Membantu siswa dalam kesulitan

117 G: Klinik itu untuk memberikan layanan kepada anak yang belum paham terhadap materi yang sudah kita ajarkan. Mereka jika tidak paham itu ada kliniknya. Kemudian juga anak kadang Tanya tentang soal-soal yang berkaitan denga fisika. P: Klinik itu sendiri untuk pelajaran apa saja pak? G: Semua pelajaran yang di UN kan ya? P: Itu ada tempat kusus enggak sih pak? G:Untuk sementara ini siswa mendatangi guru dimana guru berada. P: Itu didirikan kapan pak? G: 2007 P: Siapa yang mendirikan pak? G: Sekolah lewat kurikulum yang mendirikan dan guru yang mengelola, itu sudah format dari dinas. P: Fungsi utamanya apa sih pak?

G: Membantu siswa dalam kesulitan

-kesulitan dalam belajar. Nantikan kita bisa mendiagnosa bahwa dia itu belum paham ini misalnya, oh kita berarti menekankan kepada ini. P: Masalah-masalah siswa yang dilayani bagaimana pak? G: Biasanya soal, saya biasanya tentang pemahaman soal. P: Pandangan bapak mengenai klinik itu seperti apa? G: Kalau pandangan saya, anak Tanya itu malah saya senang, itu berarti anak proaktif dan respeck dalam pelajaran kita dan anak pengen lebih paham. Intropeksi kita, ternyata ada anak ketika kita menjelaskan tidak paham kemudian dia Tanya lewat itu, kalau dia malu Tanya dikelas bisa ditanyakan di situ, brarti dia ada motivasi dari siswa itu sendiri. P: Kalau animasi itu bapak sering dapat dari mana? G: Saya sering sharing dengan teman-teman seprofesi diskolah ini. P: Biasanya bapak sering sharing itu dengan siapa pak? G: Dengan pak Bambang Widodo. Dia pakarnya computer kita. Dia bisa download, tapi kalau saya kesulitan. kadang gak beruntung ya ketika download? P: Terus minat siswa dalam pembelajaran disika itu seperti apa pak? G: kalau dipresentase minat belajar siswa XI Ipa 5 itu: 80 siswa minat belajar, yang 20 itu kita dorong terus. P: Biasanya bapak memberikan motifasinya itu gimana pak? G: Saya memotivasi itu lebih kepersonal, supaya tidak malu dengan teman yang lainnya ya? misalnya, fisika itu penting, kita sudah sepakat masuk IPA maka fisika penting. Artinya mau gak mau harus belajar fisika karena itu bagian dari IPA. Fisika itu sebetulnya mudah dengan gombalannya saya hehe. jadi pendekatan dari guru itu penting, kita bimbing untuk mereka yang lemah supaya termotivasi begitu. P: Bapak selalu melakukan itu pak? G: Saya selalu melakukan itu. Kalau enggak begitu juga nanti anak akan menutup diri dengan fisika to? Dan kita sebagai guru mjadi merasa gagal kalau hal seperti itu tidak bisa teratasi. P: Bapak besok mengajarkan penurunan penurunan gitu apa tidak? G:Tidak, tidak ada penurunan disitu. P: Integral atau proses terjadinya rumus seperti apa? G:Tidak. Jadi hanya rumus jadi saja. Nanti kan bisa dilihat dibuku to itu? P: selama pembelajaran, soal-soal yang diberikan itu berasal d mana saja pak? G: “Soal tersebut ada yang dari internet, dari buku pegangan, dari LKS, atau bahkan dari buku pegangan dari siswa TRANSKRIP REKAMAN SESI IV WAWANCARA DENGAN GURU SABTU, 1 MEI 2012 P: Soal nomor 4 ini sumbernya dari mana pak? G: Pakai karangannya ini melihatkan buku Fisika SMA berjudul “kita raih prestasi gemilang” hal.92 pada nomor 362 G: Ini diinternet menunjuk nomor 3 dan 6, terus ini nanti tak carikan alamatnya ya? P: Iya pak, terus yang kalo ini dari mana pak menunjuk nomor 9? G: Ini dari sini, saya mendapat inspirasi dari sini menunjuk Fisika SMA berjudul “kita raih prestasi gemilang” hal.89 pada nomor 350 P: Sama apa peda pak? G: Sama ya, Cuma ini 3 ini 5 menunjuk kegambar pilihan P: kalo ini pak menunjuk soal ulangan nomor 1? G: Dari LKS LKS tuntas hal.61 nomor.16 Comment [ M35] : PED_pe m a ha m a n pe se rt a didik _8 118 P: Performansi ini apa pak? G: Ini nomor 7 dari memperlihatkan buku serpent SMA kelas 3 hal.113 no.26 sedangkan nomor 8 diatasnya no. 25 hanya dalam soal kelebihan nol seharusnya 3600 ya? P: Tapi bapak bilang 3600? G: Ya, tadi ngasih tau maksudnya ini kelebihan nol to? P: Dalam membuat soal ulangan, kenapa bapak lebih pengen membuat soal dengan mencari soal dalam sumber-sumber tertentu ini pak? dan intinya kenapa bapak tidak membuat sendiri ?” G: Sebenarnya saya pengen ya soalnya buat sendiri, tapi karena terbentur dengan waktu juga dan saya sibuk dan banyak urusan yang saya harus kerjakan maka ketika itu saya memutuskan untuk menyalin soal dari buku- buku pegangan saya dengan mengganti angka-angka yang diketahui dan sudah di sesuai dengan apa yang di sampaikandalam pembelajaran kemarin. Biasanya saya juga membuat soal tipeya esay tapi kali ini saya membuatnya berbeda, karena saya berfikir ingin membiasakan anak dengan siap cek