Kompetensi Pedagogik Kompetensi Pendidik

5

BAB II DASAR TEORI

A. Kompetensi Pendidik

Guru sangat berperan dalam pembangunan kualitas pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No. 74, 2008:1, guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasi oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang meliputi: a kompetensi pedagogik; b kompetensi kepribadian; c kompetensi sosial; dan d kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi PP No.74, 2008:5. Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari kompetensi yang mempengaruhi langsung terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

1. Kompetensi Pedagogik

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun 2008 tentang guru didefinisikan bahwa kompetensi pedagogik adalah “kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik”. Kompetensi tersebut terdiri dari 8 komponen penting meliputi: a pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan; b pemahaman guru tentang peserta didik; c kemampuan guru dalam pengembangan kurikulum atau silabus; d kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran; e kemampuan guru tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran; g kemampuan guru dalam evaluasi dan hasil belajar siswa; dan h kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya, PP, 2008:6. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing komponen dari komponen kompetensi pedagogik: a. Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan adalah suatu pemahaman yang berisikan tentang tujuan dan hakikat kependidikan dan pembelajaran Ma’mur, 2009:61 Tujuan pendidikan menurut Bloom, dalam bukunya “Taxonomy of Education Objective” 1965 dalam Sanjaya, 2008 bentuk perilaku siswa sebagai tujuan pendidikan dapat digolongkan ke dalam 3 aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitu: 1 Aspek kognitif Aspek kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif terdiri dari 6 tingkatan yaitu: pertama, pengetahuan: tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat info yang sudah dipelajari recall; Kedua, pemahaman: kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan menangkap makna suatu konsep; Ketiga, penerapan: tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus, hukum, konsep ke dalam situasi yang lebih konkret; Keempat, analisis: kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian tertentu setelah memahami dan menguasai; Kelima, sintesis: kemampuan menyatukan bagian-bagian menjadi suatu yang utuh; Keenam, evaluasi: tujuannya untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan tertentu. 2 Aspek afektif Aspek afektif berkenaan dengan sikap, nilai, dan apresiasi. Menurut Khatwohl dkk 2006, dalam Sanjaya, 2008 dalam bukunya Taxonomi of Educatiomal Objectives: Avektif Domain, Aspek afektif memiliki tingkatan yaitu Pertama, menerima: sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah. Misalnya bersedia untuk memperhatikan gejala; Kedua, merespon: ditunjukan oleh kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemampuan untuk mengikuti diskusi, kemampuan untuk membantu orang lain; dan Ketiga, menghargai: tujuan ini berkenaan dengan kemampuan untuk member penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu. 3 Aspek psikomotorik Aspek psikomotorik adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan, keterampilan, atau skill seseorang. Kegiatan ini berhubungan dengan penguasaan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan dengan 4 tingkatan yaitu: meniru, menggunakan, ketepatan, dan merangkaikan. Pengalaman belajar untuk mencapai tingkatan tersebut adalah berlatih dengan intensif untuk menirukan, mensimulasikan, mendemonstrasikan gerakan yang ingin dikuasainya Kunandar, 2007:256-257. b. Pemahaman guru tentang peserta didik Guru memahami karakter dari peserta didik merupakan bentuk dari pemahaman guru terhadap peserta didiknya. Karakter seorang murid terdiri dari 5 aspek Ma’mur, 2009:73 yaitu pertama, tingkat kecerdasan. Tingkat kecerdasan siswa dilihat dari NEM masuk kemudian didukung oleh keterlibatan