57 Sosial  IPS  siswa  kelas  V  SD  Negeri  Wirosaban  Yogyakarta  dengan
menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw.  Jenis  penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif.
B. Setting Penelitian
Tempat  Penelitian  Tindakan  Kelas  ini  adalah  di  SD  Negeri  Wirosaban yang  beralamat  di  Jalan  Pangeran  Wirosobo  UH  6609  Kelurahan  Sorosutan
Kecamatan  Umbulharjo  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta.  Penelitian dilakukan  di  dalam  kelas  dengan  menggunakan  kelompok-kelompok  kecil
beranggotakan  5  siswa  dalam  setiap  kelompok  dan  dilaksanakan.  Meja  dan kursi ditata melingkar untuk diskusi kelompok ahli maupun kelompok asal.
Penelitian  ini  akan  dilaksanakan  pada  bulan  Februari  sampai  bulan Maret 2017. SD Negeri Wirosaban Yogyakarta dipilih peneliti sebagai tempat
penelitian  karena  berdasarkan  hasil  observasi  yang  dilakukan  peneliti  di  SD tersebut ditemukan adanya permasalahan dalam pembelajaran IPS siswa kelas
V yaitu berkaitan dengan hasil belajar IPS yang masih tergolong rendah.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek  dalam  penelitian  ini  adalah  siswa-siswi  kelas  V  SD  Negeri Wirosaban  Yogyakarta  sebanyak  15  siswa  yang  terdiri  dari  7  siswa  laki-laki
dan  8  siswa  perempuan,  sedangkan  objek  yang  akan  digunakan  dalam penelitian  ini  adalah  peningkatan  hasil  belajar  IPS  siswa  kelas  V  SD  Negeri
Wirosaban Yogyakarta
dengan menggunakan
model pembelajaran
kooperatif”.
58
D. Desain Penelitian
Dalam  penelitian  ini  peneliti  menggunakan  model  penelitian  tindakan kelas  yang  dikembangkan  oleh  Kemmis  dan  Taggart.  Bentuk  desain  dari
Kemmis  dan  Taggart  yang  telah  dimodifikasi  oleh  Burn  1999:  33  dalam Madya 2009: 33 adalah seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Madya, 2009:67 Penelitian  ini  dilaksanakan  untuk  memperbaiki  kualitas  proses
pembelajaran  dan  meningkatkan  hasil  belajar  IPS  materi  Persiapan Kemerdekaan  Indonesia  menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe
jigsaw.  Penelitian  ini  dilaksanakan  dalam  dua  siklus  dengan  setiap  siklusnya terdiri  dari  perencanaan,  tindakan  dan  observasi,  dan  refleksi.  Keputusan
Keterangan  : SIKLUS I
1 = Perencanaan I 2 = Tindakan  Observasi I
3 = Refleksi I SIKLUS II
4 = Perencanaan II 5 = Tindakan  Observasi II
3 = Refleksi II
59 untuk  menghentikan  atau  melanjutkan  siklus  merupakan  keputusan  bersama
antara  peneliti  dan  guru.  Siklus  dihentikan  jika  peneliti  dan  guru  sepakat bahwa  pembelajaran  IPS  materi  Persiapan  Kemerdekaan  Indonesia
menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  yang  telah dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana, hasil belajar IPS materi Persiapan
Kemerdekaan  Indonesia  meningkat  dan  kriteria  ketuntasan  yang  telah ditentukan  telah  dicapai  atau  terlampaui.  Penelitian  ini  dilakukan  dalam
bentuk  siklus  yang terdiri  dari kegiatan perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi.
