara berturutan antara kelompok-
kelompok sampel. Selanjutnya dilakukan skoring dan analisis data penelitian.
E. Instrument Penelitian
1. Materi dan Bentuk Tes
Materi tes yang diambil adalah materi yang digunakan sebagai skripsi yaitu materi pokok trigonometri SMA kelas X semester 2.
Bentuk tesnya adalah objektif dan uraian. Bentuk tes objektif dipilih karena memudahkan peserta didik dalam menjawab soal dan memudahkan
dalam pengkoreksiannya. Bentuk tes objektif yaitu pilihan ganda. Bentuk uraian digunakan untuk mengetahui penalaran dan komunikasi peserta didik.
2. Metode Penyusunan Perangkat
a. Melakukan pembatasan materi yang diujikan
b. Menentukan tipe soal
c. Menentukan jumlah butir soal
d. Menentukan waktu pengerjaan soal
e. Menentukan komposisi atau jenjang
f. Membuat kisi-kisi soal
g. Menulis petunjuk pengerjaan soal, bentuk lembar jawaban, kunci jawaban
dan penentuan skor. h.
Menulis butir soal i.
Mengujicobakan instrument j.
Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal.
k. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang dilakukan.
3. Analisis Instrumen
a. Taraf Kesukaran Butir Soal
1. Taraf kesukaran untuk soal pilihan ganda Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalalu sukar. Soal yang terlalu sukar membuat peserta didik sulit berkembang dan putus asa mengerjakannya. Sebaliknya soal yang
terlalu mudah akan dianggap enteng dan peserta didik tidak akan bersemangat mengerjakannya lagi karena merasa sudah menguasai di
luar batas. Besarnya taraf kesukaran adalah mulai dari 0 sampai dengan 1. Suatu soal dengan indeks atau taraf kesukaran 0 berarti soal
tersebut sukar dan indeks kesukaran 1 berarti soal tersebut mudah. Semakin kecil taraf kesukaran berarti soal semakin sulit demikian juga
sebaliknya semakin besar taraf kesukaran berarti soal semakin mudah.