poin ya? karena kebanyak soal-soal itu pilihan ganda mialnya UN, ulangan semester kemudian SNPTN , begitu. P: Untuk yang nomor 2 itu gimana pak? G: Di LKS kalau gak salah, LKS kita menunjuk LKS tuntas ini mbak, halaman 53 P: Yang nomor 2 bagaimana pak? G: sambil buka-buka LKS latihan ya itu diLKS dan angkanya juga saya rubah mbak, haaa, ini nih menemukan sumber soal dan guru merasakan senang tuh ka nada di soal latihan, dan ii memang angkanya saya rubah dengan mengganti angka berapa ini 10.000 dalam soal ulangan dan sebelumnya dalam LKS soal asli 8000 ya? P: Bapak membuat soal ini berapa hari pak? G: Sehari jadi. tapikan banyak refisi kemarin? ya itung saja 2 hari soalnya disambi-sambi. P: Bapak membuat dan memilih tipe soal seperti ini tujuan untuk siswanya apa pak? G: Untuk soal PG baru mencoba, karena selama ini uraiaan. Nah ini saya ingin membiasakan kepada anak dengan menggunakan cek poin karena soal-soal semester, mid semester, UN, UNPTN, PG itu ya? itu kita akan mengetahui bagaimana anak misalnya nomor 3 soal ulangan ini kan perbandingan, jadi kita harus mencari ini-ini dulu efisiensi, usaha kemudian bs dicari perbandingannya kemudiana anak juga harus bisa baca grafik ini dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada . P: Misalnya pak? G: Misalnya ini ajalah inikan diseperkan berartikan U ini, lebih cepat ya. Kemudian ini juga luasnya soal nomor 6 ini kurangi ini, ini kurangi ini, kalikan ketemunya 4 pangkatnya 5 jadikan Kjoule ya? jadi 400 Kj. Kemudian juga memberikan gambaran kepada anak seperti ini ya? konsep dari mesin carnot itukan gambarnya seperti ini soal ulangan no.9 Q 1 menyerap system terus dibuang sisanya keluar. sepertihalnya dengan mesin pendingin. Kalo anak paham dengan menunjuk pilihan pada soal no.9 ini loh jawabannya, bukan ini atau yang lainnya. oh past kalo mesin pendingin kan Q 1 masuk, Q 2 keluar dan Wnya masuk,gitu. Sangat membantu sekali pilihan ganda untuk anak. Selain kita tahu anak paham terhadap konsep dari mesin carnot seperti ini juga anak akan tahu seperti ini, ada perbedaannya oh aku pasti tidak akan menjawab ini misalnya. Apalagi ini ya, ada pilihan-pilihan yang bisa membuat logikanya siswa berjalan. P: Terus untuk tipe-tipe soalnya, bapak mengeluarkan soal seperti ini misalnya. Apakah dari 9 soal ini bisa mencangkup materi yang diajarkan dalam materi thermodinamika. G: bahwa sudah diajarkan hukum 1 dan hukum 2 ya? hukum 1 kan ini menunjuk soal nomor 1 dan 2 Δ U=Q- W kan hukum 1, ini juga kaitannya dengan thermodinamika seperti isokorik, isobaric dan sebagainya. Kemudi Ini siklus carnot menujuk soal nomor 3 dalam suatu system Q 1 masuk, Q 2 keluar. Kemudian ini juga usaha kan? menunjuk soal 4 usaha yang dilakukan oleh sistem tapi yang kita cari tekanannya. Kemudian ini menunjuk soal nomor 5 efisiensi. Kemudian ini, menunjuk soal nomor 6 kita bisa menentukan usaha dari grafik ini cukup untuk mengetahui bahwa usaha sama dengan dengan luasan ini kan? Bahwa selain W sama dengan apa gitu ya, bahwa itu merupakan luasan dari bangunan bentuknya persegi, trapesium, tergantung nanti dalam soalnya seperti apa. Kemudian kalau ini C p ya menunjuk soal nomor 7 dan 8? kalau ini untuk anak lebih gampang karena sudah ada rumusnya. Kemudian yang terakhir, ini sangat gampang, karena pemahaman konsep yang sudah diberikan dalam conoth soal menunjuk soal nomor 9 P: Berartikan bapak membuat soalnya itu lengkap, ada perhitungan, rumus dan konsep juga? G:Diharapkan begitu tapi anak selain fisika memahami konsep thermodinamika hukum 1 dan 2 juga hitungan- hitungan juga bisa. P: Untuk ulangannya kenapa dibuat terpisah pak? G: Ini ulangan hanya 45 menit itu karena untuk menjaga kejujuran ya? pertama, kalau soal seperti ini yang cek poin kan anak bisa melirik ya? gampang sekali ya? kedua, kita mengawasinya lebih enak , anak mandirinya Comment [ M36] : PED_evaluasi_2 119 lebih kuat. Juga faktor soalnya Cuma PG, cukuplah 45 menit. Saya berfikir ini semalam, ah mosok soal Cuma segini dua jam pelajaran, saya pikir kelamaan ya? P: Tapi, biasanya pelaksanaan ulangannya gimana?. G: Soal dibuat dengan system a-b tapi, kalau soal ini saya terbentur waktu saja. dan seperti bisanya saya lebih ke esay baru kali ini saya buat cek poin ya? tapi kalau esay 2 jam ya? 90 menit P: Selanjutnya, kan bapak sudah mengambil nilai kan pak? nah, bapak rencana mengoreksi kapan pak? G: Nanti saya koreksi ya . P: Cara bapak mengoreksi bagaimana, dengan lembar jawab yang begini yaitu dengan LJK dan caranya harus terlampir? G: Kita cocokkan dengan kuncinya yang sudah dilubangi pas dijawaban itu, kemudian penumpukan jawaban