10
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar KBBI, 1997:15. Selain itu belajar pernah dipandang sebagai proses penambahan pengetahuan. Bahkan pandangan ini mungkin hingga
sekarang masih berlaku bagi sebagian orang di negeri ini. Akibatnya, “mengajar” pun dipandang sebagai proses penyampaian pengetahuan atau
keterampilan dari seorang guru kepada para peserta didiknya. Pandangan semacam itu tidak terlalu salah, akan tetapi masih sangat
kecil, terlalu sempit, dan menjadikan peserta didik sebagai individu-individu yang pasif, reseptif menerima, terbuka dan tanggap terhadap pendapat atau
anjuran. Oleh sebab itu, pandangan tersebut perlu diletakkan pada perspektif yang lebih wajar sehingga ruang lingkup substansi belajar tidak hanya
mencakup pengetahuan, tetapi juga keterampilan dalam pengertian luas, yakni keterampilan untuk hidup life skills, nilai, dan sikap. Berkaitan
dengan ini, Fontana dalam Suherman 2003:7 mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil
dari pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan
berkembang secara optimal. Perubahan tingkah laku tersebut harus dapat
bertahan selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian, belajar pada dasarnya dapat dipandang sebagai suatu proses perubahan positif-kualitatif
yang terjadi pada tingkah laku peserta didik sebagai subyek didik akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi,
kemampuan berpikir logis dan kritis, kemampuan interaktif, dan kreativitas yang telah dicapainya. Konsep belajar demikian menempatkan manusia yang
belajar tidak hanya pada proses teknis, tetapi juga sekaligus pada proses normatif. Hal ini amat penting agar perkembangan kepribadian dan
kemampuan belajar peserta didik, mahasiswa, peserta pelatihan terjadi secara harmonis dan optimal. Depdiknas, 2003:4
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dan lingkungannya Arsyad, 2002:1. Sementara itu, agar proses belajar berlangsung efektif, semua faktor internal dari dalam
diri peserta didik dan faktor eksternal dari luar diri peserta didik harus diperhatikan oleh setiap guru. Faktor-faktor internal meliputi antara lain
bakat, kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, minat, motivasi, sikap, dan latar belakang sosial ekonomi dan budaya. Adapun faktor-faktor
eksternal meliputi antara lain tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaranalat peraga, pengorganisasian
kelas, reinforcement penguatan yang digunakan guru, iklim sosial dalam kelas, waktu yang tersedia, sistem dan teknik evaluasi, pandangan dan sikap
guru terhadap peserta didik, dan upaya guru untuk menangani kesulitan