34
73
yang ribut  seperti  dalam  foto  vid.  24 April 2012,  menit  17:03,  lamp.4 dibawah ini:
Gambar 4.2 Siswa sedang serius mengerjakan soal
Selain  itu, ketika guru  mengetahui  kesulitan  yang  dialami  siswa  dalam mengerjakan  soal, maka menyuruh seorang siswa  yang  dirasa  guru  lebih
kreatif untuk mengerjakan soal didepan kelas. Seperti dalam transkrip vid. 24 April 2012, menit 25:11, lamp.4 dibawah ini:
G: Ayo,  Lusia  maju.Tolong  kerjakan  dipapan  tulis.  Biar  nanti
teman-teman yang bingung bisa tahu, kamu kan yang kreatif dan cepat tanggap
S: Iya pak
Pengetahuan guru untuk siswa yang pendiam yaitu: “…didekati,  kemudian  dilihat  apakah  ada  respon  ketika  kita  kasih  soal,
pasti  akan  terbuka  untuk  mengungkap  apa  kesulitannya” wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5.
Pernyataan guru tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti. Terlihat guru
Sedang  memberikan  perhatian yang  berbeda kepada seorang  siswa  yang pendiam  dan  pemalu dengan  cara menghampiri  dan bertanya
“gimana agung bisa enggak, mana pekerjaanmu?” vid. 23 April 2012, menit 13:05,
lamp. 4. Peneliti menduga, bahwa tipe guru dalam memberikan perhatian kepada siswa yang dirasa guru kurang percaya diri adalah secara personal.
Hal  ini,  supaya  siswa dapat dengan  leluasa  mengungkapkan  apa  yang menjadi kesulitan, tanpa harus takut dan malu.
73
Guru meli yaitu:
“… gampang se
2012, lamp. 6, menandakan  si
apa  yang  dimak karena  memang
yang  menyebabkan suruh  maju,  kit
wawancara tan
Dari  pernyataan dengan  tingkat
dapat menyeba sebaliknya  ting
menyerap pembe selalu  me-rev
mengetahui sisw Terlihat didalam
G: A
be
S1: K G: A
S2: T G: M
S3: T G:  Jadi
k
73
Gambar 4.3 Guru menghampiri siswa pendiam
elihat siswa  yang  paham  dan  tidak  paham se
pang sekali dari wajah aja bisa tahu wawancara t
p. 6, ketika kita kasih soal ga bisa, kasih soal bi dakan  siswa  belum  paham?Kalau  ditanya  secara
dimaksud  ini?Setelah  kita  jelaskan,  anak  tidak
ang tingkat  kemampuannya  yang  terbatas  bi babkan    tidak  paham.  Maka  dari  itu,  dengan
u,  kita  bimbing,  lama-lama  kan nanti  bisa  meny tanggal 11 April 2012, lamp. 5
taan  guru tersebut,  peneliti  menyimpulkan  bahw at  intelektual  siswa.  Tingkat  kemampuan  sisw
babkan sulit paham terhadap materi yang telah ingkat  kemampuan  siswa  yang  tinggi dapat
mbelajaran dengan baik. Sehingga disetiap me review dengan pertanyaan  yang  sifatnya
siswa  yang  paham  dan  kurang  paham  terhadap lam transkrip vid. 20 April 2012, lamp. 4 diba
Apa  yang  ada  dipikiran  mengenai  adiabat bertanya kepada seorang siswa dengan cara m
: Kalor nya tidak berubah Agung gimana gung kalau kamu?
: Tidak terjadi perubahan kalor Mbak teres?
: Tidak terjadi perubahan kalor. Jadi  bisa  disimpulkan  bahwa  untuk  prose
kalornya konstan tidak berubah-ubah. 35
73
setelah dijelaskan
a tanggal 19 April
soal bingung, itukan
ara  spontan,  ehh.. dak  memperhatikan
as  bisa  juga  kan  itu
ngan  soal-soal  siswa enyusut  kan  begitu
bahwa  guru  paham siswa  yang  terbatas
lah dijelaskan dan pat  dengan  mudah
menjelaskan, guru a  spontan  untuk
dap  pembelajaran. dibawah ini:
adiabatik Arumni?
a menghampiri
proses  adiabatik  ini
36
73
Pengetahuan guru tentang minat belajar siswa kelas XI ipa.5 yaitu: “kalau  dipresentase  minat  belajar  siswa  XI  Ipa  5 itu:  80  siswa  minat
belajar,  yang  20  itu  kita  dorong  terus” wawancara  tanggal  19  April 2012, lamp. 5.
