34 contoh bagaimana menghargai jasa dan peranan para pahlawan kemerdekaan
Indonesia.
B. Karakteristik Siswa SD
Menurut Izzaty dkk 2013: 103 masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak
pada usia 6 tahun sampai masuk pada masa pubertas dan masa remaja awal yaitu berkisar usia 11-13 tahun. Pada masa kanak-kanak akhir ini adalah masa
dimana anak siap untuk masuk sekolah dasar. Masa kanak-kanak akhir ini dibagi menjadi dua fase, yaitu: 1 masa kelas-kelas rendah sekolah dasar yang
berlangsung antara usia 67 tahun – 910 tahun, dan 2 masa kelas-kelas
tinggi sekolah dasar yang berlangsung antara usia 910 tahun – 1213 tahun.
Adapun karakteristik masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
2. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis.
3. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah. 5.
Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Suharjo 2006: 35 mengemukakan bahwa anak didik pada hakikatnya sebagai makhluk individual, makhluk sosial, dan makhluk susila moralitas.
Setiap anak mempunyai karakteristik yang unik karena setiap anak itu
35 memiliki perbedaan-perbedaan individual yang ada pada setiap pribadi anak.
Anak didik sebagai makhluk sosial berarti makhluk yang harus hidup dalam kelompok sosial sehingga tercapai martabat kemanusiaannya. Anak-anak
hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka saling membantu dan saling melengkapi. Sebagai makhluk susila moralitas, anak memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan susila, dan mampu membedakan hal-hal yang baik dari yang buruk sesuai dengan norma-norma tertentu yang didasarkan
kepada filsafat hidup atau ajaran agama tertentu. Menurut Piaget dalam Suharjo, 2006: 37 tahap perkembangan anak itu
secara hierarkis terdiri dari empat tahap diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Tahap sensori motoris 0-2 tahun Anak hanya mengetahui hal-hal yang ditangkap oleh inderanya saja.
2. Tahap pra operasional 2-67 tahun
Mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih terbatas pada sesuatu yang dijumpai di lingkungannya. Pada akhir tahun ke dua, anak mulai
mengenal simbol atau nama. 3.
Tahap operasi konkrit 67-1112 tahun Anak sudah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum
dapat menghadapi hal-hal abstrak. Pada tahap ini anak mulai berkurang egosentrismenya dan lebih sosiosentris mulai membentuk peer group
4. Tahap operasi formal
Anak sudah mempunyai pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk yang lebih kompleks.
36 Anak SD selain memiliki karakteristik seperti yang diuraiakan di atas,
anak SD juga memiliki karakteristik pertumbuhan kejiwaan sebagai berikut: 1.
Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat. 2.
Kehidupan sosialnya seperti dalam hal bersaing dan kehidupan kelompok sebaya semakin diperkaya.
3. Menyadari diri bahwa selain mempunyai keinginan, juga semakin
bertumbuhnya minat. 4.
Kemampuan berpikirnya masih pada tahap praperasional. 5.
Mempunyai kesanggupan dalam memahami hubungan sebab akibat. Dapat disimpulkan bahwa anak SD mempunyai karakteristik yang unik.
Masa anak SD kelas tinggi berkisar 910 tahun sampai 1213 tahun. Pada masa ini anak mempunyai minat terhadap pelajaran-pelajaran tertentu. Selain itu,
pada usia ini anak mulai membentuk kelompok sebaya atau peer group. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap apa yang belum diketahuinya.
Anak juga sudah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal abstrak. Penelitian ini menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wirosaban karena sesuai dengan berbagai karakteristik
yang dimiliki oleh anak usia kelas tinggi. Anak usia kelas V termasuk ke dalam kriteria kelas tinggi yang mulai membentuk kelompok teman sebaya.
Sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dimana siswa akan belajar secara berkelompok dan saling berdiskusi dalam kelompok tersebut.
37
C. Tinjauan tentang Pembelajaran Kooperatif