43
73
e. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis Sejauh dari pengamatan peneliti, dalam pembelajaran terlihat guru
membuat aktifitas pembelajaran secara interaktif
yang melibatkan partisipasi siswa. Ketika latihan soal, guru mengajak siswa mengerjakan
soal bersama sebagai bentuk untuk mengagali pengetahuan siswa. Ketika mengerjakan soal dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mendukung siswa berfikir untuk menemukan proses jawaban seperti dalam transkrip vid. 23 April 2012, menit 02:32, lamp. 4 dibawah ini:
G: Diketahui Q
1
nya 1200, kemudian T
1
nya berapa? T
1
itu yang lebih?
G: Tinggi G: Ya dan T
2
itu selalu?
SS: Yang lebih rendah? G: Berapa?
SS: 227
o
C
G: Iya, suhunya tersebut harus berupa kelvin, jadi harus
dijadikan kelvin. Kemudian T
2
nya berapa?
SS: 27 G:
Efisiensinya berapa? efisiensi atau teta sama dengan apa, hayo? Yang berhubungan dengan 2 suhu?
G,SS: Satu dikurangi T
2
T
1
G: Hasile piro berapa hasilnya? S1: 40
G: Iyaa, agung menemukan hasilnya 40, siapa lagi, ayo yang
lainnya hasilnya berapa ?
S2: 40 G: Iya, reza juga ketemunya 40, yang lainnya?
S3: sama pak, 40 juga G:
Iya, arumi bagus, yang dibelakang?
SS: 40 pak G: Nah, kalau sudah ketemu efisiensi 40
Guru perhatian dengan keluhan siswa. Sesuai dengan pengamatan, terlihat siswa mengeluh dengan PR yang guru berikan karena soal tersebut
44
73
sulit, dan guru memberikan kesempatan untuk mengerjakan dengan cara berdiskusi bersama. Peneliti menduga bahwa, hal ini merupakan bentuk
pengetahuan guru yang perhatian pada keluhan siswa, dengan cara mengerjakan bersama-sama guru berharap siswa menjadi tahu bagaimana
proses menyelesaikan jika nanti terdapat soal yang sama seperti soal tersebut, seperti dalam transkrip vid. 23 April 2012, lamp. 4 dibawah ini:
G: Selamat pagi G: Ada PR kan jumat kemaren? Bagi yang sudah bisa silahkan
maju, Gimana bisa semua?
S1: Belum pak S2: Enggak bisa pak
SS: Susah S3: Ajarin pak
G: Oke, tolong dipelajari lagi ya? Itu soal pasti keluar
diulangan, itu sering keluar ya?
G: Jadi belum dikerjakan ya? Yasudah kita bahas bersama,
kalau belum bisa coba diperhatikan Guru mengungkap bahwa:
“ Sebagai guru yang ingin disenangi muridnya harus bisa menjadi sahabat
untuk mereka, saling terbuka dengan kesulitan, ramah dan tidak galak namun harus tegas, kemudian penuh simpati. Dalam area ini guru harus
punya rasa emosi itu semua untuk dapat menyelesaikan pengajarannya” wawancara 11 April 2012, lamp. 5.
Sejauh dari pengamatan peneliti, guru sangat bersahabat dan bersikap ramah dengan siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas. Misalnya
didalam pembelajaran guru bertanya dengan memanggil nama siswa, dan ketika diluar kelas juga guru menyapa siswa ketika bertemu.
Guru sangat perhatian pada pembelajarannya. Guru mengungkap: “Kalau guru jaman dulu itu pasti
Maju nada keras Goblok kamu Saya sudah jelaskan berapa kali Dasar otak haaaa kalau sekarang
saya begitu siswanya lari kekantin semua. Selain itu juga kita jadi malah
45
73
enggak dihormati. Oleh karena itu saya sangat perhatian dengan pengajaran dan pembelajaran dengan semangat mendidik. Supaya siswa
yang terdidik itu selain dapat ilmu juga dapat moral yang baik” wawancara 19 Mei 2012, lamp. 5.
Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, bahwa didalam pembelajaran guru sangat memperhatikan anak didiknya. Sehingga besar
motivasi guru untuk memberikan pengajaran kepada siswa yang penuh ilmu pengetahuan dan moral. Ketika guru mendapati siswa yang gagal
dalam mengerjakan soal, guru tidak langsung membodohi dan menyalahkan langsung tetapi memberikan kesempatan kepada siswa yang
gagal yaitu dengan: “memberikan jempol kepada siswa yang sudah berusaha dengan baik
meskipun ada kekeliruan, misalnya dengan kata bagus. Kemudian dengan jempol maju maka, siswa menjadi penasaran apa yang membuat keliru dan
kembali mengerjakan” wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5.
Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, terlihat ketika latihan soal ada siswa yang memberikan jawaban salah, guru memberikan
pujian kepada siswa dengan kata “bagus” kemudian menanyakan kepada siswa apa betul hasilnya dan menyuruh siswa mengecek kembali seperti
dalam transkrip vid. 23 April 2012, menit 11:18, lamp. 4 dibawah ini:
S1: Pak, saya ketemu Wnya sambil mengacungkan tangan G: Iyaa, fabian bagus sekali, berapa?
S1: 870 Joule pak? G: Iyak, bagus sekali Fabian, tapi kenapa bisa ketemu itu
sepertinya kamu keliru menghitung coba dicek lagi, yang lainnya coba selain Fabian siapa lagi yang sudah ketemu?
Jadi cara guru dalam memberi sikap kepada siswa yang gagal dengan cara pendekatan yang dapat membesarkan hati siswa secara logis.
46
73
Dapat disimpulkan bahwa guru mampu
mengungkap bentuk karaktersistik emosional guru
supaya disenangi muridnya dengan
menciptakan pembelajaran yang dialogis dengan cara bersahabat dan simpati kepada semua siswa yang terutama kepada siswa sedang mendapat
kesulitan mengerjakan soal, perhatian dengan keluhan siswa, membuat aktifitas pembelajaran yang interaktif dengan cara berdiskusi mengerjakan
soal bersama-sama dan tanya jawab, dan memberikan sikap kepada siswa yang gagal mengerjakan soal dengan cara pendekatan yang dapat
membesarkan hati siswa secara logis.
f. Pengetahuan guru tentang memanfaatkan teknologi pembelajaran
Guru mengungkap bahwa: “
Kalau guru, tidak mengikuti teknologi sekarang ini ya kita tertinggal jauh, dan kita sebagai guru harus menggunakan fasilitas itu, membuat
anak lebih paham” wawancara 11 April 2012, lamp. 5
Oleh sebab itu, dari hasil pengamatan peneliti melihat guru: “memanfaatkan teknologi yang ada disekolah, setiap kali mengajar.
Disini sudah ada LCD dikelas, full wifi, lab computer dll, untuk menunjang pembelajaran dikelas” wawancara 11 April 2012, lamp. 5
Keterampilan guru dalam menulis dan membersihkan papan tulis kurang terampil, dimana guru mengungkap bahwa:
“ Terkadang kalau kita hanya verbal ngomong ceramah ya dan menulis
dipapan tulis itu kadang-kadang anak-anak tidak melihat karena kadang guru tidak sadar menutupi tulisan yang ditulis dipapan tulis itu, serta
kadang juga kita sebagai guru tidak sadar kita mencatat dipapan tulis acak-acakan ya, tidak teratur bahkan bertumpuk-tumpuk dan itu
kelemahan saya, dan kalau pakai media LCD semuanya bisa melihat apa yang kita sampaikan. kemudian kalau ada animasi-animasi siswa lebih
47
73
paham lagi dan dapat memperjelas apa yang kita jelaskan” wawancara 11 April 2012, lamp. 6.
Sejauh dari pengamatan peneliti, ketika pembelajaran guru terlihat sangat jarang sekali menulis dipapan tulis. Guru hanya menggunakan media papan
tulis untuk memberikan penekanan pada poin yang penting misalnya memberikan penekanan pada rumus yang penting dengan cara dikotak,
seperti pada foto vid. 30 April 2012, menit 02:40, lamp. 4 pembelajaran berikut:
Gambar 4.5 guru menjelaskan mesin carnot
Guru lebih terampil menggunakan perangkat LCD untuk memperlancar pembelajaran, karena setiap kali mengajar banyak menampilkan materi
lewat LCD yang dirasa lebih efisien. Guru belajar menggunakan perangkat LCD secara otodidak, hal
tersebut terbukti ketika guru mengungkap bahwa “untuk pemakaian
perangkat LCD, gak ada pelatihan khusus, gampang to tinggal tancep- tancep aja” wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5. Sehingga ketika
guru melakukan browsing untuk mencari materi juga “belajar sendiri kan
tinggal ketik apa yang dimau lewat google, langsung enter keluar semua” wawancara 1 Mei 2012, lamp. 5.
