13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Hasil Belajar IPS
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses yang terjadi dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam
perilakunya Purwanto, 2010: 38. Menurut Winkel, 1999: 53 dalam Purwanto, 2010: 39 belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedangkan
menurut Siregar 2011: 3 belajar merupakan sebuah proses kompleks yang terjadi pada setiap orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi
hingga telah meninggal dunia. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam diri. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun menyangkut sikap. Belajar sebagai suatu aktivitas atau proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,
sikap, dan mengokohkan kepribadian Suyono dan Hariyanto, 2011: 9.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang dipengaruhi oleh
lingkungannya agar terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya yang menyangkut aspek pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotor, dan
sikap afektif. Belajar terjadi selama manusia hidup dan berinteraksi dengan
14 lingkungannya. Perubahan yang terjadi pada diri siswa meliputi hasil belajar
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sekolah adalah salah satu lingkungan yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Di sekolah, guru harus
memfasilitasi siswa dalam belajar dengan memilih model pembelajaran yang menarik bagi siswa agar siswa dapat belajar dengan baik. Dalam penelitian ini
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw akan digunakan sebagai salah satu
variasi yang dapat digunakan dalam proses belajar. 2.
Prinsip-prinsip Belajar
Dimyati dan Mudjiono 2002: 42-50 mengemukakan prinsip-prinsip
belajar adalah sebagai berikut:
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan diperlukan untuk belajar lebih lanjut akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya. Disamping perhatian,
motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
b. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya mulai dari kegiatan fisik sampai
15 kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis,
berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. c.
Keterlibatan LangsungBerpengalaman Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan
siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan
kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai,
dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
d. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang hendak dicapai, namun selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar,
maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yakni dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya
tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya siswa akan mendapat tantangan yang baru
dalam proses pembelajaran. e.
Balikan dan Penguatan Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam
ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi.
16 Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif.
Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk
belajar giat. Di sini nilai buruk dan rasa takut tidak naik kelas juga bisa menurunkan semangat anak dalam belajar. Inilah yang disebut penguatan
negative atau escape conditioning . f.
Perbedaan Individual Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa
yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-
sifatnya. Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Antara lain penggunaan
metode atau strategi belajar yang bervariasi. Sehingga perbedaan individual siswa dapat terlayani.
Sedangkan prinsip-prinsip belajar menurut Slameto 2003: 27 adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1 Dalam belajar siswa harus; berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan
membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2
Belajar harus menciptakan reinforcement dan motivasi kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3 Belajar memerlukan lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan belajar efektif.
17 4
Belajar perlu adanya interaksi dengan lingkungan. b.
Sesuai hakikat belajar 1
Belajar adalah proses yang berkelanjutan menurut perkembangannya. 2
Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. c.
Sesuai materibahan yang harus dipelajari 1
Belajar bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
2 Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai. d.
Syarat keberhasilan belajar 1
Belajar memerlukan sarana, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 2
Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-berkali agar pengertianketerampilansikap itu mendalam pada siswa.
Dapat disimpulkan bahwa belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang belum pernah diterapkan guru berkaitan dengan prinsip-
psinsip belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw akan menimbulkan perhatian siswa dalam belajar. Dengan adanya perhatian yang besar terhadap
pembelajaran maka akan meningkatkan motivasi dalam mempelajari bahan yang akan diberikan guru. Selain perhatian dan motivasi, dalam belajar
menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw ini siswa juga akan menunjukkan beraneka ragam keaktifan. Keaktifan siswa dalam berkelompok sangat
diharapkan oleh guru agar tercapai hasil belajar yang maksimal.
18 Dari proses belajar, siswa juga akan mendapatkan hasil yang menjadi
ukuran berhasil atau tidaknya proses belajar yang terjadi dalam dirinya. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Antara siswa satu dengan yang lainnya tentu mempunyai perbedaan yang akan mempengaruhi proses belajar
dan juga hasilnya. Dalam penelitian ini sangat memperhatikan prinsip-prinsip belajar agar siswa dapat belajar dengan baik sesuai rencana yang telah
ditentukan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar