Kemudian adiabatik, adiabatik itu tadi apa?

56 73 Ketika guru menampilkan animasi proses isokorik. guru menekankan bahwa pada isokorik, volume yang tetap jika dipanasi terus menerus maka tekananya akan berubah. Seperti pada transkrip vid. 20 April 2012, menit 06:46, lamp. 4 dibawah ini:

G: Kemudian Volumetrik =biasa kita sebut isokorik. Coba

perhatikan, ilustrasinya seperti ini. Jadi volumenya tidak berubah. Dan ini guru menunjuk penutup tabung gasnya volume yang didalamnya dibuat tetap dan tekanannya akan terus naik jika dipanasi Gambar 4.8 animasi proses isokorik Guru memberikan animasi tentang proses adiabatik dan mengkaitkan dengan isotermis. Disini terlihat bahwa guru menekankan perbedaan antara adiabatik dengan isotermis yaitu adiabatik grafiknya lebih curam dibanding isotermal. Seperti pada transkrip vid. 20 April 2012, menit 11:45, lamp. 4 dibawah ini: G: Kemudian adiabatik, adiabatik itu tadi apa? S1: Tidak terjadi perubahan kalor G: Apa bedanya dengan isotermis? Kalau isotermis itu grafiknya cenderung linear ya? Kalau adiabatik itu curam sekali dan isothermal tidak terlalu curam tidak seperti halnya adiabatik, ya? 57 73 Gambar 4.9 Animasi proses adiabatic Pada pertemuan kelima, guru membahas kembali konsep isotermis, isokorik, isobarik, dan adiabatik secara utuh. Selama satu jam pelajaran guru memberikan rangkuman berupa pengertian, proses, grafik, kemudian persamaan konsep isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik Rujukan: vid. 30 April 2012, lamp. 4. Peneliti menduga bahwa pembelajaran ini dilakukan guru sebagai bentuk untuk me-review dan memberikan penekanan kepada konsep yang dirasa guru penting. Namun, pemahaman guru dalam menguasai konsep yang penting pada hukum I termodinamika kurang sesuai dengan teori dari buku Fisika SMA kelas XI Kanginan, 2007:310-327. Dipaparkan bahwa konsep yang penting dan harus diajarkan pada hukum termodinamika I adalah memformulasikan energi dalam, proses perubahan keadaan gas, dan konsep dari hukum I termodinamika. Alasan guru memberikan materi hukum I termodinamika secara putus- putus yaitu: “Siswa punya kebiasaan, kalu besok misalnya mau ulangan, nah hari ini pasti banyak yang tanya tentang materi yang sudah dibahas tetapi kan ada juga anak yang hanya diam tidak tahu dan mau tanya malu, jadi saya mengulas kembali materi yang awal, kalau yang materi dekat-dekat kemarin kan masih ingat pastinya. Jadi lebih baik saya memberikan hukum I termodinamika di awal dan di akhir pembelajaran secara terpisah” wawancara tanggal 15 September 2012, lamp. 5. 58 73 Dari pernyataan guru dan pengamatan peneliti, peneliti menduga bahwa materi yang penting untuk hukum I termodinamika menurut guru adalah isotermis, isokorik, isobarik, dan adiabatik saja. Karena materi ini membutuhkan durasi yang lama untuk membahas, pengajarannya dilakukan secara putus-putus dan berulang-ulang sebagai bentuk penekanan kepada siswa bahwa hanya konsep itu yang penting. Tetapi guru menyatakan bahwa konsep yang seharusnya ditekankan lebih dahulu yaitu: ”hukum I itu merupakan sebuah energi dimana Δ U= Q-W. Dimana disitu ada energi dalam, kalor dan usaha. Kenapa saya memberikan Δ U= bukan Q= atau W= . Karena kalor dan usaha itu sudah familiar di jenjang pendidikan sebelumnya, jadi saya memilih Δ U= Q -W meskipun jika dibalik-balik persamaannya tetap sama ya? Jadi intinya saya ingin memberikan bahwa dalam suatu sistem yang melakukan kerja itu disamping itu melibatkan kalor yang masuk dan keluar juga ada energi dalam didalam sistem itu” wawancara 15 September 2012, lamp. 5. Tetapi guru juga menyatakan secara tegas bahwa memang“kesulitan saya guru untuk menjelaskan konsep energy dalam Δ U” wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5. Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan peneliti dalam pembelajaran terlihat cara guru menyampaikan konsep ini dengan menanyakan kepada siswa mengenai apa itu persamaan energi dalam. Kemudian siswa mencari di buku LKS dan menjawabnya. Dengan demikian, peneliti menduga konsep ini kurang dikuasai oleh guru. Sehingga ketika membahas konsep energi dalam guru hanya memberikan rumus lewat pertanyaan ke siswa tentang rumus jadinya saja, seperti dalam transkrip vid. 30 April 2012, lamp. 4 dibawah ini: G : Energi dalam itu Δ U sama dengan apa? yang kaitannya dengan kalor yang diberikan? guru bertanya kepada siswa 59 73 SS : Δ U=Q-W Sehingga guru menyimpulkan bahwa, “termodinamika itu sulit pemahamannya, tetapi untuk aplikasi mudah” wawancara 19 April 2012, lamp. 5. Guru menyatakan bahwa “hukum II itu merupakan pengembangan dari hukum I” wawancara tanggal 15 september 2012, lamp. 5. Sehingga selama 8:30 menit guru membahas konsep hukum II termodinamika, dimana guru memberikan dua konsep yang dirasa penting yaitu 1 kalor mengalir secara spontan dari sebuah benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya dengan mengilustrasikan dengan sebuah selang air; 2 tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata- mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar. Selain dua poin tersebut, guru juga memberikan konsep lain yang berkaitan dengan hukum termodinamika yaitu siklus carnot, efisiensi, koefisien performansi dan entropi. Hubungan antara dua konsep dasar hukum II termodinamika dengan siklus carnot, efisiensi, koefisien performansi dan entropi menurut guru yaitu: “i tu kan merupakan aplikasi dari konsep hukum II termodinamika. Jadi hubungannya dengan penerapan yang kita jumpai disekitar dari konsep hukum II itu sendiri. Misalnya AC, kemudian motor. Efisiensi juga penting karena untuk mengetahui seberapa efisien suatu sistem melakukan usaha” wawancara tanggal 15 September 2012, lamp. 5. Guru mengungkap cara pengajaran konsep efisiensi dalam siklus carnot: 60 73 “cara menjelaskannya kan misalnya ada bagan to? Q 1 diserap oleh sistem terus dilakukan usaha kemudian dibuang sebagian yang namanya Q 2 . nah itu kan Q 1 – Q 2 . maka efisiensi mesin ini tidak hanya digunakan usaha saja tapi akan terbuang dengan hal yang lain juga kan gitu” Nah, bagannya kan begini: guru membuat bagan, seperti diatas W-nya kan ini menulis W pada bagan Q 1 -nya kan ini menulis pada bagan dan Q 2 kan ini menulis pada bagan. Kemudian efisiensinya berapa? WQ 1 = Q 1 -Q 2 Q 1 = 1-Q 2 Q 1 dan hubungannya dengan suhu maka efisiensinya sama dengan 1-T 2 T 1 wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5. Sejauh dari pengamatan peneliti, terlihat bahwa didalam pembelajaran adanya ketidaksesuaian diantara bentuk pengetahuan guru dengan pelaksanaan pembelajaran. Guru menduga bahwa efisiensi bukan materi yang penting untuk diajarkan kesiswa. Hal ini terlihat didalam pembelajaran guru hanya menjelaskan proses penyerapan kalor dan siklus carnot saja, sedangkan untuk efisiensi guru hanya langsung menanyakan rumus kesiswa secara langsung tanpa penjelasan. Pertama guru yang ditanyangkan sebuah gambar proses penyerapan kalor melalui LCD. Kegiatan ini terjadi interaksi diskusi dengan siswa seperti yang terekam pada transkrip vid. tanggal 20 April 2012, menit 18:42, lamp. 4 dibawah ini:

G: suatu sistem Q