Scylla tranquebarica biota perairan terancam punah cetak

178

6.13. Scylla tranquebarica

Kepiting hijau, kepiting lumpur ungu Purple mud crab, mud crab

A. Klasifikasi:

Filum : Arthropoda Anak Filum : Crustacea Kelas : Malacostraca Bangsa : Decapoda Suku : P ortunidae Marga : Scylla De Haan, 1833 Spesies : Scylla tranquebarica Fabricus, 1798 Sinonim : Lupa tranquebarica H. Milne Edwards, 1834 Lupa lobifrons H. Milne Edwards, 1834 Gambar 91. Scylla tranquebarica Fabricus, 1798 Purwati et al., 2009 B. Morfologi Memiliki warna karapas hijau buah zaitun. Bentuk alur “H” pada karapas dalam. Sumber pigmen polygonal hanya pada bagian terakhir kaki jalan. Bentuk duri depan tajam dan bentuk duri pada “fingerjoint”, kedua duri jelas dan satu agak tumpul. Tidak ada rambut atau setae, Estampador 1949a dalam: Siahainenia, 2008.

C. Habitat dan Penyebaran

Habitat: hampir disemua perairan pantai terutama yang ditumbuhi mangrove, perairan dangkal dekat hutan mangrove, estuari dan pantai berlumpur Moosa, et al., 1985; daerah pasang surut yang berubungan dengan daerah estuari pesisir, rawa-rawa bakau payau, muara kawasan 179 mangrove dan bahkan di air tawar serta di bagian yang terlindung dari garis pantai pesisir Hyland et al., 1984. Spesies ini tinggal di lubang yang digali di dasar berlumpur atau berpasir- lumpur, terutama disaat molting ganti kulit hingga karapasnya mengeras. Penyebaran: mempunyai sebaran yang sangat luas dan didapatkan hampir di seluruh perairan Indonesia Pratiwi, 2011.

D. Status

Belum dilindungi oleh undang-undang RI. Belum masuk list IUCN.

E. Ancaman

Banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan dijual di restoran-restoran sea food dengan harga tinggi. Untuk kepiting soka kepiting yang baru molting, berukuran kecil dan berkulit lunak, harganya lebih mahal dari kepiting bertelur. Untuk itu perlu dilindungi untuk kelestarian spesies dan pembatasan pengambilan. Rata-rata pertumbuhan produksi kepiting bakau di beberapa provinsi penghasil utama mengalami penurunan dan cenderung lambat diantaranya Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Riau. Di daerah Maluku Tengah, seperti Teluk Pelita Jaya, Seram Barat juga mengalami penurunan hasil tangkapan dan ukuran juga kecil, karena kemungkinan adanya degradasi lingkungan dan tangkap lebih over exploitation Siahainenia, 2008, Pratiwi, 2011. Mengingat pentingnya nilai manfaat ekologi maupun ekonomi yang dimiliki komoditas kepiting bakau, maka masalah penurunan produksi kepiting bakau di alam harus segera diatasi dengan melakukan upaya-upaya pengelolaan, baik melalui tindakan konservasi bagi populasi yang masih stabil, maupun melalui tindakan rehabilitasi restocking bagi populasi yang sudah tidak stabil dan perlindungan spesies.

F. Saran

Perlu dilindungi dengan undang-undang RI. Dimasukkan dalam IUCN Redlist : Vulnerable VU. Appendix 2, perlu pembatasan ukuran individu yang dipanen. Induk betina bertelur dilarang dipanen 180

6.14. Scylla olivacea