siswa dalam KBM dan hasil ulangan. Secara umum tingkat kecerdasan siswa digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kedua, kreativitas siswa. Kreatifitas merupakan bentuk aktifitas siswa berupa kemampuan untuk dapat menciptakan pandangan yang baru dalam suatu permasalahan Robert L. Solso, 2007:445. Kreatifitas seorang siswa dapat dilihat dari respon siswa terhadap pembelajaran misalnya aktif bertanya, aktif mengerjakan tugas, dan mempuyai pandangan dalam setiap masalah. Ketiga, kondisi fisik. Kondisi fisik berkaitan dengan penglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pincang kaki, dan lumpuh karena kerusakan otak. Guru harus memberikan layanan yang berbeda terhadap peserta didik yang memiliki kelainan seperti diatas untuk membantu perkembangan pribadi mereka misalnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang pendiam supaya dapat aktif berbicara. Keempat, tingkat perkembangan kognitif siswa. Perkembangan kognitif mengacu pada kemampuan intelektual siswa. Menurut Bloom BS. tingkat perkembangan intelektual mencangkup pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi yang diterapkan untuk membangun pengetahuan siswa Wowo Sunaryo K., 2012:6. Kelima, minat siswa. Minat siswa sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa dalam belajar. Guru dapat melihat tingkat minat seorang siswa dari pengalaman belajar dan kesenangannya terhadap mata pelajaran. c. Kemampuan guru dalam pengembangan kurikulum atau silabus Didalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 19: “kurikulum diterangkan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” UU No. 20 tahun 2003. Produk dalam pengembangan kurikulum disebut silabus. Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang pengembangan kurikulum. Pengembangan silabus disusun secara mandiri oleh guru yang bersangkutan disesuaikan dengan karakteristik siswa dan kondisi fisik sekolah Kunandar, 2007:246. Muatan silabus dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan Kunandar, 2007 yaitu terdiri dari: pertama, strandar kompetensi mata pelajaran yaitu batas kemampuan yang harus dimiliki dan dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu. Kedua, kompetensi dasar yaitu kemampuan minimal pada setiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Ketiga, indikator hasil belajar yaitu penanda ketercapaian kompetensi dasar. Keempat, materi pokok yaitu pokok-pokok materi yang harus di pelajari siswa sebagai sarana pencapaian KD dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian sesuai indikator. Kelima, Kegiatan pembelajaran yaitu bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keenam, alokasi waktu yaitu waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing KD. Ketujuh, model pembelajaran, peralatan yang digunakan, evaluasi, dan lokasi waktu. Kedelapan, adanya penilaian merupakan jenis, bentuk, dan instrument yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui keberhasilan belajar siswa. Kesembilan, sarana dan sumber belajar yaitu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Kesepuluh, indentifikasi mata pelajaran yaitu terdiri dari: nama sekolah, nama mata pelajaran, jenjang sekolah, satuan pendidikan, kelas, semester, tahun pelajaran. d. Kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran terlihat dari bentuk fisik pembuatan RPP yang didukung oleh komponen pendukungnya secara lengkap. Menurut Kunandar, 2007:262 pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran RPP merupakan: “ rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus”. Menurut Kunandar, 2007:264 komponen komponen pendukung dari pada RPP yaitu: 1 identitas mata pelajaran meliputi: nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu; 2 standar kompetensi dan kompetensi dasar; 3 materi pembelajaran; 4 skenario pembelajaran; 5 sarana dan sumber pelajaran; 6 penilaian dan tindak lanjut. e. Kemampuan guru tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis yaitu guru mampu: pertama, melibatkan secara aktif peran murid Ma’mur, 2009:85 yaitu dengan cara memberikan ruang aktualisasi