Sejauh  dari  pengamatan  peneliti,  terlihat  didalam  pembelajaran sebagian besar siswa lebih semangat belajar ketika latihan soal dibandingkan ketika
guru  berceramah  menjelaskan  materi. Hal  ini  terbukti,  guru  paham  bahwa siswa XI ipa.5 lebih berminat “dan senang jika bermain soal” wawancara
tanggal  19  April,  lamp. 5. Hal  ini  yang  menjadi  ciri  pengajaran  guru, bahwa  guru  lebih memberikan “…konsep yang tidak  terlalu  bertele-tele,
kemudian disusul dengan latihan berbagai contoh. Dengan latihan soal itu justru  untuk  menggali  pengetahuan” wawancara  tanggal 15  September,
lamp. 5. Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa: pertama, guru paham dengan
karakter  kelasnya yang bersifat  heterogen yang tingkat  kecerdasan siswanya pintar, sedang, dan rendah, hal tersebut ditentukan dari nilai NEM
dan  nilai  ulangan.  Guru  hafal 15 nama dari  25 siswa sehingga dijadikan sarana  guru  untuk  mengenal
siswanya. Guru  lebih  memberikan
pendampingan  kepada  siswa  yang membutuhkan
dan  memberikan kebebasan  kepada  siswa  yang  sudah  jelas. Kedua, guru  paham  dengan
siswa  yang  aktif  dan  kreatif. Ketiga, tipe  guru secara  dominan  adalah memperhatikan  siswa secara personal. Keempat, guru paham  dengan
tingkat perkembangan kognitif siswa, sehingga didalam pembelajaran guru melakukan  tanya  jawab  secara  spontan  untuk  mengetahui  bahwa  siswa
37
73
tersebut paham atau belum paham terhadap pelajaran. Kelima, guru paham dengan minat siswa untuk belajar  fisika yang lebih  menyukai latihan  soal
sehingga tercermin dari tipe pembelajaran guru.
c. Kemampuan guru tentang pengembangan kurikulum atau silabus
Menurut guru : “kurikulum itu menyesuaikan  pemerintah  dan  kemudian  disesuaikan
dengan  keadaan  sekolah.  Tahun  dulu  dengan  sekarang  berbeda  karena tantangannya  pun  berbeda.  Kurikulum  sekarang  kan  pembelajaran
berteknologi  modern,  dimana  kita  sebagai  pengajar  harus  menguasai komputer sebagai sarana pembelajaran” 11 April 2012, lamp. 5.
Dari  pernyataan  guru  tersebut,  terlihat guru  mengungkap  pemahaman tentang  kurikulum  yang  ada  saat  ini. Guru  mengungkap  bahwa  kurikulum
saat  ini  mengharuskan  seorang  guru  untuk  menguasai  teknologi  modern untuk  dapat  diterapkan  didalam  proses  pembelajaran. Hal  ini  sangat
berpengaruh  terhadap  pembelajaran,  terlihat guru mengajarkan  materi termodinamika  dengan menggunakan  laptop  untuk  memberikan  materi,
animasi, serta  latihan  soal  yang  ditampilkan  lewat  LCD.  Dibawah  ini merupakan  bentuk  pembelajaran  guru  ketika  menjelaskan  konsep  isobarik
dengan animasi melalui LCD, seperti dalam transkrip vid. 20 April 2012, menit 05:20, lamp. 4 dibawah ini:
G:
Baik,  saya  akan  memberikan  sebuah  animasi,  pertama  yaitu isobarik. Sangat terlihat ya dalam grafik tekanannya itu tetap ya?
Kalau 1 atm ya 1 atm saja. Tapi volumenya bagaimana?
SS: Naik G:
Berubah  ya,  berubah  itu  bisa  naik  dan  bisa  turun  juga  jadi  tidak hanya  naik saja.  Naik  itu jika  memuai  karena  dipanasi  dan turun
itu karena kemampatan ya?
38
73
Gambar 4.4 Animasi yang digunakan guru untuk menjelaskan konsep isobarik
Guru mengungkap materi yang masuk ke dalam kurikulum adalah: “Materi  yang  masuk  dalam  kurikulum  salah  satunya  yaitu  materi
termodinamika  yang  harus  semua  guru  mengajarkan.  Materi  ini  sudah dirumuskan  karena  merupakan  materi  pokok  yang  sudah  ditetapkan  oleh
pemerintah  supaya  untuk  diajarkan  kepada  siswa.  Jadi  kita  sebagai  guru sudah  tahu,  materi  apa  saja  yang  akan  kita  ajarkan  kesiswa  dengan
melihat kurikulum yang saat ini sebagai patokan” wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5
Dari  pernyataan  guru  tersebut, guru  paham  bahwa  materi  termodinamika adalah  materi  yang  masuk  dalam  kurikulum  dan  penting  untuk  diajarkan.