kunci diatas jawaban siswa. Dengan jawaban siswa yang sama dengan jawaban yang kunci dilubang berarti jawaban siswa benar. Nanti dibolongin gini mbak memperagakan jawaban yang benar dibolongi dengan menggunakan api rokok . P: Terus fungsi ini untuk apa pak?” G: Bahwa anak gak asal menconteng ya? atau gak asal anak ngitung benik karna ga bisa jadi dia gak mencarimengerjakan ya? yang ada menjawab dengan ngawur. P: Bagaimana pensekorannya pak? G: Jadi untuk semua nomor, diberikan 1poin jika benar keculai untuk nomor 3 poinya 2 karena cara yang digunakan lebih panjang yaitu dua tahap. jadi totalnya nilainya 10 dan kemudian untuk menentukan nilai, jumlah soal yang benar dikali dengan 10. P: bagaimana menentukan KKM? G: Sebetulnya kalau KKM itu kan criteria yang terdiri satu, imtak misalnya anak masuk ke SMA kita itu nem- nya diatas rata-rata 8 kemudian yang kedua dari input anak sendiri, dan alat memenuhi enggak untuk mendukung pembelajaran seperti media, alat praktikum dsb, kemudian yang terakhir tingkat kerumitan materi itu juga mempengaruhi. Beda dengan misalnya gerak dibandingkan kesetimbangan benda tegar itu kan beda to kerumitan materinya untuk gerak 70 sedangkan ksetimbangan benda tegar 60 misalnya. nah nnati kita jumlahkan ketiga poin itu dibagi 3, kemudian ketemu nilai KKM. P: Berarti setiap materi KKM nya berbeda pak? G: Iya beda,yang membedakan itu tingkat kesulitan materinya mbak. P: Materi sebelumnya juga pastinya berbeda pak, karena tingkat kesulitannya? G: Iya beda. kita akan lebih mudah menjelaskan pemuaian dari pada kesetimbangan benda tegar atau thermodinamika.” P: Kalau bapak mengambil 75 itu bagaimana pak.” G: Itu kita cocokan dengan guru-guru ketika tahun ajaran baru yaitu MPGMP guru kelas 1 sampai kelas 3 dalam mengadakan workshop kita tentukan KKM setiap materi kita dalam satu sekolah. kan setiap sekolah akan meda mbak? karena kalau itu yang membedakan imtak-nya to? P: Kalau booleh tahu, nem masuk sini berapa pak? G: Nilai rata-rata NEm adalah 8 P: Tinggi ya pak? G: Memang tinggi mbak, makanya siswanya pintar kita juga harus terpacu dan ekstra belajar terus mbak. P: ada pelatihan khusus untuk memanfaatkan teknologi disini pak? G: hanya, blog sekolah kita mendapat pelatihan 2 tahun lalu, jadi sekolah ini punya blog untuk sarana komunikasi warga sekolah P: Itu kapan pak?” G: Lupa saya, nanti Tanya pak priatin. Nah karena pada lupa itu mala akan diadakan pelatihan kembali. sebelumnya juga saya pernah menggunakan sarana itu untuk remidi, jadi saya memasukan soal kesitu terus anak menjawabnya langsung disitu. Nah sampai sekarang yang masih menggunakan itu guru biologi, pak bambang ist itu masih menggunakannya. ungkin gurunya yang malas ya, gak telaten gitu ya? P: Untuk klinik itu gimana pak. G: Oh itu ada kerika untuk menjelang UTS, semester dan kenaikan kelas mereka pada sibuk Tanya, dan untuk jadwalnya ketika mendekati itu. P: Nah untuk kasus ini pak, bapakkan sudah 3 tahun. apakah bapak hafal anak-anak yang sering mendatangi bapak? G: Ada kirana A 4 , lusia A 5 , dan beberapa siswa lain yang pernah saya sebut itu ya? Comment [ M37] : PED_evaluasi_4 Comment [ M38] : PED_pemanfaatan teknologi 120 P: Berarti hanya beberapa siswa pak, terus untuk siswa yang lainnya, apakah bapak mengetahui apakah siswa tidak mau keklinik, apa mungkin dia malas atau malu mungkin pak? G: Salah satunya ya mbak mungkin malu atau memang dia sebenarnya tau jadi gak perlu keklinik atau sebaliknya, yaa kita gak tahu juga ya? P: Dari materi thermo ini, penilaian yg diambil selain ulangan harian itu apa saja pak?” G: Saya jarang memberikan tugas, tapi saya memberikan spontanitas pada anak misalnya saya kasih soal untuk maju dan saya berikan poin, kemudian kadang juga catatan anak ketika pertengahan semester itu kan saya cek ya dan itu termasuk penilain psikomotorik, afektif kerajinan dan kognitif.” P: “Dan skoring-nya gmana pak?” G: untuk semua nomor, diberikan 1 poin jika benar, keculai untuk nomor 3 poinya 2 karena cara yang digunakan lebih panjang yaitu dua tahap. Jadi totalnya nilainya 10. Kemudian untuk menentukan nilai, jumlah soal yang benar dikali dengan 10 G: kemudian untuk menentukan nilai rata-rata: nilai tugas ditambah ulangan harian ditamah ulangan mid ditambah ulangan semester dibagi empat. TRANSKRIP REKAMAN SESI V WAWANCARA DENGAN GURU SABTU, 19 MEI 2012 P: Untuk sekilas dalam video pembelajaran kemarin, bapak itu terlihat sering menghampiri mengecek siswa, misalnya jalan kebelakang siswa ketika ulangan, itu tujuannya untuk apa pak? G: Untuk melihat respon anak itu bagaimana bisa enggak itu, dari kita melihat dia mengerjakan