Strategi Belajar Mengajar Prestasi Belajar Matematika

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Suatu pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif berdasarkan teori bahwa peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami konsep- konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Peserta didik bekerja dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Pembelajaran ini menekankan pada hakikat sosial dalam belajar dan penggunaan kelompok sejawat untuk memodelkan cara berpikir yang sesuai dan saling mengemukakan dan meluruskan kekeliruan pengertian atau miskonsepsi-miskonsepsi diantara mereka itu sendiri. Mohamad Nur dan Prima Retno, 2000:8 Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keberagaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Ibrahim, 2000:7 Salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling banyak diterapkan dan dievaluasi yaitu model Belajar Bersama atau Learning Together. Model Belajar bersama dikembangkan oleh David Johnson dan Roger Johnson 1994. Model ini melibatkan peserta didik yang bekerja dalam kelompok-kelompok beranggotakan empat atau lima orang heterogen menangani tugas tertentu. Kelompok-kelompok itu menyerahkan satu hasil kelompok dan menerima pujian serta ganjaran berdasarkan pada hasil kelompok tersebut. Model ini menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim sebelum peserta didik mulai bekerjasama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh mereka berhasil dalam bekerjasama. Mohamad Nur dan Prima Retno, 2000:30

5. Metode Penemuan

Metode penemuan merupakan cara belajar mengajar berdasarkan peranan guru murid di dalam mengolah pesan yaitu pengolahan pesan oleh peserta didik sendiri. Metode penemuan merupakan bagian dari strategi belajar mengajar yang membutuhkan pengetahuan prasyarat sehingga peserta didik dapat aktif dalam mengolah pesan dan menemukan sendiri suatu konsep atau pengetahuan yang dipelajari. Metode penemuan dapat memperlancar proses pembelajaran sehingga menghasilkan suatu output yang terjadi secara alami yaitu dari penemuan dan pemikiran peserta didik. Metode penemuan terbimbing sering disebut diskoveri discovery learning, sedangkan penemuan tak terbimbing disebut inkuari inquiry learning. Dalam metode penemuan terbimbing, para peserta didik diberi bimbingan singkat untuk menemukan jawabannya. Harus diusahakan agar jawaban atau hasil akhir itu tetap ditemukan sendiri oleh peserta didik. Dalam metode penemuan tak terbimbing, para peserta didik secara mandiri harus malakukan terkaan, dugaan, perkiraan, coba-coba, atau usaha lain yang sesuai dengan pengetahuan siapnya melalui berbagai cara. Perencanaan penggunaan metode penemuan adalah sebagai berikut. 1. Aktivitas peserta didik untuk belajar mandiri perlu ditingkatkan. 2. Hasil akhir harus ditemukan sendiri oleh peserta didik. 3. Materi prasyarat harus sudah dimiliki oleh peserta didik. 4. Guru hanya sebagai pengarah atau pembimbing. Kelebihan metode penemuan adalah sebagai berikut. 1. Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar. 2. Peserta didik memahami benar bahan pelajaran. 3. Menimbulkan rasa puas bagi peserta didik. 4. Peserta didik akan dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25