Morfologi Habitat dan Penyebaran Status Ancaman

225

BAB VII. MIMI 7.1. Tachypleus tridentatus

Mimi mintuno Jawa Tengah, kepiting tapak kuda, belangkas Horse shoe crab, tri-spine horseshoe crab Inggris, king crab. A. Klasifikasi Filum : Arthropoda Anak Filum : Chelicerata Kelas : Merostomata Bangsa : Xiphosurida Suku : Limulidae Marga : Tachypleus Leach, 1819 Spesies : Tachypleus tridentatus Leach, 1819 Sinonim : Limulus longispina van der Hoeven, 1838 Limulus tridentatus Leach, 1819 Gambar 114. Tachypleus tridentatus Leach, 1819 www.tfrin.gov.tw diakses tanggal 22 Juli, 2013

B. Morfologi

Tubuhnya seperti “tempurung baja”, berwarna kecoklatan, berduri belakang panjang dan runcing. Tubuh terbagi atas tiga bagian: 1. Bagian depan anterior prosoma : yang menyerupai tapal kuda. Permukaan licin, menutupi ruas-ruas kepala dan ruas-ruas dada Cephalothorax. 226 2. Bagian tengah opisthosoma: menutupi 7 ruas perut abdomen, dimana pada bagian tepinya terdapat duru-duri panjang yang ukurannya bervariasi tergantung dari jenis kelamin hewan tersebut. 3. Bagian paling belakang: dengan bentuk menyerupai duri yang panjang dan runcing dan disebut sebagai duri ekor. Perbedaan Tachypleus tridentatus dengan Carcinoscorpius rotundicauda: Perbedaan hanyalah pada ukurannya saja. T. tridentatus biasanya berukuran lebih besar 75 cm panjang total dan ekor berbentuk segitiga dalam potongan melintang. Sedangkan C. rotundicauda ber-ukuran lebih kecil 35 cm panjang total, ekor bulat atau lonjong dalam potongan melintang.

C. Habitat dan Penyebaran

Habitat: di laut, perairan dangkal Indonesia dengan pasir dan lumpur, tetapi juga sering dijumpai di muara sungai. Penyebaran: India; Borneo, Indonesia; Malaysia; Philippines; Singapore; Thailand; Japan; Philippines; Taiwan, Province of China; Vietnam.

D. Status

Dilindungi dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No: 12Kpts.II1987 PPSDAHP 19871988. Belum masuk di PP 071999. Sudah masuk Red List Category Criteria dalam list IUCN dengan status Data.

E. Ancaman

Hewan ini dianggap sebagai hewan laut langka primitive marine animal dan sudah dikelompokkan dalam katagori rawan atau jarang. Mengingat status dari hewan ini belum diketahui dengan pasti, tetapi cenderung sering terjaring dan ditangkap oleh nelayan, maka dilakukan tindakan perlindungan terhadap hewan tersebut dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No: 12Kpts.II1987 PPSDAHP 19871988. Merupakan jenis umum yang sangat berlimpah ditemukan oleh para nelayan, meskipun tidak ada bagian yang relative dapat dimakan. Nelayan justru hanya memakan telur-telurnya saja. Tetapi di Madura dan Malaysia hewan ini dipercaya memiliki zat yang dapat dijadikan obat kuat, sehingga banyak juga yang sudah dijual ke Malaysia secara illegal.

F. Saran