soal yang kita kasih itu apa dia langsung tanggap bisa, apakah dia mikir dulu atau dia bingung malahan. Yang diketahui aja enggak tahu, tapi ketika begitu, ooh ternyata tahu dia, begitu. Kemudian langkah-langkah untuk mengerjakan bagaimana. Jadi Cuma itu saja. Kalau begitu kan kita tahu, oh anak ini ternyata bisa dan berharap untuk kedepannya juga dia akan bisa. Dari awal dia menghadapi soal itu kan ada respon untuk soal itu kita kan bisa melihat dari variablenya dia tahu enggak atau malahan bingung. tapi anak itu kemaren, oh yang ditanya ini, yang ditanya itu berarti prosesnya untuk mendapat jawaban ini. Dari kerjaan anak yang kita tarik itu kan sebenernya bisa kita lihat. P: Apakah bapak merasa soal itu terlalu sulit pak? G: Enggak juga, mbak. Karena soal itu sudah kita jelaskan, sudah kita pahamkan, sudah kita berikan latihan- latihan soal sampai kita bahasnya, ya to? Kemaren kita lihat, nilai tidak begitu ekstrim ya? Tidak salah semuanya, begitu kan? Artinya apa yang kita jelaskan itu bisa diterima oleh siswa sudah 80 ya? Yang tidak memenuhi standar pun hanya 70 kan? P: Kalau bapak yakin soal itu gampang untuk siswa, dan siswa bisa mengerjakan. Tapi kenapa masih ragu dan sering berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa. G: Tidak ragu, saya hanya melihat apa yang sudah kita jelaskan, anak itu responnya bagaimana? Apakah seperti yang saya harapkan begitu. Misalnya kalau saya menjelaskan soal, ini loh yang diketahui ini, maksud soal kan seperti ini kan begitu. Jadi anak kan langsung tahu. Jadi anak tahu variabelnya yang diketahui apa, yang ditanya apa, cukup dari itu anak melihat soal sudah tahu. P: Ketika ulangan itu, apakah bapak selalu pengen melihat gimana sih pemikiran siswa ketika mengerjakan soal. Dengan cara menghampiri siswa berkeliling mengecek satu persatu. G: Saya melihatnya bukan kesemuanya. Saya melihatnya pada anak-anak memang yang anak itu paham pertama, kedua anak itu memang tidak paham, jadi sample saja tidak semuanya kalau semuanya nanti mengganggu siswa. Jadi cukup misalnya si Agung ya? Kalau Agung itu agak kurang ya? Coba responnya bagaimana, apakah sesuai dengan yang diinginkan atau tidak atau oh ternyata tidak sesuai dengan yang kita bayangkan. Cuma kadang-kadang sudah diketahui kemudian langkah-langkah berikutnya macet. Jadi kalau anak yang paham, diketahui set set set, kita enggak usah lihat saja mereka sudah ngerti dan tahu jawabannya. Kalau yang kurang tidak .. Senengnya kalau guru itu melihat anak mengerjakan dari awal bisa itu kita sudah puas, walaupun nanti dijalan macet kan enggak tahu ya? Kan enggak mungkin kita nongkrongin terus. nanti malah enggak jadi kerja, malah grogi kan begitu. P: Kemaren ada beberapa siswa yang diremidi kan pak, apakah sudah dilaksanakan pak? G: Iya sudah, hari jumat kemarin P: soal remidinya itu bagaimana pak? G: Kemaren kan kebanyak yang enggak bisa di siklus carnot ya soal nomor 3, 4, jadi itu dikerjakan lagi sebagai tugas remidi P: Siswanya itu mengerjakan kedua nomor ini, yang enggak ngertinya dimananya pak sebenarnya? Comment [ M39] : PED_evaluasi Comment [ M40] : PED_evaluasi Comment [ M41] : PED_evaluasi Comment [ M42] : PED_evaluasi 121 G: Ya hubungan antara dua PV itu, kemudian dengan kalor yang masuk itu ya? Itukan variabelnya ada… Banyak itu ya? T 1 , T 2 , kemudian hubungannya dengan Q 1 -Q 2 ya? Mungkin dia pas kita jelaskan anak enggak memperhatiakn bisa juga ya? Sebenernya itu mudah Cuma hubungannya antara PV sama dengan usaha per qi satu. Kemudian kalau usahanya ketemu nanti qi duannya akan ketemu . P: Kalau Ipa 5, karakter siswanya itu seperti apa pak? G: Heterogen ya, anaknya memang yang pinter pinter, yang sedang ada yang rendah ya. G: Kalau yang rendah itu memang harus dipecut ya? Pokoknya kita dekati terus terusan ya? Ya kalau yang pinter itu terkesan aktif tapi intinya dia itu punya bawaan ya memang. Kemudian keseriusan juga berpihak sama mereka. Yang pinter itu memang cenderung cepet nangkep dengan apa yang kita sampaikan ya. Sementara yang sedang itu perlu juga perlu didekati bagaimana paham belum, begitu ya? Oh iya pak, yang ini ini ini pak. Yang rendah itu juga apa lagi ya? harus di apa ya? diperhatikan betul. Misalnya, gimana bisa enggak? begitu ya? Tapi dengan sesuatu yang enak ya? Pokoknya, anak itu harus seneng dulu dengan kita kok. Kegiatan KBM itu anak harus senang dengan kita. Kalau mereka seneng dengan kita itu otomatis pelajarannya akan disenangi mereka. kalau sudah dari awal ga disukai enggak akan bisa. Gurunya ngomong apa juga paling hanya tidur tidak dihiraukan. P: Minggu kemaren kan bapak sudah mengajar