217
6.32. Parathelphusa ferruginea
Kepiting Towuti Rostbraube Sulawesikrabbe, Towuti Krabbe
A. Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Anak filum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Bangsa : Decapoda
Anak Bangsa : Brachyura Suku
: Gecarcinucidae Marga
: Parathelphusa Spesies
: Parathelphusa ferruginea Chia Ng, 2006 Sinonim
: -
Gambar 110. Parathelphusa ferruginea: white claw kiri, purple kanan Foto: D. Wowor, koleksi pribadi
B. Morfologi
Karapas agak cembung dan permukaan kasar. Lekukan servik sangat dangkal dan tidak jelas. Tonjolan-tonjolan epigastrik dan postorbital menyambung, jelas, subparalel dengan sisi frontal,
tidak mencapai sisi anterolateral, berakhir sebelum permulaan lekukan servik. Gigi-gigi epibrachial besar dan nyata. Karapas berwarna ungu-coklat kemerahan. Ada dua macam pola
warna kaki bercapit dan kaki jalan, yaitu putih dikenal sebagai “White claw” dan ungu disebut “Purple”.
218
C. Habitat dan Penyebaran
Parathelphusa ferruginea banyak ditemukan pada substrat pasir dengan batu-batu besar maupun lebih kecil dimana mereka bersembunyi. Kepiting jenis ini adalah endemik Danau
Towuti dan Danau Mahalona di Sulawesi Selatan.
D. Status
Di Indonesia Parathelphusa ferruginea belum dilindungi undang-undang; IUCN – Least Concern; CITES – non-appendiks.
E. Ancaman
Penangkapan terhadap kepiting jenis ini antara lain sebagai sumber protein bagi masyarakat setempat, potensi pencemaran air dari pertambangan nikel dan pembuangan bahan organik
akibat lajunya pertambahan penduduk di sekitar danau. Jenis kepiting ini juga tersedia di perdagangan ikan hias internasional.
F. Saran perlindungan
Segera ditetapkan status perlindungannya oleh undang-undang RI baik habitat maupun spesies untuk kepiting endemik sistim Danau Malili termasuk Danau Matano, Danau Mahalona dan
Danau Towuti. Hal ini mengingat penangkapannya di alam dan pengaruh kualitas air danau dapat mengancam keberadaan jenis kepiting endemik ini.
219
6.33. Syntripsa matannensis
Bungka ito Purple Matano Crab, Violet panther crab, Matano-Riesenkrabbe
A. Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Anak filum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Bangsa : Decapoda
Anak Bangsa : Brachyura Suku
: Gecarcinucidae Marga
: Syntripsa Spesies
: Syntripsa matannensis Schenkel, 1902 Sinonim
: Potamon Parathelphusa matannensis Schenkel, 1902 Parathelphusa Parathelphusa matannensis – Roux, 1915
Parathelphusa matannensis – Balls, 1934 Nautilothelphusa matannensis – Bott, 1970
Gambar 111. Syntripsa matannensis Foto: D. Wowor, koleksi pribadi
B. Morfologi
Karapas berbentuk trapezium Syntripsa matannensis menyempit sampai seperti kotak, cembung, dan permukaannya kasar. Lekukan servik dangkal dan tidak jelas. Tonjolan-tonjolan
epigastrik dan postorbital menyambung, kurang jelas, subparalel dengan sisi frontal, mencapai sisi anterolateral dan berhenti tepat diatas dasar gigi pertama epibranchial. Tangkai mata
220 berwarna putih. Gigi-gigi epibrachial besar, berbentuk segitiga, nyata dan mengarah keluar.
Kaki bercapit tidak simetris; kaki bercapit besar sangat kekar, menggembung, terdapat sepasang gigi molar besar berwarna putih pada pangkal jari capit. Karapas dan semua kakinya
berwarna hitam, bagian dalam capit pada bagian pangkal jari dan telapak berwarna merah tua keunguan semasa hidupnya.
C. Habitat dan Penyebaran
Syntripsa matannensis ditemukan di berbagai substrat, seperti pasir, batu-batu dan kayu, tetapi kepiting dewasa paling senang bersembunyi di bawah batu-batu besar. Seperti kepiting
Parathelphusa pantherina, kepiting Syntripsa matannensis juga endemik Danau Matano di Sulawesi Selatan.
D. Status
Di Indonesia Syntripsa matannensis belum dilindungi undang-undang; IUCN – Least Concern; CITES – non-appendiks.
E. Ancaman
Penangkapan terhadap kepiting jenis ini antara lain sebagai sumber protein bagi masyarakat setempat, potensi dampak pencemaran air dari pertambangan nikel dan pembuangan bahan
organik akibat lajunya pertambahan penduduk di sekitar danau. Jenis kepiting ini juga tersedia di perdagangan ikan hias internasional.
F. Saran
Segera ditetapkan status perlindungannya oleh undang-undang RI baik habitat maupun spesies untuk kepiting endemik sistim Danau Malili termasuk Danau Matano, Danau Mahalona dan
Danau Towuti. Hal ini mengingat penangkapannya di alam dan pengaruh kualitas air danau dapat mengancam keberadaan jenis kepiting endemik ini.
221
6.34. Syntripsa flavichela