Pila polita Batissa violace

126

5.20. Pila polita

Keong gondang ; kool Apple snail

A. Klasifikasi

Keong ini pertama kali dideskripsi oleh Deshayes tahun 1830. Dibandingkan P. ampullacea dan P. scutata, jenis P. polita jarang ditemukan, diduga karena populasinya yang rendah. Keong ini umum dijumpai di Kamboja dan Cina. Filum : Mollusca Kelas : Gastropoda Bangsa : Architaeniglossa Suku : Ampulariidae Marga : Pila Röding, 1798 Spesies : Pila polita Deshayes, 1830 Gambar 59. Keong gondang Pila polita Foto:N.R. Isnaningsih, koleksi pribadi

B. Morfologi

Cangkang berukuran besar , mirip dengan cangkang P. ampullacea namun menara cangkangnya lebih tinggi. Jumlah seluk 6, dan agak transparan. Tinggi cangkang mencapai sekitar 75 mm, sedangkan lebarnya sekitar 60 mm, tinggi mulut cangkang 50 mm.

C. Habitat dan Penyebaran

Tidak banyak diketahui , namun di Jawa dilaporkan ditemukan di selokan-selokan irigasi, atau di anak-anak sungai yang berdekatan dengan muara Cilacap, Pangandaran, Sukalelo, Surabaya. Jenis ini hanya dilaporkan dijumpai di Jawa, Madura dan Nusakambangan. 127

D. Status

Belum dilindungi UU-RI;

E. Ancaman:

Populasi terdesak dengan masuknya jenis keong invasif Pomacaea canaliculata keong emas.

F. Saran

Perlindungan ekosistem dan habitat di beberapa sungai sekitar muara 128

5.21. Batissa violace

Pokea

A. Klasifikasi

Filum : Mollusca Kelas : Bivalvia Bangsa : Veneroida Sub—bangsa : Corbiculoidea Suku : Corbiculidae Gray, 1847 Marga : Batissa Gray, 1853 Spesies : Batissa violacea Martens, 1897 Gambar 60. Morfologi Batissa violacea

B. Morfologi

Cangkang besar dan tebal, berbentuk membundar agak memanjang. Puncak berada di tengah-tengah atau sedikit ke arah anterior. Sisi dorsal lurus atau agak cekung di bagian depan apex dan umumnya cembung di belakang. Sisi anterior meningggi hampir bersamaan dengan sisi basal. Peralihan dari dorsal ke ke posterior dan dari posterior ke sisi basal membundar pada kerang muda tetapi cenderung menyudut pada kerang dewasa. Di bagian luar, cangkang kerang mempunyai rusuk-rusuk konsentrik yang cukup meninggi. Ligamen di luar cangkang, relatif besar. Gigi kardinal berjumlah tiga dengan gigi tengah terbelah dua. Epidermis kerang 129 muda berwarna hijau kekuningan, kerang tua berwarna coklat kehitaman. Bagian dalam cangkang berwarna putih dengan sedikit warna ungu di luar garis palial.

C. Habitat dan Penyebaran

Hidup dalam lumpur dan pasir, dasar sungai atau muara, di air tawar dan dan payau, air mengalir. Terkubur dengan puncak cangkang di bagian bawah dan ujung cangkang muncul di permukaan sedimen dengan ujung sifon keluar sedikit di antara kedua keping. Kerang ini mampu hidup jauh di dalam sedimen lumpur, tanpa akses sifon ke permukaan. Mereka juga mampu bertahan dalam kondisi kekeringan dalam waktu yang cukup lama dengan hanya mengandalkan air bawah tanah yang masuk melalui celah di bagian anterior cangkang Gambar 61. Sebaran Batissa violacea D. Status Belum dilindungi

E. Ancaman Kehilangan habitat karena hidup di hutan mangrove yang semakin berkurang

F. Saran

Perlu perlindungan tempat hidupnya dan pengaturan pemanenan karena kerang ini dikonsumsi oleh semua penduduk di sekitar hutan mangrove. 130

5.22. Physunio superbus A. Klasifikasi