kelompok tersebut. Model ini menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim sebelum peserta didik mulai bekerjasama dan melakukan
diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh mereka berhasil dalam bekerjasama. Mohamad Nur dan Prima Retno, 2000:30
5. Metode Penemuan
Metode penemuan merupakan cara belajar mengajar berdasarkan peranan guru murid di dalam mengolah pesan yaitu pengolahan pesan oleh
peserta didik sendiri. Metode penemuan merupakan bagian dari strategi belajar mengajar yang membutuhkan pengetahuan prasyarat sehingga peserta
didik dapat aktif dalam mengolah pesan dan menemukan sendiri suatu konsep atau pengetahuan yang dipelajari. Metode penemuan dapat memperlancar
proses pembelajaran sehingga menghasilkan suatu output yang terjadi secara alami yaitu dari penemuan dan pemikiran peserta didik.
Metode penemuan terbimbing sering disebut diskoveri discovery learning, sedangkan penemuan tak terbimbing
disebut inkuari inquiry learning. Dalam metode penemuan terbimbing, para peserta didik diberi bimbingan singkat untuk
menemukan jawabannya. Harus diusahakan agar jawaban atau hasil akhir itu tetap ditemukan sendiri oleh peserta didik. Dalam
metode penemuan tak terbimbing, para peserta didik secara mandiri harus malakukan terkaan, dugaan, perkiraan, coba-coba,
atau usaha lain yang sesuai dengan pengetahuan siapnya melalui berbagai cara.
Perencanaan penggunaan metode penemuan adalah sebagai berikut.
1.
Aktivitas peserta didik untuk belajar mandiri perlu ditingkatkan. 2.
Hasil akhir harus ditemukan sendiri oleh peserta didik. 3.
Materi prasyarat harus sudah dimiliki oleh peserta didik. 4.
Guru hanya sebagai pengarah atau pembimbing. Kelebihan metode penemuan adalah sebagai berikut.
1. Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar.
2. Peserta didik memahami benar bahan pelajaran.
3. Menimbulkan rasa puas bagi peserta didik.
4. Peserta didik akan dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai
konteks.
5. Melatih peserta didik belajar mandiri.
Kelemahan metode penemuan adalah sebagai berikut. 1.
Menyita waktu banyak. 2.
Menyita pekerjaan guru. 3.
Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan. 4.
Tidak berlaku untuk semua topik. 5.
Untuk kelas yang besar sangat merepotkan guru. Amin Suyitno, 2004: 6
6. Pembelajaran Konvensional
Berdasarkan KBBI 1997, konvensional artinya berdasarkan konvensi atau kesepakatan umum seperti adat, kebiasaan, kelaziman. Pembelajaran
konvensional adalah proses atau cara belajar yang dilakukan oleh guru dan peserta didik berdasarkan kesepakatan umum atau pembelajaran yang
biasanya dilakukan. Dalam pembelajaran matematika, yang biasa dilakukan adalah pembelajaran dengan metode ekspositori.
7. Metode Ekspositori
Metode ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada peserta didik di dalam kelas dengan cara berbicara di awal
pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab Suyitno, 2004:4. Pada metode ekpositori dominasi guru banyak berkurang, karena
tidak terus menerus bicara. Ia berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Dalam
metode ekspositori peserta didik tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Guru bersama peserta didik berlatih menyelesaikan soal latihan dan
peserta didik bertanya kalau belum mengerti. Guru dapat menjelaskan pekerjaan peserta didik secara individual atau klasikal. Dalam sistem ini guru
menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,