Scylla paramamosain biota perairan terancam punah cetak

182

6.15. Scylla paramamosain

Kepiting lumpur putih, kepiting bakau White mud crab, mud crab, mangrove crab

A. Klasifikasi

Filum : Arthropoda Anak Filum : Crustacea Kelas : Malacostraca Bangsa : Decapoda Suku : P ortunidae Marga : Scylla De Haan, 1833 Spesies : Scylla paramamosain Estampador, 1949 Sinonim : Scylla serrata var. paramamosain Estampador, 1949 Scylla oceanica nec Dana, 1852 Serène, 1952 Gambar 93. Scylla paramamosain Estampador, 1949 Purwati et al., 2009

B. Morfologi

Memiliki warna karapas coklat kehijauan. Bentuk alur “H” pada karapas relatif tidak begitu dalam. Sumber pigmen polygonal terdapat pigmen putih pada bagian terakhir dari kaki-kaki. Bentuk duri depan sedang, Estampador 1949a dalam: Siahainenia, 2008.

C. Habitat dan Penyebaran

Habitat: hampir disemua perairan pantai terutama yang ditumbuhi mangrove, perairan dangkal dekat hutan mangrove, estuari dan pantai berlumpur Moosa, et al., 1985; daerah pasang surut yang berubungan dengan daerah estuari pesisir, rawa-rawa bakau payau, muara kawasan mangrove dan bahkan di air tawar serta di bagian yang terlindung dari garis pantai pesisir 183 Hyland et al., 1984. Spesies ini tinggal di lubang yang digali di dasar berlumpur atau berpasir- lumpur, terutama disaat molting ganti kulit hingga karapasnya mengeras. Penyebaran: mempunyai sebaran yang sangat luas dan didapatkan hampir di seluruh perairan Indonesia Pratiwi, 2011.

D. Status

Belum dilindungi oleh undang-undang RI. Belum masuk list IUCN.

E. Ancaman

Banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan dijual di restoran-restoran sea food dengan harga tinggi. Untuk kepiting soka kepiting yang baru molting, berukuran kecil dan berkulit lunak, harganya lebih mahal dari kepiting bertelur. Untuk itu perlu dilindungi untuk kelestarian spesies dan pembatasan pengambilan. Rata-rata pertumbuhan produksi kepiting bakau di beberapa provinsi penghasil utama mengalami penurunan dan cenderung lambat diantaranya Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Riau. Di daerah Maluku Tengah, seperti Teluk Pelita Jaya, Seram Barat juga mengalami penurunan hasil tangkapan dan ukuran juga kecil, karena kemungkinan adanya degradasi lingkungan dan tangkap lebih over exploitation Siahainenia, 2008, Pratiwi, 2011. Mengingat pentingnya nilai manfaat ekologi maupun ekonomi yang dimiliki komoditas kepiting bakau, maka masalah penurunan produksi kepiting bakau di alam harus segera diatasi dengan melakukan upaya-upaya pengelolaan, baik melalui tindakan konservasi bagi populasi yang masih stabil, maupun melalui tindakan rehabilitasi restocking bagi populasi yang sudah tidak stabil dan perlindungan spesies.

F. Saran

Perlu dilindungi dengan undang-undang RI. Dimasukkan dalam IUCN Redlist : Vulnerable VU. Appendix 2, perlu pembatasan ukuran individu yang dipanen. Induk betina bertelur dilarang dipanen 184

6.16. Portunus pelagicus