Sekolah mempunyai “blog” sejak “ 2 tahun lalu, jadi sekolah punya
blog untuk sarana komunikasi warga sekolah” wawancara 1 Mei 2012,
73
lamp. 5. Yang guru biologi da
dan selebihnya waktu dekat ini
Guru lebih menampilkan m
animasi dari sli proses belajar
menjelaskan si vid. 20 April 2012, m
G:
Suat m
di k
y
Guru lebih “menggunakan
bangku kuliah. Erlangga, dan
penerbit CV graham soal-soal latihan
penerbitnya tapi Prestasi Gem
wawancara 19 A
73
ng menerapkan sistem ini secara pasti sampai dan guru fisika pernah mencoba sebagai pela
ya tidak menerapkan karena lupa dan malas ini akan dilakukan pelatihan kembali.
bih terampil menyajikan materi dengan bantua n materi, gambar untuk memperjelas masala
slide PPT, program flash dan Microsoft word unt jar mengajar dikelas. Terlihat didalam pem
n siklus carnot dengan sebuah gambar seperti il 2012, menit 18:42, lamp. 4 dibawah ini:
Gambar 4.6 guru menjelaskan mesin carnot
Suatu sistem Q
1
masuk panas yang diserap mesin dilakukan usaha kemudian dihasil
dibuang panasnya. …. kan system ini WQ kan Q
1
– Q
2
. Q
1
itu kan kalor yang diserap yang dibuang sedangkan W itu usaha?
bih terampil: an buku-buku terbitan lama, dan buku itu didapat
ah. Kalau buku pegangan saya karangannya M dan Widya Duta Untuk LKS yang dipakai LK
graham mandiri sebagai pegangan siswa unt atihan siswa. Referensi soal-soal lainnya t
a tapi saya ingat judul bukunya itu kalau tidak emilang yang dikarang dari guru-guru
19 April 2012, lamp. 5. 48
73
pai sekarang adalah pelaksanaan remidi
as sehingga untuk
ntuan LCD untuk salah, soal bahkan
ord untuk membantu pembelajaran guru
ti dalam transkrip
t
rap kemudian oleh hasilkan gas akan
Q
1
dengan W itu serap dan Q
2
kalor
didapat sewaktu di a Martin kanginan,
LKS Cerdas dari a untuk menunjang
a tapi saya lupa au tidak salah Raih
guru se-Yogyakarta”
49
73
Alasan guru menggunakan “buku-buku itu karena sudah familiar dan mudah untuk menjadi pegangan baik segi materi yang dibahas, bahasanya
juga mudah serta soal-soalnya beragam”
wawancara 19 April 2012, lamp. 5.
Guru selalu melaksanakan KBM didalam kelas, dan tidak memilih melaksanakan KBM di laboratorium. Peneliti menduga guru lebih memilih
melaksanakanan KBM dikelas agar pembelajaran aman dan nyaman, Hal ini sesuai dengan wawancara guru yang mengungkap bahwa:
“ketika proses belajar mengajar itu full dilakukan didalam kelas, sehingga KBM tidak terganggu. Untuk praktikum itu dilakukan sore hari, diluar jam
sekolah, dengan guru-guru fisika mengatur jamnya secara beruntut, Misalnya hari ini kelas XI IPA 5, jam 14.30 dan pembimbingnya saya
misalnya kemudian untuk hari besok siapa, nah itu terjadwal” wawancara 11 April 2012, lamp. 5.
Dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan papan tulis hanya untuk memberikan penekanan pada suatu topik saja dan
guru lebih terampil menggunakan teknologi modern untuk menampilkan materi, animasi,
gambar-gambar, dan soal-soal yang dipelajari secara otodidak. Guru mengungkap untuk tidak memanfaatkan laboratorium sebagai
KBM. Laboratorium digunakan untuk praktikum diluar jam belajar yaitu sore hari sepulang sekolah dengan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan
sekolah. Sehingga tidak mengganggu jam belajar siswa.
g. Kemampuan guru terhadap evaluasi dan hasil belajar
Sistem guru mengadakan evaluasi yaitu: “mengadakan evaluasi setiap bab berkaitan dengan nilai harian, karena
jika setiap KD dan sering ulangan juga siswa malas, selain itu juga guru
50
73
terlalu repot dalam banyak mengoreksi” wawancara 11 April 2012, lamp. 5.