Hal  ini  mempengaruhi  pembelajaran,  terlihat  pada  pembelajaran  guru mengajarkan materi termodinamika kepada siswa.
Sebagaimana  disebutkan  dalam  bab 2, produk  pengembangan
kurikulum adalah silabus, maka pemahaman guru tentang silabus adalah: silabus  dari  pemerintah,  nanti disesuaikan  dan  dikembangkan  oleh  guru
sesuai kondisi fisik sekolah, keadaan peserta didik, dan peralatan disekolah sebagai penunjang  pembelajaran.  Silabus  tersebut  mengikuti  apa  yang
diinginkan  dari  pemerintah  dinas  kota… lewat  penataran wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5
39
73
Dari pernyataan guru tersebut, terlihat guru paham dalam mengembangkan silabus  sesuai  dengan  kondisi  fisik  sekolah,  keadaan  peserta  didik,  dan
sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang pembelajaran. Keterbatasan  peneliti  adalah  peneliti  tidak dapat mengetahui  bentuk
fisik  silabus  yang  dibuat  oleh  guru,  hal ini  dikarenakan  peneliti  tidak meminta  sehingga untuk  kategori  ini peneliti  tidak  mampu  mengungkap
pemahaman guru mengenai silabus. Tetapi peneliti menduga bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru sesuai dengan muatan silabus dalam KTSP.
Dapat  disimpulkan bahwa  guru mampu  mengembangkan  kurikulum dengan menerapkan teknologi  modern  didalam  pembelajaran, hal tersebut
kemudian mempengaruhi  sistem  pengajaran  guru  yang  telah  menerapkan teknologi  dalam  pembelajaran. Guru  tahu  bahwa  materi  termodinamika
adalah materi yang ada dalam kurikulum dan terlihat didalam pembelajaran guru  mengajarkan  materi  termodinamika. Guru mampu mengembangkan
silabus secara mandiri yang sesuai dengan keadaan sekolah, keadaan siswa, dan fasilitas sekolah tersebut.
d. Kemampuan guru tentang perancangan pembelajaran
Kemampuan  guru  dalam  merancang  pembelajaran  sangat  disiplin, terlihat  bahwa sebelum mengajar  materi  termodinamika, guru
“sudah persiapkan  berupa  RPP,  materi,  dan  latihan  soal  dengan  LKS”
wawancara  tanggal 11  April  2012, lamp. 5. Guru  mengungkap  bahwa “untuk RPP membuat sendiri” wawancara tanggal 13 April 2012, lamp.5.
40
73
Sejauh  dari  pengamatan  peneliti,  untuk  materi  termodinamika,  guru membuat  2  RPP  yang  masing-masing alokasi  waktunya  adalah 2  kali
pertemuan  4x45’. Peneliti  mengamati bentuk  fisik dari  RPP pertama, terlihat adanya kesesuaian  antara  komponen  pendukung  RPP  yang  dibuat
oleh  guru  dengan  teori  yang  ada yaitu  identitas  mata  pelajaran terpapar dengan  jelas  dalam  RPP, meliputi: nama  sekolah,  kelas,  semester, mata
pelajaran, jumlah pertemuan, sarana dan sumber belajar, SK dan KD yang sesuai dengan kurikulum.
Adanya hubungan antara Indikator dan tujuan pembelajaran, tetapi ada kektidaksesuaian  pada  indikator  dan  tujuan  pembelajaran
dalam mendeskripsikan  dan  memformulasikan  energi  dalam merujuk  lamp.  8.
Tidak  terlihat pada penjabaran  materi  ajar dan  pelaksanaan  pembelajaran tetapi  pada  sekenario  pembelajaran  diuraikan  secara  langsung rencana
kegiatan untuk menjelaskan energi dalam. Materi ajar  tidak  sekedar  dituliskan  secara  poin-poin  saja,  tetapi
diuraikan  dengan  jelas  yang  mencangkup  makna,  grafik,  dan  persamaan. Materi ajar dan pelaksanaan pembelajaran guru hanya terfokus pada proses
perubahan  keadaan  sistem yang  terdiri  dari  proses  isobarik,  isokorik, adiabatik, dan isotermal.
Bentuk fisik dari RPP kedua, terlihat ada kesesuaian antara komponen pendukung RPP yang dibuat oleh guru dengan teori yang ada yaitu identitas
mata  pelajaran terpapar  dengan  jelas  dalam  RPP,  meliputi:  nama  sekolah, kelas,  semester,  mata  pelajaran,  jumlah  pertemuan,  sarana  dan  sumber
41
73
belajar,  SK  dan  KD  yang sesuai dengan  kurikulum.  Adanya kesesuaian antara  Indikator  dengan  tujuan  pembelajaran. Materi ajar  tidak  sekedar
dituliskan  poin-poin  saja,  tetapi  diuraikan  dengan  jelas  yang  mencangkup makna,  grafik,  bagan,  dan  persamaan.
Tetapi  peneliti  mengamati ketidaksesuaian antara RPP pertama dengan RPP kedua. Guru menguraikan
materi ajar tentang energi dalam  pada RPP kedua, padahal terlihat dengan jelas, guru menetapkan indikator, tujuan, dan uraian kegiatan pembelajaran
pada RPP pertama. Secara  umum guru  mengungkap  bahwa
“metode  ceramah  sangat melekat  pada  mata  pelajaran  fisika  wawancara  tanggal  19  April  2012,
lamp. 5 tetapi,  guru  menggunakan metode  pembelajaran dengan diskusi, ceramah, dan pemanfaatan multimedia wawancara tanggal 19 April 2012,
lamp. 5, dan hal ini sesuai dengan RPP guru. Sistem penilaian yang direncanakan guru pada RPP kurang jelas, yaitu
menggunakan  sistem  pengamatan  keaktifan  kelas,  kuis  dan  tugas  tetapi dalam  RPP tidak  dilengkapi  dengan  lembar  observasi,  soal  kuis  dan  soal
tugas. Pada  wawancara mengungkap bahwa guru:  “jarang  memberikan
tugas, tapi memberikan spontanitas pada anak, misalnya  kasih soal untuk maju  dan  saya  berikan  poin” wawancara  tanggal  1  Mei  2012,  lamp.5.
Pada pelaksanaannya guru hanya mengadakan  ulangan  harian  saja dan menetapkan bahwa
“KKM  thermodinamika75” wawancara  tangga  l    Mei 2012, lamp. 5.
42
73
Untuk sumber pelajaran guru:
“menggunakan buku-buku terbitan lama, dan buku itu didapat sewaktu di bangku kuliah. Kalau buku pegangan saya: karangannya Martin kanginan, Erlangga, dan
Widya  Duta  Untuk  LKS  yang    dipakai  LKS  Cerdas  dari  penerbit  CV  graham mandiri  sebagai  pegangan  siswa  untuk  menunjang  soal-soal  latihan  siswa.
Referensi  soal-soal  lainnya  tapi  saya  lupa  penerbitnya  tapi  saya  ingat judul bukunya  itu  kalau  tidak  salah  Raih  Prestasi  Gemilang  yang dikarang  dari  guru-
guru se-Yogyakarta” wawancara 19 April 2012, lamp. 5.
Alasan  guru menggunakan “buku-buku itu karena sudah familiar dan
mudah untuk menjadi pegangan baik segi materi yang dibahas, bahasanya juga mudah serta soa-soalnya beragam” wawancara 19 April 2012, lamp.
5. Tetapi  guru memberi kebebasan  siswa  untuk  menggunakan  buku  yang menurutnya nyaman dipelajari.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru mampu membuat perencanaan pembelajaran  secara  disiplin yaitu mempersiapkan  RPP,  materi, soal-soal,
dan  animasi. Guru  mampu  membuat  RPP  sesuai teori komponen pendukung  RPP
namun  ada ketidakcocokan  antara  RPP  dengan
pelaksanaan  pembelajaran  yaitu  sejauh  dari  pengamatan  peneliti,  sistem penilaian  yang  digunakan  guru  kurang  jelas.  Pada  RPP  hanya  disebutkan
penilaian menggunakan sistem pengamatan keaktifan kelas, kuis dan tugas tetapi  tidak  dilengkapi  dengan  lembar  observasi,  soal  kuis  dan  soal  tugas.
Pada  RPP, indikator ketiga untuk  mendeskripsikan  dan  memformulasikan energi dalam, tetapi pada pelaksanaan pembelajaran tidak terlihat.
43
73
e. Kemampuan  guru  dalam  melaksanakan  pembelajaran  yang
mendidik dan dialogis Sejauh  dari  pengamatan  peneliti,  dalam pembelajaran  terlihat  guru
membuat  aktifitas  pembelajaran secara  interaktif
yang  melibatkan partisipasi  siswa. Ketika  latihan  soal,  guru mengajak  siswa mengerjakan
soal bersama sebagai  bentuk  untuk mengagali  pengetahuan  siswa. Ketika mengerjakan  soal dengan  cara memberikan  pertanyaan-pertanyaan  yang
dapat mendukung siswa berfikir untuk menemukan proses jawaban seperti dalam transkrip vid. 23 April 2012, menit 02:32, lamp. 4  dibawah ini:
G: Diketahui  Q