Pengertian Hasil Belajar Tinjauan tentang Hasil Belajar IPS

22 menghilangkan rasa bosan terhadap pembelajaran IPS menggunakan metode yang sering digunakan oleh guru. Selain itu, siswa akan menaruh perhatian yang besar terhadap pembelajaran karena sebelumnya belum pernah belajar dengan model ini. Dengan model pembelajaran ini pula, siswa akan belajar dalam kelompok secara heterogen yang mempunyai tingkat intelegensi yang berbeda serta hal-hal lain seperti latar belakang yang berbeda agar siswa dapat saling berdiskusi dalam kelompok. Apabila seorang guru memperhatikan faktor-faktor belajar yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, maka pembelajaran akan berjalan sesuai yang direncanakan. Kendala-kendala yang mungkin terjadi dalam peroses belajar akan dapat dihindari.

4. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Susanto 2015: 5 hasil belajar yaitu perubahan -perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah 23 perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik Purwanto, 2010: 54. Kingsley sebagaimana dikutip oleh Sudjana 2005: 22 membagi tiga macam hasil belajar, yakni a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. a. Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek sebagaimana dikemukakan oleh Bloom, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutya termasuk kognitif tingkat tinggi. b. Ranah afektif Ranah Afektif berkaitan dengan sikap dan terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian , organisasi, dan internalisasi. c. Ranah psikomotoris Ranah psikomotoris berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, dan 24 keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif paling banyak dinilai oleh para pengajar karena berkaitan dengan penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Untuk penilaian aspek psikomotor dan aspek afektif dapat dilakukan dengan pengamatan. Bloom dalam Purwanto 2010: 50membagi dan menyusun secara hierarkis tingkat kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi yaitu hafalan sampai evaluasi. Enam jenjang tersebut diantaranya adalah hafalan C1, pemahaman C2, penerapan C3, analisis C4, sintesis C5, dan evaluasi C6. 1. Hafalan Hafalan merupakan tingkat kognitif yang paling rendah. Tingkat ini merupakan kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespon suatu masalah. Dalam tingkat ini fakta dipanggil kembali persis seperti ketika disimpan. Contoh kata kerja operasional berdasarkan taksonomi Bloom Akbar, 2013: 12 pada tingkat ini misalnya mengidentifikasi, memilih, menyebutkan, dan membuat daftar. 2. Pemahaman Pemahaman adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. Menghafal fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menuntut pengetahuan akan fakta dan hubungannya. Contoh kata kerja operasional ini 25 adalah membedakan, menjelaskan, menyimpulkan, merangkum, dan memperkirakan. 3. Penerapan Penerapan merupakan kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus, dan sebagainya dan menggunakan untuk memecahkan masalah. Kata kerja operasional pada tingkat ini misalnya menghitung, menggunakan, menerapkan, menunjukkan, memodifikasi, dan menstransfer. 4. Analisis Analisis merupakan kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam unsur-unsur. Contoh kata kerja operasionalnya seperti membuat diagram, membedakan, menghubungkan, menjabarkan ke dalam bagian-bagian. 5. Sintesis Sintesis merupakan kemampuan memahami dengan mengorganisasikan bagian-bagian ke dalam satu kesatuan. Pada tingkat ini contoh kata kerja operasionalnya sepert menciptakan, mendesain, memformulasikan, membuat prediksi. 6. Evaluasi Evaluasi merupakan kemampuan dalam membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya. Kata keja operasional pada tingkat evaluasi seperti membuat kritik, membuat penilaian, membandingkan, membuat evaluasi. 26 Ranah afektif dibedakan menjadi lima jenjang menurut Krathwohl, Bloom, dan Maisa 1964 sebagaimana dikutip oleh Widyotoko 2016: 52. Lima jenjang tersebut dimulai dari jenjang yang paling dasar sampai jenjang yang kompleks diantaranya adalah : 1. Receivingattending menerimamemperhatikan Receivingattending merupakan kepekaan seseorang terhadap suatu rangsangan dari luar. Baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Receivingattending diartikan juga sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini, siswa memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, milnya kelas dan kegiatan lainnya. 2. Responding menanggapi Responding mengandung arti adanya partisipasi aktif. Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Hasil belajar ranah ini menekankan pada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respon, atau kepuasaan dalam memberi respon. 3. Valuing menilaimenghargai Valuing artiya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Dalam kaitannya dalam proses belajar mengajar, siswa tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi 27 mereka telah berkemampuan menilai konsep atau fenomena yaitu baik atau buruk. 4. Organization mengaturmengorganisasikan Organization berarti mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Pada tingkat ini, nilai satu dengan lainnya saling dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan memulai membangun sistem internal yang konsisten. 5. Characterization by evalue or calue complex karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Characterization by evalue or calue complex merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hierarki nilai. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan sebagai hasil proses belajar tersebut meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam penelitian ini penilaian utama difokuskan pada penilaian aspek kognitif dan afektif siswa. Kedua aspek tersebut berkaitan dengan aktivitas siswa di dalam kelompok diskusi. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menekankan pada sikap siswa di dalam belajar secara berkelompok. Penilaian dilakukan pada proses pembelajaran dan akhir proses pembelajaran IPS di kelas V setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 28

5. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial IPS di SD

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25