Thermodinamika, pola mengajarnya bapak itu bapak belajar dari mana? Belajar menggunakan media, membuat PPT itu, terus berkeliling mengecek siswa dan mengajari siswa begitu. G: Untuk materi pembelajaran memang kita dari berbagai sumber ya, kemaren sudah tak sampaikan yaitu dari buku kemudian dari internet , kemudian untuk metode pembelajarannya itu lewat media maupun juga langsung lewat anak ya? Pokoknya pendampingan langsung dengan anak lah. Terus diskusi juga ya kemaren terus ceramah ya malah kemarin? Kemudian pemanfaatan multimedia . P: Terus bedanya antara Ipa 1 sampai Ipa 5 itu apa pak? G: Sebetulnya itu nyebar ya? Kesukaan dan kegemaran dengan mata pelajaran kan lain ya? Mi.salnya ipa 1katanya saya enggak tahu anaknya pinter-pinter tapi fisikanya juga enggak sepinter ipa 5 begitu ya?Mungkin paramternya dengan pelajaran lain berbeda misalnya matematika saya enggak tahu. Jadi setelah masuk ke ipa itu mereka ee kesukaan, cepet paham, dengan pelajaran itu lain-lain. Misalnya saja yang pinter fisika itu belum tentu pinter biologi kan begitu kan? Ya kalau memang istimewa semua ipa pinter, begitu ya dengan matapelajaran fisika biologi, kimia? Tapikan untuk matematika, kimia, fisika ataupun biologi kepinterannya setiap anak itu lain-lain. Mungkin ada anak cenderung pinter di matematik, atau cenderung di biologi tapi bisa juga fisika. P: Bapak kemaren membuat soal, terus kemudian siswa berdiskusi mengerjakan soal. Kemudian juga tadi bilang bapak sering berkeliling dan mnegajari siswa. Nah, itu terkait dengan alokasi waktu dan kalau begitu mungkin habis waktu ya pak, menurut bapak itu bagaimana alolasi waktunya? G: Ya kita sesuaikan saja dengan materi kemudian alokasi waktu. Jangan sampai kita terus banyak latihan soal ya, tapi materi tertinggal begitu ya? Ya pandai-pandainya kita untuk mengatur waktu antara materi dengan latihan soal. Kalau berkeleiling kan sebenernya saya ingin tahu sebetulnya anak ini paham enggak dengan soal yang kita berikan. Dari mbuka soalnya bisa enggak dia. Seperti hal nya ulangan tadi. Buka LKS halaman ini ini ini, coba kerjakan, setelah itu anak membaca langsung ohh gini, kemudian ada anak juga ada yang menteleng, ngelamun maksudte piye, makanya kita samperin. Nah itu tadi jadi ada kelompok atas, menengah dan bawah, dan untuk yang bagian bawah itu ya itu bervariasi, tidak menyamakan jadi tidak homogen. nah kalau kita melihat yg pintar terus kan haduu, kasian yang dibawah to? P: Ketika bermain soal, kemudian bapak menyuruh siswa maju dan siswa mengerjakan didepan kan pak? Nah, bapak itu dibelakang mengajari siswa, soalnya ada siswa yang enggak ngerti kan pak. Bagaimana cara bapak menyeimbangkan dengan siswa yang lain yang tidak bapak samperin, tidak bapak ajarin. Kan kalau bapak mengajari itu terkesan seperti satu-satu enggak semua menyeluruh. Nah itu gimana pak? Ada yang maju, ada yang baoak ajarin ada yang baoak cuekin, itu gimana pak? G: ee Memang tidak semua kita samperin, tetapi dari pengamatan kita sendiri, anak ini memang harus kita samperi, itu loh. Dari setiap latihan soal, anak ini harus kita samperi. Kan kalau misalnya energy kinetik sama dengan setengah m v kuadrat 12mv 2 bagi yang pinter enggak perlu to itu, gampangannya begitu ya? P: Itu rumusnya atau konsepnya? G: Misalnya. mencari E k dari 12mv 2 dengan m ada v ada. Untuk yang pinter enggak usah ya? tetapi bahkan anak yang dibawah pun enggak perlu memikir juga tahu, karena gamoang sekali ya? Misalnya lagi kalau ada soal diketahui m nya ada, E k nya ada tapi v nya ditanya. Nah itu kan kuadrat, nah anak yang dibawah itu perlu kita samperin, tetapi yang pinter enggak usah lah, karena saya yakin dia bisa ngotak atik dan mandiri. Jadi untuk mencari v saja yang dibawah itu juga susah itu. Misalnya kan berarti v = 2E k m tapi dalam akar to itu untuk melepaskan kuadratnya. Itu nanti soal yang lebih rumit lagi ya seperti thermodinamika tentang E k itu ka nada to? nah misale itu lah gampangane. Jadi kita lihat kemampuan anak itu dari seharian dia mengerjakan Comment [ M43] : PED_diagnosis ulangan Comment [ M44] : PED_pe m a ha m a n pe se rt a didik 122 soal, seharian dia memperhatikan kita, seharian e dia itu sering latihan soal dengan kita, itu semua bisa kita lihat ya? P: Jika seperti itu karakter dan gaya belajar siswa berbeda? G: Jelas beda sekali. P: Itu gimana cara bapak mengatasinya? Kan setiap siswa beda-beda. G: Anak cara belajarnya itu berbeda-beda sesuai kebiasaan. Misalnya anak nyetel music sambil belajar, jika belajar harus ditempat yang sepi, Ada yang dituntun juga dan masih banyak lagi lainnya tentang tipe-tipe belajar