PROSES DAN METODOLOGI 2.1. RUANG LINGKUP

13

BAB II. PROSES DAN METODOLOGI 2.1.

PROSES Penyusunan dokumen ini dilaksanakan dengan proses yang bersifat partisipatif yang diikuti oleh ahlipeneliti dan praktisi biologi dan konservasi Indonesia, baik dari kalangan pemerintah maupun nonpemerintahLembaga Swadaya Masyarakat. Para pakar tersebut telah terlibat secara aktif dalam seri Workshop dan Focus Group Discussion yang diadakan di Bogor, Jawa Barat. Setiap workshop terbagi menjadi beberapa sesi, yang terdiri dari sesi-sesi pemaparan umum, diskusi kelompok, presentasi gabungan, dan perumusan. Proses-proses dalam setiap sesi dipandu oleh fasilitator. Fasilitator bertugas memandu proses agar kegiatan berjalan lancar dan efektif tetapi tidak terlibat dalam isisubstansi hasil. Pada Workshop Prioritas Penetapan Status Perlindungan I bulan Juli 2012 di LIPI, Cibinong para peserta dibagi ke dalam tiga kelompok diskusi yang merupakan taksa-taksa yang dianggap dapat mewakili seluruh spesies yang terancam punah. Ketiga kelompok diskusi taksa tersebut adalah. 1. Group 1 Pisces 2. Group 2 Reptil 3. Group 3 Crustacea, Mollusca, Coelenterata, dan Echinodermata Kemudian, para peserta di setiap kelompok taksa diminta untuk mendiskusikan dan merumuskan kriteria spesies prioritas dan menetapkan spesies prioritas berdasarkan kriteria tersebut dalam taksa yang bersangkutan. Selanjutnya, seluruh peserta dari ketiga kelompok dipersatukan dalam sebuah forum di mana setiap kelompok mempresentasikan daftar spesies ikan terancam punah yang telah mereka susun. Dalam presentasi-presentasi ini berbagai tanggapan dari forum dicatat sebagai masukan untuk menyempurnakan daftar spesies terancam punah dari setiap taksa . Pada tahapan selanjutnya, peserta dengan jumlah terbatas merumuskan daftar prioritas spesies terancam punah yang perlu dilindungi. Hasil perumusan workshop prioritas penetapan status perlindungan kemudian di dideskripsikan oleh ahlipeneliti di setiap taksa dan dibahas dalam diskusi kelompok taksa. Hasil dari diskusi kelompok taksa kemudian diangkat dalam pertemuan Workshop Prioritas Penetapan Status Perlindungan II pada bulan November 2012 di Hotel Shantika, Bogor. Pada wokshop II kedua dihasilkan daftar prioritas spesies terancam punah yang perlu 14 dilindungi yang telah dideskripsikan. Hasil dari workshop II kemudian disusun oleh tim penyusun menjadi sebuah dokumen yang disebut “ Draft Biota Perairan Terancam Punah Di Indonesia : Prioritas Perlindungan”. Pada pertemuan penyusunan dan pembahasan draft dokumen keanekaragaman hayati spesies ikan terancam punah di Hotel Royal - Bogor, draft I tersebut dibagikan kepada peserta untuk dimintakan tanggapan dan masukan. Hasil pembahasan draft kemudian disempurnakan dan dicetak dalam sebuah dokumenbuku yang disebut “Biota Perairan Terancam Punah Indonesia : Prioritas Perllindungan”

2.2. METODOLOGI