1. Perencanaan Siklus I
Rencana hendaknya disusun berdasarkan hasil pengamatan awal  yang reflektif  Madya,  2009:  60.  Pada  tahap  ini  peneliti  merumuskan  rencana
tindakan  yang  dilakukan  untuk  memperbaiki  dan  meningkatkan  hasil  belajar siswa.  Setelah  melakukan  observasi  dan  mendapatkan  gambaran  yang  jelas
tentang keadaan kelas, maka peneliti merancang tindakan yang akan dilakukan untuk  meningkatkan  hasil  belajar  IPS  siswa  kelas  V  SD  Negeri  Wirosaban
Yogyakarta. Persiapannya meliputi hal-hal sebagai berikut: a.
Menyusun  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  RPP  untuk  KD  2.2  dan KD 2.3 mata pelajaran IPS kelas V semester II.
b. Mempersiapkan  Lembar  Kerja  Siswa  LKS  yang  akan  digunakan  pada
saat melakukan tindakan.
60 c.
Membuat  instrumen  observasi  untuk  mengamati  proses  pembelajaran dalam  pembelajaran  yang  menerapkan  model  pembelajaran  kooperatif
tipe Jigsaw. d.
Mempersiapkan soal tes yang akan digunakan pada setiap akhir siklus. e.
Mempersiapkan  kamera  untuk  mendokumentasikan  aktivitas  guru  dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Tindakan dan Observasi
Madya  2009:  61  menyatakan  bahwa  tindakan  adalah  kegiatan  yang dilakukan  secara  sadar  yang  mengandung  inovasi  atau  pembaharuan  yang
berbeda  dengan  yang  biasa  dilakukan  sebelumnya.  Tindakan  dalam  hal  ini mempunyai  tujuan  untuk  memperbaiki  keadaan.  Tindakan  dipandu  oleh
perencanaan  yang  telah  disusun  secara  rasional.  Sehingga  sifat  perencanaan tindakan  adalah  fleksibel  dan  terbuka  terhadap  perubahan  dalam
pelaksanaannya.  Adapun  pelaksanaan  tindakan  tersebut  akan  dilaksanakan sebagai berikut:
a. Guru melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
b. Kegiatan pembelajaran diusahakan fleksibel terhadap perubahan dengan
tidak mengubah kealamiahan proses belajar mengajar. Jadi meskipun ada perubahan dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan guru dan siswa tidak
dibuat-buat.
c.
Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa.
61 d.
Pada siklus ini berisi tiga tahapan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Observasi  atau  pengamatan  merupakan  upaya  mengamati  pengaruh tindakan  terkait  pelaksanaan  tindakan.  Observasi  dilakukan  seiring
berjalannya  pelaksanaan  tindakan.  Keduanya  berlangsung  dalam  waktu  yang sama Arikunto dkk, 2009: 19. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan
datang,  memberikan  dasar  bagi  refleksi  sekarang.  Observasi  harus direncanakan, sehingga akan ada dasar dokumenter untuk refleksi berikutnya.
Pengamatan  dilakukan  bersamaan  dengan  berlangsungnya  tindakan. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa, baik sebelum maupun setelah
implementasi  tindakan  dalam  pembelajaran.  Pengamatan  ini  mengungkapkan berbagai  hal  menarik  dalam  pelaksanaan  kegiatan  pembelajaran  IPS  dengan
menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw.  Data  yang dikumpulkan  adalah  tentang  proses  perubahan  kinerja  pembelajaran  akibat
implementasi tindakan keberhasilan proses dan hasil kegiatan pembelajaran setelah  pelaksanaan  keberhasilan  produk.  Semua  dicatat  dalam  kegiatan
observasi  yang  terencana  secara  fleksibel  dan  terbuka.  Untuk  mengetahui apakah proses pembelajaran  yang dilakukan sesuai dengan perencanaan  yang
telah  disusun,  perlu  dilakukan  evaluasi.  Selain  itu  juga  bertujuan  untuk
mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang diharapkan. 3.
Refleksi
Refleksi  adalah  mengingat  dan  merenungkan  kembali  suatu  tindakan persis  seperti  yang  telah  dicatat  dalam  observasi.  Refleksi  berusaha  untuk
62 memahami  proses,  masalah,  persoalan,  dan  kendala  dalam  tindakan.  Hasil
observasi akan dianalisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan
tindakan yang dianggap perlu untuk dilakukan pada tindakan selanjutnya.