siswa. Tetapi didalam kelas yang terdiri dari puluhan siswa yang heterogen, enggak mungkin kita memberikan perhatian siswa secara berbeda. Tapi yang harus guru lakukan adalah, sebagaimana mungkin guru mengcover anak didik supaya dapat memahami apa yang kita sampaikan. Oleh karena itu, sebagai guru yang ingin disenangi muridnya harus bisa menjadi sahabat untuk mereka, saling terbuka dengan kesulitan, ramah dan tidak galak namun harus tegas, kemudian penuh simpati. Dalam area ini guru harus punya rasa emosi itu semua untuk dapat menyelesaikan pengajarannya . Misalnya: ngarohke memperhatikan dan peduli pada siswa dan terus greteh cerewet karena sering bertanya kepada siswa misalnya Bagaimana? sambil kita samperin. Kadang anak Tanya kadang takut. P: Intinya bapak sering melakukan cara personality ya? G: Betul lebih ke personal, bagi yang lemah terutama. Supaya mereka enggak malu dan rendah diri dihadapan temen-temen. Kalau guru jaman dulu itu pasti Maju nada keras Goblok kamu Saya sudah jelaskan berapa kali Dasar otak haaaa kalau sekarang saya begitu siswanya lari kekantin semua. Selain itu juga kita jadi malah enggak dihormati. Oleh karena itu saya sangat perhatian dengan pengajaran dan pembelajaran dengan semangat mendidik. Supaya siswa yang terdidik itu selain dapat ilmu juga dapat moral yang baik . P: Untuk yang ipa 5, kalau dengan bapak itu nakal badel, pinter atau gimana pak? G: Rata-rata anaknya tekun, santun kemudian disiplin lumayan ya? P: Disiplinnya itu bapak lihat dari mana? G: Cara berpakaian, terus intenfitas masuk. ada beberapa paling hanya satu dua yang bandel. Dan banyak yang senang kalau guru-guru lain yang masuk kelas itu, karena lebih baik ya? P: Baiknya itu seperti apa? G: Ya tadi itu baik, tekun dan lainnya tadi itu. Kemudian juga dalam pelajaran juga, ya ini kalau kita mneghadapi anak-anak pinter ya begini dalam hati ya, jan diterangke meneh.. Saya lihat situ, dalam pelajaran ki kadang tiba-tiba nyuekin kalau pas kita mengulang kembali jika ada yang bertanya. Padahal kita berusaha untuk membantu mereka yang bertanya, tapi enggak apa-apa itu kan memang ada yang lebih cepat ada yang lebih lamban dalam menangkap pelajaran begitu ya?, hanya ekspersi anak itu lain-lain untuk mengungkapkan wah koyongene diterangke meneh. Tapi lebih baik untuk anak ipa 5 itu santun, baik ya? Ya kalau rame sih, memang anak harus rame, kalau sepi malah nanti kaya kuburan, ahahha saya malah takut nanti. Jadi anak rame itu wajar tapi anak itu tetep focus pada pelajaran. Kalau karakter ipa 4 itu memang ramenya berlebihan, jadi saya harus tegas. P: Emm, berarti ipa 4 yang paling rame ya pak? G: Iya jadi pendekatannya lain karena berbagai macam karakter. Untuk ipa 1 ipa 2 dan ipa 3 itu lain lagi ya pendekatannya? Tidak sama dengan ipa 4 atau bahkan ipa 5 ya? Tapi mereka tetep respeck pada kita asal kita lebih konsen untuk memahamkan mereka. P: Menurut bapak itu pendidikan itu penting enggak sih pak? G: Ya penting sekali. Ketika perang dunia ke-II, jepang kan dibom? Semuanya berantakan, jadi mental mereka hancur to itu, kalah perang to itu? Di Nagasaki dan hirosima itu.Nah itu kaisar itu bilang sama rakyatnya, bilang sama pemerintah nya, ada berapa jumlah guru yang masih hidup? Bukan tentaranya yang masih hidup, bukan isninyur yang masih hidup, tapi ada berapa jumlah guru yang masih hidupmenegaskan. Nah, akhirnya seperti sekarang, jepang sangat memperhatikan pendidikan, padahal kalo Indonesia seperti itu sudah menjadi Negara terbelakang. Maka penting sekali itu pendidikan, kalau dari pemerintah kita menyadari, maka sebagai contoh APBN itu dinaikan terus to itu? P: Inti dari tujuan pendidikan itu apa pak, sebenarnya to? dengan dikaitkan dengan penjabaran bapak tadi. G: Pendidikan itu tujuannya mendidik anak baik kognitif ya kan, afektif, psikomotorik . afektif itu moral dan karakter sifat-sifat anak harus kita olah menjadi yang lebih baik. Kognitifnya pengetahuan yang supaya lebih baik misalnya berfikir atau mengingat suatu konsep yang pernah diberikan. Psikomotoriknya yaitu kepercayaan diri dan kemandirian. Pendidikan itu hak, bukan kewajiban. Pendidikan di Indonesia kan baru hak? Bukan kewajiban to? Jadi kalau anak tidak sekolah itu tidak dimasukan kedalam penjara, karena hanya hak. Jadi silahkan mau dipakai apa enggak hak-nya, kan begitu? hak saya saya sekolah, hak saya saya tidak sekolah, begitu. P: Kalau pendidikan di indonesia itu gimana pandangan bapak? Comment [ M45] : PED_pembelajaran dialogis Comment [ M46] : PED_pembelajaran doalogis Comment [ M47] : PED_TUJUAN PENDIDIKAN 123 G: Iya, pendidikan di Indonesia memang perlu