Pernyataan ini sesuai dengan pengamatan peneliti. Guru mengadakan evaluasi pada pertemuan keenam untuk melihat pemahaman siswa selama
belajar. Guru mengungkap keinginan untuk membuat tipe soal esay tetapi
karena terbentur waktu maka, guru hanya bisa mengutip soal-soal dari buku, dengan tipe soal pilihan ganda. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
guru bahwa: “sebenarnya saya kepengen ya soalnya buat sendiri, tapi karena terbentur
dengan waktu juga dan saya sibuk dan banyak urusan yang saya harus kerjakan maka ketika itu saya memutuskan untuk menyalin soal dari buku-
buku pegangan saya dengan mengganti angka-angka yang diketahui dan sudah di sesuai dengan apa yang di sampaikan dalam pembelajaran
kemarin. Biasanya saya juga membuat soal tipeya esay tapi kali ini saya membuatnya berbeda, karena saya berfikir ingin membiasakan anak
dengan siap cek poin ya? karena kebanyak soal-soal itu pilihan ganda misalnya UN, ulangan semester kemudian SNPTN, begitu” wawancara 1
Mei 2012, lamp. 5.
Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan bahwa guru mengadakan ulangan dengan cek poin sebanyak 9 soal, yang sudah
disesuaikan dengan indikator yang akan dicapai yaitu: “hukum 1 termodinamika kan ini menunjuk soal nomor 1 dan 2, asal: LKS
Tuntas hal.61 no.16 dan hal.53 soal latihan Δ U=Q-W kan hukum 1, ini juga kaitannya dengan termodinamika seperti isokorik, isobarik dan
sebagainya. Kemudi Ini siklus carnot menujuk soal nomor 3, asal:internet dalam suatu sistem Q
1
masuk, Q
2
keluar. Kemudian ini juga usaha kan? menunjuk soal 4, asal: LKS Kita raih prestasi gemilang, hal.92, no.362
usaha yang dilakukan oleh sistem tapi yang kita cari tekanannya. Kemudian ini menunjuk soal nomor 5, asal: LKS Kita raih prestasi
gemilang, hal.97, no.387 efisiensi. Kemudian ini, menunjuk soal nomor 6, asal:internet kita bisa menentukan usaha dari grafik ini cukup untuk
mengetahui bahwa usaha sama dengan dengan luasan ini kan? Bahwa selain W sama dengan apa gitu ya, bahwa itu merupakan luasan dari
51
73
bangunan bentuknya persegi, trapesium, tergantung nanti dalam soalnya seperti apa. Kemudian kalau ini C
p
ya menunjuk soal nomor 7 dan 8, asal: Seribu Pena, hal.113, no.25 dan no.26. Kalau ini untuk anak lebih
gampang karena sudah ada rumusnya. Kemudian yang terakhir, ini sangat gampang, karena pemahaman konsep yang sudah diberikan dalam contoh
soal menunjuk soal nomor 9, asal: Seribu Pena, hal.89, no 350” wawancara 1 Mei 2012, lamp 5.
Cara guru mengoreksi jawaban siswa yaitu dengan cara: “…cocokkan dengan kuncinya yang sudah dilubangi pas dijawaban itu,
kemudian menumpukan jawaban kunci diatas jawaban siswa. Dengan jawaban siswa yang sama dengan jawaban yang kunci dilubang berarti
jawaban siswa benar. Nanti dibolongin gini mbak memperagakan jawaban yang benar dibolongi dengan menggunakan api rokok”
wawancara 1 Mei 2012, lamp. 5.
Guru menentukan skor soal yaitu: “untuk semua nomor, diberikan 1 poin jika benar, kecuali untuk nomor 3
poinya 2 karena cara yang digunakan lebih panjang yaitu dua tahap. Jadi totalnya nilainya 10. Kemudian untuk menentukan nilai, jumlah soal yang
benar dikali dengan 10” wawancara tanggal 1 Mei 2012, lamp. 5
Dapat disimpulkan bahwa Guru paham dengan waktu untuk
melaksanakanan evaluasi yaitu setiap bab. Namun, sejauh pengamatan peneliti guru tidak membuat soal. Terlihat jelas bahwa guru mengutip 9
soal dari buku dan internet, dan tipe soal pilihan ganda sebagai bentuk untuk membiasakan siswa untuk UN. Peneliti menduga bahwa guru
memakai cara seperti ini untuk memudahkan guru untuk mendapatkan soal dan mengoreksi jawaban siswa.
52
73
h. Kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya Guru mengungkap bahwa:
“ disekolah mempunyai program klinik untuk mengembangakan peserta
didik yang mengalami keterlambatan atau bagi siswa yang belum paham mendapat persoalan didalam kelas” wawancara 11 April 2012. lamp. 5.
Klinik merupakan program sekolah yang menunjuk guru-guru untuk andil dalam melayani siswa yang kesulitan untuk belajar.
