Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi paparan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran. Kedua hal tersebut diuraikan seperti pada subbab berikut:

A. Kesimpulan

Penelitian tentang bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dari seorang guru dalam realitanya sehari-hari adalah: 1. Kompetensi Pedagogik a. Guru memahami tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan anak didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun didalam pembelajaran peneliti melihat, guru terfokus pada kognitif saja dan tidak terlihat pembelajaran pada aspek afektif dan aspek psikomotorik. Seharusnya tiga aspek tersebut harus ada didalam setiap pembelajaran agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran. b. Guru mengenal dengan karakter kelasnya yang bersifat heterogen yang tingkat kecerdasan siswanya pintar, sedang, dan rendah, hal tersebut ditentukan dari nilai NEM dan nilai ulangan. Guru hafal 15 nama dari 25 siswa sehingga dijadikan sarana guru untuk mengenal siswanya. Guru lebih memberikan pendampingan kepada siswa yang membutuhkan dan memberikan kebebasan kepada siswa yang sudah jelas. Guru paham dengan siswa yang aktif dan kreatif. Tipe guru 76 secara dominan adalah memperhatikan siswa secara personal. Guru paham dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, sehingga didalam pembelajaran guru melakukan tanya jawab secara spontan untuk mengetahui bahwa siswa tersebut paham atau blum paham terhadap pelajaran. Guru paham dengan minat siswa untuk belajar fisika karena lebih menyukai latihan soal. c. Guru memahami bahwa materi termodinamika adalah materi yang ada dalam kurikulum dan terlihat didalam pembelajaran guru mengajarkan materi termodinamika. Guru mampu mengembangkan silabus secara mandiri yang sesuai dengan keadaan sekolah, keadaan siswa, dan fasilitas sekolah tersebut. d. Guru mampu membuat perencanaan pembelajaran secara disiplin yaitu mempersiapkan RPP, materi, soal-soal, dan animasi. Guru mampu membuat RPP sesuai teori komponen pendukung RPP namun ada ketidakcocokan antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu sejauh dari pengamatan peneliti, sistem penilaian yang digunakan guru kurang jelas. Pada RPP hanya disebutkan penilaian menggunakan sistem pengamatan keaktifan kelas, kuis dan tugas tetapi tidak dilengkapi dengan lembar observasi, soal kuis dan soal tugas. Pada RPP, indikator ketiga untuk mendeskripsikan dan memformulasikan energi dalam, tetapi pada pelaksanaan pembelajaran tidak terlihat. e. Guru menyatakan bahwa seorang guru harus bersikap baik supaya disenangi muridnya dan terlihat didalam pembelajaran guru mampu 77 menciptakan pembelajaran yang dialogis dengan cara bersahabat dan simpati kepada semua siswa yang terutama kepada siswa yang sedang mendapat kesulitan mengerjakan soal, perhatian dengan keluhan siswa, membuat aktifitas pembelajaran yang interaktif dengan cara berdiskusi mengerjakan soal bersama-sama dan tanya jawab, dan memberikan sikap kepada siswa yang gagal mengerjakan soal dengan cara pendekatan yang dapat membesarkan hati siswa secara logis. f. Guru kurang memanfaatkan papan tulis untuk pembelajaran karena menurut guru kurang efektif dan efisien. Pada pembelajarannnya guru lebih terampil menggunakan teknologi modern untuk menampilkan bahan ajar seperti materi, animasi, gambar-gambar, dan soal-soal. guru hanya memanfaatkan papan tulis untuk memberikan penekanan pada persamaan yang dirasa guru penting dengan cara memberi kotak. Guru mengungkap untuk tidak memanfaatkan laboratorium sebagai KBM. Laboratorium digunakan untuk praktikum diluar jam belajar yaitu sore hari sepulang sekolah dengan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sekolah. Sehingga tidak mengganggu jam belajar siswa. g. Guru paham dengan waktu untuk melaksanakanan evaluasi yaitu setiap bab. Namun, sejauh pengamatan peneliti guru tidak membuat soal. Terlihat jelas bahwa guru mengutip 9 soal dari buku dan internet, dan tipe soal pilihan ganda sebagai bentuk untuk membiasakan siswa untuk UN. Peneliti menduga bahwa guru memakai cara seperti ini untuk 78 memudahkan guru untuk mendapatkan soal dan mengoreksi jawaban siswa. h. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami keterlambatan dengan cara melayani di program klinik, dan untuk siswa yang berpotensi dikembangkan dalam pelatihan pendalaman materi untuk mengikuti olimpiade. 2. Kompetensi Profesional a. Guru kurang memahami guru tentang materi termodinamika secara luas dan mendalam. Hal tersebut didasarkan oleh beberapa faktor yaitu: 1 Menurut guru materi yang penting untuk diajarkan pada hukum I termodinamika adalah proses isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik sedangkan untuk hukum II termodinamika materi yang penting untuk diajarkan siklus carnot dan entropi. Pemahaman guru tersebut tidak sesuai dengan teori dalam buku Fisika SMA kelas XI. 2 Menurut guru materi tentang energi dalam adalah materi yang sulit untuk diajarkan kepada siswa. Menurut guru dikarenakan konsep tersebut sangat mikroskopis. 3 Guru berpendapat bahwa termodinamika adalah materi yang sulit untuk dijelaskan, maka guru menggunakan tipe 79 pembelajaran yang sedikit konsep tetapi latihan soal untuk siswa banyak. b. Pemahaman guru tentang matematika merupakan roh dari fisika adalah pencerminan dari bentuk pola pengajaran guru yang sedikit memberikan konsep dan banyak latihan soal. Dapat disimpulkan bahwa guru kurang paham tentang hakikat dari fisika. Hal ini tidak sesuai dengan buku Filsafat Ilmu Pengetahuan, “fisika merupakan hukum yang bersifat konstan dan dapat disebut hukum alam, yang cara berfikirnya memerlukan bantuan sarana berfikir ilmiah yaitu matematika dengan pengukuran yang akurat dan perhitungan yang pasti” Wahana, 2010:121. 3. Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional seorang guru sangatlah penting dimiliki, agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Dibawah ini merupakan hasil dari penelitian bahwa kompetensi pedagogik guru yang sesuai dengan teori. Guru dapat mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik tetapi kompetensi profesional guru lemah sehingga mempengaruhi pembelajaran yaitu menyebabkan pembelajaran terputus-putus dan konsep yang diajarkan hanya sekilas, sehingga terkesan membingungkan. 80

B. Saran