meningkatkan mutunya ya? Terutama dari segi apa, banyak faktor yang harus dibenahi, misalnya guru. Bukan dibenahi sebetulnya, tapi ditingkatkan dalam arti kualitasnya, selir gajinya kan begitu, hehe supaya memberikan semangat ya? Tapi, alhamdulilah ya ini kan ada sertifikasi, tapi itu pun juga dipersulit loh itu? syarat guru mengajar seminggu harus 24 jam mengajar. Dan lumayan gajinya bagi yang 24 jam kan dua kali lipat gaji pokok, bagi yang enggak 24 jam ya enggak dapat. Misalnya nih, kalau di SMA kita ini kan ada guru fisika, gak mungkin 24 jam seminggu semua guru mendapatkan, nah tentu yang guru keempat ini harus ada yang mengalah. Harus tidak 24 jam to? Nah dari sekian ini, kita-kita ini sisanya, jadi dua yang enggak dapat, begitu. Nah, kan ada kecemburuan to disini?Bagi yang punya cemburu saya garis bawahi. Nah maka dari itu, perlu dibenahi untuk sertifikasi, kenapa harus 24 jam mengajar dalam satu minggu?Sementara bagi yang enggak penuh 24 sudah dipastikan enggak dapat. Sehingga ada kecembururan atau kesenjangan sosial. Kalau misalnya 23 jam pun enggak dapat loh mbak? Jadi aturan itu harus diregulasi lagi. P: Keinginan bapak itu bagaimana? G: Idealnya kalau guru itu 18 jam mengajar dalam satu minggu, itu menurut saya yang harusnya. Kalau 24 jam itu waktu kita sebagai guru itu habis hanya untuk mengajar. Diitung-itung satu hari itu paling enggak 6 jam mengajar, atau 4jam sehari dengan diitung selama 6 hari berturut-turut. Nah nanti waktu kita dalam menyiapkan, membuat rencana, memberikan materi, kemudian mengevaluasi, belum lagi nanti kita membuat karya ilmiah. Jadi ya itu, idealnya seharusnya 18 jam, menurut saya biar adil ya? Disyaratnya itu pokoknya 24 jam mengajar, tidak boleh mengajar di lain jenjang misalnya SMA dan SMP atau SMP dan SD. Nah dulu, saya juga membantu mengajar di SMP 5 Yogya, karena sama-sama fisika dengan SMA sini, itu tidak bisa diakumulasi jamnya. Ya tadi itu, kalau SMA kan namanya fisika, tapi kalau SMP kan namanya IPA terpadu ya? Dan itu jelas dilihat di sertifikasi saya, kalau SMP itu bunyinya IPA kalau SMA itu fisik. Padahal pelaksanaannya sama, gak mungkin guru biologi mengajar fisika atau guru fisika ngajar biologi, itu enggak bisa. Jadi jalan satu-satunya selain mengubah jam ideal guru mengajar itu kalau di sekolah banyak guru yang sama, ya terpaksa kita jadi guru terbang disekolah lain yang sederajat, Tapi kita nanti enggak focus pada satu sekolah. Oh saya belum selesai ngajar disini, tapi saya harus ke sekolah lain sekarang, nah kan jadi tidak focus to? yang ada malah terburu-buru. P: Saat ini bapak mengajar brapa jam? G: Saya 12 jam. Nah dulu ketika saya juga bantu di SMP itu 12 jam juga disana. Jadi total 24 jam dan saya dapat sertifikasi. Tapi semester berikutnya itu tidak boleh. Nah kalau temen-temen, misalnya pak Parjo itu matematika disini, kemudian di sang timur Terus bu Tri itu disini dengan PL. Jadi banyak guru terbang disini untuk memenuhi 24 jam. Sebagai tuntutan sertifikasi untuk mendapat tambahan. ahahahha.. Kalau saya kan enggak 24 jam ya gak masalah, mau gimana lagi? P: Nah, alasan bapak di tahun ajaran baru ini pengen membantu di SMA 6 apa pak G: Alasan bapak memang sertifikasi itu, selain itu kalau saya hanya 12 jam saya hanya beberapa hari disini. Dan kebetulan guru disana juga enggak ada karena pindah ke SMA 5, jadi saya punya peluang untuk membantu disana. Selain itu juga, karena disana enggak ada kepala sekolahnya jadi kosong dan kepala sekolah sini itu menjabat juga sebagai kepala sekolah sementara di SMA 6 sampai SMA 6 punya kepala sekolah yang baru, dan enggak tahu kapan. Kepala sekolah SMA 6 pindah ke SMA 3 P: Dalam guru itu kan dikenal kode etik guru ya pak? nah, itu apa sih pak? G: Kode itu kan rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh guru, intinya aturan lah ya? Kode etik guru misalnya ya itu harus disiplin, kemudian yang lain adalah misalnya aturan-aturan sekolah dan diluar sekolah. Kalau disekolah misalnya datang tepat pada waktunya, terus beretika yang baik misalnya kepada sesame guru dan siswa. Jika beretika terhadap siswa misalnya bersalaman dengan siswa itu sudah bagus ya?itu diterapkan jika bertemu saling bersalaman atau siswa mendahului kita bilang permisi. Kalau guru, seharusnya datang sebelum siswa datang ya? Datang kekelas didepan pintu sebelum siswa datang, tapi kalau kita praktekan memang susah sekali ya? Untuk datang kekelas lebih dulu, ketika siswa datang kita samperi. Luar biasa loh kalau seorang pendidik bisa seperti itu. Itu dapat menjadi contoh positif yang sangat baik untuk hidup disiplin. Kalau saya sendiri bisa menjadi contoh