Progam sekolah ini ditujukan untuk semua siswa yang ingin membutuhkan motivasi. Siswa yang memiliki masalah pelajaran mendatangi guru sesuai
profesi untuk mendapat inspirasi dan penyelesaian persoalan. Tidak semua siswa yang memanfaatkan pelayanan ini, karena:
“hanya ada beberapa siswa yang menggunakan pelayanan ini, biasanya yang sering datang itu siswa yang tidak pemalu dan biasanya kebanyakan
mereka adalah siswa yang mempunyai prestasi sedang keatas, karena atas dasar penasaran dan keinginan untuk mengetahuinya. misalnya untuk soal-
soal yang mereka enggak paham, makan di klinik itu ditanyakan dengan guru yang profesinya dibidang itu. Tetapi banyak anak juga yang tidak
memanfaatkan program ini juga” wawancara 11 April 2012, lamp. 5.
Dari pernyataan guru tersebut, terlihat bahwa guru memberikan waktunya diluar jam mengajar untuk mengembangkan peserta didiknya dalam hal
materi. Selain itu, guru juga mengembangkan siswa yang berpotensi untuk mengikuti pelatihan pendalaman materi untuk olimpiade. Kegiatan ini
biasanya berlangsung pada pertengahan semester ganjil, sehingga saat penelitian, peneliti tidak mendapat kesempatan untuk mengetahui lebih
lanjut.
53
73
Dapat disimpulkan bahwa guru mengembangkan siswa memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami keterlambatan dengan cara
melayani di program klinik, dan untuk siswa yang berpotensi
dikembangkan dalam pelatihan pendalaman materi untuk mengikuti olimpiade.
2. Kompetensi Profesional
a. Kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran secara luas
dan mendalam Menurut guru pengertian termodinamika yaitu:
“ termodinamika dari kata termo dan dinamik. Termo berhubungan
perubahan suhu. Karena termodinamika itu mikroskopis, jadi bagaimana memahamkan anak terhadap peristiwa perubahan suhu. Gas atau fluida
yang diberi panas akan terjadi perubahan didalamnya yaitu perubahan suhu, perubahan tekanan, juga perubahan volume itu karena berkaitan
dengan dinamik, yaitu bergerak; maka ada gerak, percepatan, gaya, kecepatan, dan usaha. Nah kemudian akan kita bawa dalam makroskopik
yaitu kita hitung gejalanya itu secara matematis” wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5.
Pernyataan guru tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, dalam pembelajaran
guru memahamkan siswa dengan cara
berdiskusi, memberikan animasi, dan latihan soal sehingga dengan demikian peserta
didik dapat memahami materi ini secara utuh. Namun pernyataan guru tentang makna termodinamika tidak sesuai dengan teori yaitu menurut buku
Fisika SMA kelas XI Kanginan, 2007:309. Dipaparkan bahwa makna dari termodinamika adalah ilmu fisika yang memperlajari tentang perubahan
54
73
energi dalam suatu gas dan faktor-faktor yang mempengaruhi energi dalam dengan melibatkan usaha dan kalor.
Menurut guru, indikator yang harus dicapai siswa pada: “konsep tentang termodinamika meliputi hukum thermodinamika I dan
hukum termodinamika II… dan anak harus paham: siklus carnot, efisiensi,
entropi dan kaitanya dengan hukum I adalah adiabatik, isobarik, isokorik, isotermis”
wawancara 19 April 2012, lamp. 5. Kemudian, pernyataan guru diperjelas dengan guru mengungkap,
bahwa:
“materi yang penting untuk hukum I termodinamika hanya isobarik, isotermis, isokorik dan adiabatik. Karena keempat konsep itu adalah
mikroskopis jadi harus benar-benar diajarkan dari pengertiannya, prosesnya, grafiknya, sampai persamaan-persamaannya” wawancara
tanggal 15 September 2012, lamp. 5.
Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan penelitian. Pada pembelajaran, ketika guru membahas hukum I termodinamika guru hanya
terfokus pada konsep isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik saja. Selain itu khusus konsep ini, pembelajaran dilaksanakan dua kali
pertemuan, yaitu pada pertemuan pertama selama 09:11 menit guru tanya jawab dengan siswa tentang pengertiannya dan pemberian animasi saja.
Dibawah ini merupakan transkrip video pembelajaran vid. 20 April 2012, menit 04:34, lamp. 4 ketika guru bertanya jawab dengan siswa:
G: .. Apa yang dimaksud dengan isotermis,mbak lisa? S:
Suhunya konstan
G: Iya betul G: Isotermis adalah apa, proses?