yang terbuka, demokratis, dan partisipatif. Kedua, mempunyai metode pengajaran yang efektif untuk menyenangkan dan dapat menggugah semangat belajar anak. Ditambah menurut Jamal 2009 yang dapat dimasukan dalam poin ketiga, fokus dalam mengajar, menjawab pertanyaan murid, dan memberikan rasa penasaran murid dengan pertanyan-pertanyaan yang tajam dan menggelitik sehingga pembelajaran terlaksana secara serius, santai, dan humor Ma’mur, 2009:85. Walls, Nardi, Von Minden, dan Hoffman 2002 dalam Lang dan Evans, 2006:2-4, dalam Musfah, 2011:39 bentuk karakteristik guru yaitu 1 lingkungan emosional: ranah, bersahabat, dan perhatian; 2 keterampilan guru: teratur, siap, dan jelas; 3 motivasi guru: perhatian pada pengajaran dan pembelajaran, dan antusias; 4 partisipasi murid: membuat aktifitas yang melibatkan siswa dalam belajar yang autentik, pertanyaan yang iteraktif, dan diskusi; 5 peraturan dan penilaian: mampu mengatur kelas dan perhatian pada keluhan siswa. f. Pengetahuan guru dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran Guru memanfaatkan dan menerapkan teknologi didalam pembelajaran sebagai media pendidikan untuk memacu semangat belajar siswa dan mempercepat proses pembelajaran yang dilakukan secara praktis. “Media pendidikan merupakan perangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik” Sudarwan Danim, 2012:7. Keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran Danim, 2012:17-23 yaitu: pertama, keterampilan guru untuk menulis dan membersihkan papan tulis; kedua, keterampilan guru memberikan gambar untuk memperjelas masalah; ketiga, keterampilan guru untuk menyajikan seperangkat materi tertentu lewat slide PPT; keempat, keterampilan guru memanfaatkan buku pelajaran sebagai pegangan penunjang pembelajaran; kelima, keterampilan guru dalam memanfaatkan laboratorium didalam pembelajaran; keenam, keterampilan guru memanfaatkan fasilitas LCD dilingkungan sekolah. g. Kemampuan guru dalam evaluasi dan hasil belajar siswa Guru dapat mengetahui siswa itu paham terhadap materi yang telah diberikan yaitu dengan evaluasi Ma’mur, 2009:95. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu dengan dilakukan suatu pengukuran dengan wujud pengujian berupa tes Sudijono, 1995:5. Ciri evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa yang tepat secara umum Ngalim purwanto, 1984:22 yaitu: pertama, sistem penilaian untuk mencapai KD sesuai indikator yang akan dicapai. Kedua, soal dibuat sesuai dengan indikator, sehingga akan terlihat apakah tujuan pembelajaran terlaksana dengan baik. Ketiga, pemilihan tipe tes yang tepat untuk siswa. Ciri-ciri tes yang baik Sudijono, 1995:93-97 yaitu ciri pertama, secara valid dapat mengukur keberhasilan belajar peserta didik. Ciri kedua, tes bersifat reliabilitas stabil yaitu semua siswa, kapan saja, dimana saja dan dinilai siapa saja akan sama. Ciri ketiga, tes bersifat obyektif yaitu sesuai dengan materi yang telah diberikan. Ciri keempat, tes bersifat praktis yaitu: 1 bersifat sederhana: tidak memerlukan peralatan yang banyak dan sulit; 2 lengkap: dilengkapi dengan cara mengerjakan, kunci jawaban, dan pedoman skoring. Keempat, pensekoran ditentukan sesuai tipe soal. Pensekoran untuk soal tes objektif merupakan suatu proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka. Angka-angka hasil pensekoran kemudian diubah menjadi nilai-nilai melalui suatu proses pengolahan tertentu seperti angka dengan rentangan 0 – 10. Cara pensekoran hasil tes objektif setiap jawaban benar diberi angka satu 1 sedangkan jawaban yang salah diberi angka nol 0 dan total skor ditentukan dengan menjumlahkan skor dari semua soal. h. Kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya Kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya yaitu kemampuan guru untuk menjadi motivator, fasilitator, dan pemberi inspirasi bagi para muridnya, sehingga potensi mereka berkembang secara maksimal Musfah, 2011:42. Misalnya dengan kejelian guru, siswa yang mempunyai potensi akademik menonjol diberikan motivasi dan pelatihan untuk mengikuti olimpiade.

2. Kompetensi Profesional