170
6.9. Penaeus monodon
Udang windu, pancet, bago, menjangan, plasplas, sito, liling, lotong Jumbo tiger prawn, giant tiger prawn, blue tiger, leader, black tiger prawn, grass
prawn
A. Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Anak Kelas : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Bangsa : Decapoda
Suku : Penaeidae
Marga : Penaeus Fabricius, 1798
Spesies : Penaeus monodon Fabricius, 1798
Sinonim : Penaeus carinatus Dana, 1852
Penaeus tahitensis Heller, 1862
Gambar 87. Penaeus monodon Fabricius, 1798 Foto : Pratiwi,2011
B. Morfologi Rostrum tanduk, cucuk jumlah gigi bagian atas 7, sedangkan pada bagian bawah 3. Rostrum
dengan Rumus gigi 73. Badan bewarna loreng-loreng besar vertikal hijau kebiruan atau kehitaman bagi individu yang hidup di laut. Yang merupakan tanda istimewa ialah pada badan
terdapat ban ungu hitam yaitu pada masing-masing ruas terdapat 2 ban. Warna tersebut jelas sekali pada udang yang masih hidup. Kulit tebal dan keras, tetapi tidak kaku. Warna kaki pada
umumnya berwarna merah. Ukuran panjang total dapat mencapai 35 cm di alam. Sedang umumnya 20-25 cm.
171
C. Habitat dan Penyebaran
Habitat: Kedalaman 10- 45 m. Dasar substrat lumpur. Pesisir pantai dan laut. Habitat yang disukai adalah dasar laut yang lunak soft yang terdiri dari campuran pasir dan lumpur. Daerah
fishing ground di: Sumatera Timur mendapat aliran sungai Asahan, sungai Rokan, sungai Kampar, sungai Indragiri, sedangkan Kepulauan Bangka dan Riau memberi lindungan terhadap
perairan tersebut dari arus laut Cina selatan yang terbuka dan lewat Laut Jawa. Pantai utara Jawa antara Cirebon dan Jawa tengah merupakan daerah penting pemusatan udang Unar,
1965. Penyebaran: Sebaran di dunia Indo-West Pacific: mulai dari Teluk Persian ke Thailand, Hong
Kong, Philippines. Indonesia, New Guinea, New Caledonia dan utara Australia north of 29°S. Di Indonesia mulai dari Selat Malaka, pantai utara pulau Jawa, pantai selatan pulau Jawa
Cilacap khususnya, Maluku dan laut Aru selatan Papua, penangkapan udang telah melampaui lestari. Pantai selatan Nusa Tenggara dan pantai selatan Kalimantan, penangkapan udang
belum dilakukan secara memadai. Daerah potensial untuk udang adalah di laut sekitar Sulawesi Teluk Bone, Teluk Tomini, Selat Makasar dan laut Sulawesi, sebelah utara Nusa Tenggara
laut Flores dan pantai selatan Nusa Tenggara Unar, 1965. Menurut Naamin 1977 udang ini tersebar hampir di seluruh perairan laut yang relatif dangkal,
terutama sepanjang pantai timur pulau Sumatera, di beberapa daerah pantai selatan pulau Jawa Cilacap serta Pangandaran, pantai utara Jawa, pantai Kalimantan, pantai Sulawesi
Selatan, serta perairan Aru dan Arafuru.
D. Status
Belum dilindungi undang-undang RI. Penaeus monodon Fabricius, 1798
dilarang eksport untuk induk dan calon induk. Belum terdaftar dalam list IUCN.
E. Ancaman
Dari banyaknya spesies udang laut yang terdapat diperairan Indonesia, ada 11 spesies yang dapat dikategorikan mempunyai nilai niaga penting. Marga Penaeus merupakan komoditi
eksport terpenting, marga Metapeaeus merupakan spesies penting yang kedua dan disusul oleh udang air tawar yaitu Macrobrachium dan Panulirus Lobster Toro Soegiarto, 1979.
Diperkirakan populasinya kian menurun, karenanya perlu dilindungi untuk kelestarian spesies dan pemanfaatan berkelanjutan.
F. Saran Perlu dilindungi dan diatur dalam undang-undang RI. Dimasukan dalam list IUCN: Penaeus
monodon Fabricius, 1798 dilarang eksport untuk induk dan calon induk.
172
6.10. Penaeus semisulcatus