Untuk menentukan taraf kesukaran soal pilihan ganda digunakan rumus sebagai berikut:
JS B
P =
, dimana:
P = indeks kesukaran B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu bengan benar
JS = jumlah seluruh peserta tes Klasifikasi taraf kesukaran untuk soal pilihan ganda yang
digunakan adalah sebagai berikut: 1.
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 2.
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang 3.
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Arikunto, Suharsimi. 2001:207
2. Taraf kesukaran untuk soal uraian Perhitungan tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah dengan
menghitung berapa persen peserta tes yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus. Batas lulus yang dimaksud adalah setengah
dari skor maksimal dari masing-masing butir. Klasifikasi tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah sebagai berikut:
1. Jika jumlah peserta tes yang gagal mencapai 27, termasuk gagal.
2. Jika jumlah peserta tes yang gagal antara 28 sampai dengan 72,
termasuk sedang. 3.
Jika jumlah peserta tes yang gagal 72 ke atas, termasuk sukar. Arifin, Zainal. 1991:135
b. Daya Pembeda
1. Daya pembeda soal pilihan ganda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang bodoh berkemampuan rendah. Daya
pembeda dapat ditunjukkan dengan angka yang disebut indeks diskriminasi, disingkat D d besar. Untuk menghitung indeks
diskriminasi maka terlabih dahulu peserta tes atau peserta didik dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok pandai atau upper group
dan kelompok bodoh atau lower group. Untuk membagi kelompok itu maka peserta didik diurutkan dari yang memperoleh skor tertinggi
sampai yang terendah sehingga separuh peserta didik yaitu yang memperoleh skor tinggi menjadi kelompok atas dan yang lain menjadi
kelompok bawah. Selanjutnya untuk menentukan indeks diskriminasi digunakan rumus sebagai berikut:
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D −
= −
=
, di mana:
J = jumlah
peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
P
A
=
A A
J B
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar indeks kesukaran kelompok atas
P
A
=
A A
J B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar indeks kesukaran kelompok bawah
Indeks diskriminasi negatif berarti peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar lebih banyak dibandingkan kelompok
atas. Butir soal dengan indeks diskriminasi negatif adalah butir soal yang jelek. Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai
indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7. Berikut ini klasifikasi daya pembeda:
D : 0,00 – 0,20 : jelek poor.
D : 0,20 – 0,40 : cukup satisfactory.
D : 0,40 – 0,70 : baik good.
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali excellent.
D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
Arikunto, Suharsimi. 2001:211 2. Daya pembeda soal uraian
Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal uraian adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata mean
yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap item. Berikut rumus yang digunakan
untuk menghitung daya pembeda.