Leptophryne cruentata Philatus jacobsoni

63

4.3. Leptophryne cruentata

Kodok Merah Bleeding toad, Fire toad

A. Klasifikasi

Filum : Chordata Kelas : Amphibia Bangsa : Anura Suku : Bufonidae Marga : Leptophryne Fitzinger,1843 Spesies : Leptophryne cruentata Tschudi, 1838 Gambar 23. Kodok Merah, Leptophryne cruentata Tschudi, 1838. Foto: Mumpuni

B. Morfologi

Katak berukuran kecil, panjang jantan dewasa dapat mencapai 20-30 mm dan betina dewasa mencapai 25-40 mm. Kelenjar paratoid kecil sering kali tidak jelas. Tidak memiliki alur bertulang di kepala. Jari kaki ketiga dan kelima berselaput sampai ke tuberkular subartikuler. Punggung berwarna hitam dengan bercak merah dan kuning, beberapa individu memiliki tanda 64 jam pasir di punggung dengan pinggiran merah dan kuning di tengah-tengah hitam atau ada yang hanya memiliki bercak kuning tersebar di seluruh warna hitam. Bagian bawah berwarna kemerahan atau kekuningan.

C. Habitat dan Penyebaran

Endemik Jawa baru tercatat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hidup di sepanjang sungai berbatu dengan arus cukup deras dan kolam tepi sungai. Sejauh ini dijumpai di Cibeureum, Lebak Saat, Rawa Denok dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, Ciapus, Selabintana dan Curug Luhur di Sukabumi Selatan, Cikeris di kawasan TN Gunung Halimun dan Guci di lereng gunung Slamet Jawa Tengah.

D. Status Belum dilindungi Undang-Undang RI; IUCN–Critically Endangered.

E. Ancaman

Berkurang bahkan hilangnya aliran-aliran sungai di daerah pegunungan.

F. Saran

Oleh karena sebaran dan populasi terbatas, ancaman dan statusnya maka perlu segera ditetapkan status perlindungan penuh baik habitat maupun spesies tersebut. 65

4.4. Philatus jacobsoni

Katak Pohon Jacobson Jacobson’s Tree Frog

A. Klasifikasi

Dideskripsi oleh van Kampen pada tahun 1912. Nama katak ini didedikasikan untuk Edward Jacobson, seorang kolektor satwa yang sangat aktif untuk Sumatera dan Jawa sebelum pecah Perang Dunia Pertama. Filum : Chordata Kelas : Amphibia Bangsa : Anura Suku : Rhacophoridae Marga : Philautus Gistel, 1848 Spesies : Philautus jacobsoni van Kampen, 1912 Sinonim : Ixalus jacobsoni van Kampen, 1912

B. Morfologi

Kepala sama ukuran antara panjang dan lebar. Timpanum 13 atau 25 dari setengah diameter mata. Jarak antar orbital lebih lebar daripada jarak antar kelopak. Tumit mencapai ujung moncong. Jari kaki setengah berselaput. Ukuran cakram pada jari tangan luar lebih besar daripada diameter timpanum. Permukaan kulit punggung haluslicin dengan sedikit tuberkular pada kepala bagian depan. Permukaan kulit sebelah bawah badan seperti perut, kerongkongan dan paha bergranular. Punggung coklat violet, perut lebih gelap dan paha putih krem.

C. Habitat dan Penyebaran

Endemik Jawa dan hanya diketahui dari tipe lokasi yaitu Gunung Ungaran di Jawa Tengah. Habitat berupa hutan sekunder di Gunung Ungaran. Sejak dideskripsi hingga sekarang belum pernah ditemukan lagi.

D. Status

Belum dilindungi Undang-Undang RI ; IUCN–Critically Endangered.

E. Ancaman

Habitat di gunung Ungaran semakin terdesak dengan adanya alih fungsi penggunaan lahan. 66

F. Saran

Spesies ini endemik dengan sebaran yang terbatas di Gunung Ungaran dan setelah dideskripsi tidak pernah ditemukan lagi. Oleh karena itu disarankan untuk dilindungi penuh demikian juga habitat hutan alam sekunder dan primer yang masih tersisa di Gunung Ungaran. 67

4.5. Batagur borneoensis