merupakan subyek yang berkepentingan dalam kegiatan belajar mengajar, karena fungsi guru adalah sebagai pengajar atau pendidik dalam setiap proses
mengajar di sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar suatu kebosanan akan terjadi apabila kita melihat atau mengalami hal yang sama terjadi secara
berulang-ulang terus-menerus sehingga menjadi rutin. Untuk menanggulangi rasa bosan ini maka diperlukan adanya suatu variasi dalam proses belajar
mengajar, sehingga belajar mengajar di sekolah tidaklah terasa sebagai beban yang berat. Adanya variasi gaya mengajar guru akuntansi yang baik dapat
membantu siswa untuk lebih memusatkan perhatian siswa pada pelajaran yang sedang diajarkan.
b. Pengertian Mengajar
Mengajar pada umumnya merupakan suatu upaya pendidikan dalam memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa
agar terjadi proses belajar. Menurut Pasaribu dan Simandjuntak 1983:7 mengajar adalah sebagai penanam dan penyampaian pengetahuan pada anak,
serta suatu kegiatan mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik- baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya
proses belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengajar merupakan peristiwa yang bertujuan, artinya mengajar adalah peristiwa yang terikat oleh tujuan, pada tujuan dan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan Winarno,1973:29. Karena mengajar adalah peristiwa yang bertujuan, maka seorang pendidik dalam hal ini adalah guru dituntut untuk
dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik, dan materi pelajaran dapat diterima oleh siswa sebagai peserta didik.
Guru dalam mengajar harus sudah memiliki rencana pembelajaran satuan pelajaran dan menetapkan strategi belajar mengajar, karena dalam hal
ini guru melakukan kegiatan mendidik, dalam artian guru mengantar peserta didik ke tingkat kedewasaannya, baik secara fisik maupun mental. Dengan
demikian seorang guru dituntut untuk berusaha seoptimal mungkin menciptakan kondisi yang mendukung agar kegiatan belajar mengajar dapat
berlangsung dengan baik. Mengajar secara luas dapat diartikan suatu aktivitas
mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar atau sebagai
upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa Sardiman, 1986:46-47.
c. Gaya Mengajar
J. Roggema dalam Winkel 1996:205 membedakan gaya mengajar menjadi dua, yaitu:
1 Formal, ciri-ciri: a Guru sangat terikat dengan kurikulum pengajaran yang telah ditetapkan.
b Menuntut banyak prestasi hafalan. c Berpegang pada buku pelajaran.
d Bergaya memimpin lebih otoriter. e Kurang bersedia menerima sumbangan pikiran dari siswa.
f Menekankan perlunya siswa belajar untuk lulus ujian. 2 Informal, ciri-ciri:
a Penentuan luas materi pelajaran tergantung dari kebutuhan siswa. b Mendorong siswa untuk berdiskusi mengenai materi pelajaran.
c Memberikan pandangan sendiri terhadap pelajaran. d Bergaya memimpin lebih demokratis.
e Menanggapi dengan baik pikiran kritis siswa. f Menekankan agar siswa belajar demi perkembangan diri sendiri.
Gaya mengajar menurut Winkel 1996:204 adalah keseluruhan tingkah laku guru yang khas bagi dirinya dan agak bersifat menetap pada
setiap kali mengajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Variasi Gaya Mengajar