Apabila  pada  tindakan  pertama  hasil  dari  penelitian  masih  belum sesuai  dengan  tujuan  yang  diharapkan,  maka  dapat  dilakukan  perubahan
rencana tindakan pada siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil evaluasi sebelumnya.  Dalam  usaha  perbaikan  tindakan  siklus  yang  berikutnya  perlu
dilakukan  pemeriksaan  terhadap  catatan-catatan  hasil  observasi,  baik  proses
maupun produk. E.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  merupakan  tahap  paling  utama  dalam penelitian.  Pengumpulan  data  dalam  penelitian  ini  dengan  cara  sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi  adalah  proses  pengambilan  data  dalam  penelitian  ketika peneliti  atau  pengamat  melihat  situasi  penelitian  Uno  dkk,  2011:  90.
Observasi  sangat  sesuai  digunakan  dalam  penelitian  yang  berhubungan dengan kondisi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.
2. Tes
Tes  merupakan  alat  pengukur  data  dalam  penelitian.  Tes  adalah seperangkat  rangsangan  yang  diberikan  kepada  seseorang  dengan  maksud
untuk  mendapatkan  jawaban-jawaban  yang  dijadikan  penetapan  skor  angka. Uno dkk, 2011: 104. Setelah dilaksanakannya tindakan, siswa diberikan tes
63 dengan  menggunakan  soal  yang  menitikberatkan  pada  segi  penerapan  pada
akhir setiap siklus. Hasil setiap siklus dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif  untuk  mengetahui  keefektifan  tindakan  dengan  jalan  melihat
kembali merujuk silang pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian  ini  menggunakan  beberapa  instrumen  untuk  mengumpulkan data-data yang valid. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar Observasi
Dalam  penelitian  ini,  aspek  yang  diamati  adalah  sikap  siswa    dalam proses  pembelajaran  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif
tipe Jigsaw. Dalam lembar observasi ini berisikan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan sikap siswa pada proses pembelajaran IPS menggunakan
model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw.  Pada  penelitian  ini,  peneliti menggunakan  rating  scale,  yang  berisikan  daftar  variabel  yang  akan
dikumpulkan datanya, setelah itu peneliti akan memberikan tanda apabila ada variabel yang muncul.
Berikut  ini  adalah  kisi-kisi  lembar  observasi  aktivitas  siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
64
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Aspek Afektif dalam Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Jenjang Afektif Kriteria
Nomor Butir
Receivingattending menerimamemperha
tikan Perhatian  dan  partisipasi  siswa
terhadap  proses  pembelajaran  IPS dengan
model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw. 1, 2, 3, 4
Responding menanggapi
Keberanian siswa
saat proses
diskusi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
5, 6
Valuing menilaimenghargai
Tanggung  jawab  siswa  saat  proses diskusi  kelompok  asal  maupun
kelompok ahli. 7, 8, 9, 10
Jumlah 10
2. Tes IPS
Penelitian  ini  menggunakan  tes  sebagai  instrumen  penelitian.  Tes  hasil belajar  siswa  disusun  dalam  bentuk  pilihan  ganda  dengan  menggunakan
tingkatan kognitif dari Bloom. Tingkatan kognitif  yang digunakan mencakup aspek  mengingat  C1,  memahami  C2,  mengaplikasikan  C3.  Tingkatan
kognitif  yang  digunakan  pada  tes  ini  hanya  sampai  pada  tingkatan mengaplikasikan  C3  karena  sesuai  dengan  Kompetensi  Dasar  KD  dalam
penelitian  yaitu  KD  2.2  dan  KD  2.3.    Tes  ini  bertujuan  untuk  mengetahui apakah  hasil  belajar  siswa  meningkat  setelah  proses  pembelajaran  dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 197.
G. Validitas Instrumen