213
6.30. Caridina sarasinorum
Udang Sarasin
A. Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Anak filum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Bangsa : Decapoda
Anak Bangsa : Caridea Suku
: Atyidae Marga
: Caridina Spesies
: Caridina sarasinorum Schenkel, 1902 Sinonim
: -
Gambar 108. Caridina sarasinorum Foto: www.cubeclub.net
, diakses Juli 2013
B. Morfologi
Rostrum panjang, 1.0-1.2 panjang karapas, ujungya melampaui tepi luar skaposerit. Terdapat 15-21 gigi yang tersebar di sekitar atas mata pada sisi bagian atas rostrum sisa sepertiga
sampai setengah rostrum tidak bergigi dengan 4-6 gigi di belakang mata, dan 8-14 gigi di sepanjang sisi rostrum bagian bawah. Mata berkembang sempurna. Panjang karapas dapat
mencapai 3.6 mm. Diameter telur berukuran 0.9-1.0 x 0.5-0.6 mm, induk ovigerous memiliki 19- 23 butir telur. Badan transparan kekuningan atau kehijauan namun tak memiliki pola tertentu.
C. Habitat dan Penyebaran
Caridina sarasinorum dijumpai di berbagai macam substrat, seperti kayu, sampah daun dan tanaman air. Udang jenis ini khususnya terdapat di tanaman air dan kayu. Caridina sarasinorum
214 adalah endemik Danau Poso, terdistribusi luas di danau ini namun tidak semelimpah Caridina
ensifera.
D. Status
Di Indonesia Caridina sarasinorum belum dilindungi undang-undang; IUCN – Vulnerable; CITES – belum dimasukkan dalam appendiks.
E. Ancaman
Penangkapan yang berlebihan terhadap udang jenis ini dan diintroduksinya ikan asing yang bersifat invasive antara lain ikan Mujair dapat berpotensi menurunkan populasinya di alam.
Caridina sarasinorum bersama udang spesies lainnya yang hanya ditemukan di Danau Poso terutama ditangkap sebagai bahan pembuatan udang kering untuk konsumsi masyarakat
setempat.
F. Saran
Segera ditetapkan status perlindungannya oleh undang-undang RI baik habitat maupun spesies untuk udang endemik sistim Danau Poso. Hal ini mengingat keberadaan berbagai jenis ikan
asing invasive maupun penangkapannya di alam dapat mengancam keberadaan jenis udang endemik ini
215
6.31. Parathelphusa pantherina
Bungka nggori, Kepiting Macan Tutul Panther Crab, Pantherkrabbe
A. Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Anak filum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Bangsa : Decapoda
Anak Bangsa : Brachyura Suku
: Gecarcinucidae Marga
: Parathelphusa Spesies
: Parathelphusa pantherina Schenkel, 1902 Sinonim
: Potamon Parathelphusa pantherina Schenkel, 1902 Potamon Parathelphusa pantherinus – Rathbun, 1905
Parathelphusa Mesothelphusa pantherina – Roux, 1915 Para[thelphusa] Mesothelphusa pantherina – Balss, 1934
Gambar 109. Parathelphusa pantherina Foto: D. Wowor, koleksi pribadi
B. Morfologi
Karapas pipih dan permukaan halus. Lekukan servik dangkal tetapi jelas. Tonjolan-tonjolan epigastrik dan postorbital menyambung, jelas, subparalel dengan sisi frontal, hampir mencapai
sisi anterolateral sebelum dasar gigi pertama epibranchial. Gigi-gigi epibrachial besar dan
216 nyata. Karapas dan semua kakinya berbercak coklat tua semasa hidupnya seperti wana kulit
Macan Tutul. Jari-jari kaki bercapit dan ruas terakhir kaki-kaki jalan berwarna oranye jingga.
C. Habitat dan Penyebaran
Parathelphusa pantherina banyak dijumpai di substrat pasir, bersembunyi di bawah batang kayu dan di antara batu-batu besar. Kepiting ini adalah endemik Danau Matano di Sulawesi
Selatan.
D. Status
Di Indonesia Parathelphusa pantherina belum dilindungi undang-undang; IUCN – Vulnerable; CITES – belum dimasukkan dalam appendiks.
E. Ancaman
Penangkapan yang berlebihan terhadap kepiting hias jenis ini, potensi dampak pencemaran air dari pertambangan nikel dan pembuangan bahan organik akibat lajunya pertambahan
penduduk di sekitar danau. Jenis kepiting ini juga tersedia di perdagangan ikan hias internasional.
F. Saran
Segera ditetapkan status perlindungannya oleh undang-undang RI baik habitat maupun spesies untuk kepiting endemik sistim Danau Malili termasuk Danau Matano, Danau Mahalona dan
Danau Towuti. Hal ini mengingat penangkapannya di alam dan pengaruh kualitas air danau dapat mengancam keberadaan jenis kepiting endemik ini.
217
6.32. Parathelphusa ferruginea