seperti itu ketika saya lagi mood suasana hati ya? ahhaa. Tapi yang jelas sampai detik ini saya tidak pernah terlambat, bisa dilihat di presensi dikelas dan dokantor guru ya? Pasti saya datangnya nomor satu dan absen paling atas sendiri. Rata-rata ya? Paling enggak selama satu minggu saya 5 kali di prensensi urutan pertama. Nah, hanya saya belum praktekan saya datang kekelas dan langsung didepan kelas dan menunggu siswa yang datang. P: Berkaitan dengan materi yang bapak sampaikan kemarin mengenai thermodinamika itu berkaitan dengan fisika konsep dan hitungan dan matematika hitungan, penurunan rumus, perkalian dll. Apakah bapak tahu beda fisika dengan matematika? G: Iya, matematika itu merupakan rohnya fisika . Artinya begini, fisika akan lebih hidup dengan matematika, akan lebih teraktualisasi dengan matematika, dan akan lebih teridentifikasi dengan matematika serta akan lebih jelas lagi karena dengan matematika.. Kan sebagai contoh misalnya begini, saya dan mbak mita berjalan keluar ruang kelas ini, saya dengan mbak Mitha jaraknya berapa ketika waktunya sekian misalnya 5 sekon, oh ternyata 124 jaraknya sekian itu dicari dengan angka matematik. Jadi matematika sangat membantu sekali untuk mata ilmu fisika. Pokonya matematika yang menghidupkan fisika, supaya tahu nominalnya berapa. P: Tapi, kalau belajar fisika itu matematika dan fisika itu harus seimbang, soalnya jika tidak seimbang misalnya matematika lebih tinggi dan konsep fisikanya rendah frekuensinya itu kan nanti ilmu fisikanya akan lebih pudar to pak? ata sebaliknya jika kita mengajarnya penuh dengan konsep terus tidak pernah bermain soal apalagi menerapkan dalam kehidupan sehari-hari itu juga boong G: Iya betul, jadi memang benar fisika dan matematika harus seimbang. Terus tidak boleh saling mendahului ya?nanti kecelakaan, ahaha. P: Kalau bapak, menerapkannya dalam kelas itu bagaimana pak, antara fisika dengan matematika? G: Jelas saya mengajar fisika, jadi tetap fisika yang nomor satu kemudian disusul matematika. Jadi kita mengajaran dulu konsepnya seperti apa baru dipermudah dengan hitung-hitungan . Cuma saya kendalanya kalau untuk kelas XI kalau saya menuliskan rumus dan turunan . Kalau misalnya kita sudah kepersamaan gerak, saya ingin menuliskan diferensial dan integral itu matematika kan belum dipelajari, jadi itu kendala kita untuk mengajarkan itu, intinya kita harus tahu matematikanya itu. meskipun integral dan diferensial matematika dan fisika berbeda. Kalau fisika kan hanya intinya saja, dan yang dibahas juga enggak serumit matematika, dan hanya sekilas saja serta konstanta yang dipakai dalam matematika kan berbeda dengan fisika to? Tapi sebagai dasar, konsep anak belum tahu bagaimana kan belum diajarakan di matematika, nah ini kan jadinya berabe dan alangkah baiknya dalam kurikulum itu dibalik. Tapi masalahnya siapa yang mau bicara masalah ini ya?Jadi jalan satu-satunya kita harus banyak kosultasi dengan guru bidang matematika, baiknya gimana. Meskipun fisika dan matematika beda dalam konsep dan penyampaian, kalau saya itu konsep dari diferensial dan integral saya kira harus diberitahukan pada anak, sehingga anak tahu betul e konsep dari masalah ini gitu loh, kemudian baru kita masuk kevariabel bahwa fisika itu ada hubungannya untuk menurunkan kecepatan terhadap jarak itu variabelnya sebab akibat kok, kadang kita tahu bahwa itu jarak bisa x, atau s, dan ketika saya mengajarkan itu saya memberikan semuanya dan memberitahu kepada siswa bahwa ini hanya sekedar variable atau notasi saja. Dan ini justru siswanya bisa memahami, beda dengan kalau kita hanya dikasih makan variable x untuk jarak, kemudian jika ada ulangan bersama variabelnya itu ada s, nanti siswa yang enggak dong akan bingung dan terkecoh ya? Nah ini berakibat sampai keperguruan tinggi terus akan mengetahui hanya dalam satu sisi saja. Jadi sekali lagi penting ya mbak, kalau ilmu fisika itu juga harus mengajarkan matematika tapi enggak sedetail ilmu matematika, misalnya untuk mengkalikan, len, log atau mengkurangkan itu membutuhkan jasa matematika. Walaupun sebetulnya bukan hak kita untuk mengatur dalam memberikan materi tambahan itu ya? Tapi menurut saya itu bagian dalam fisika ya? dan ini mendukung sekali dalam pembelajaran kesiswanya. P: Beda imu fisika dengan ilmu matematika itu apa pak? G: Beda matematika dengan fisika yaitu kalau matematika kan murni angka, sedangkan fisika lebih kepada gejala alam yang terjadi kemudian kita aktualisasikan dengan matematika, tapi pemahamanannya itu mengenai gejala-gejala alam yang bisa diukur dengan matetamika menjadi angka-angka yang dapat mengartikan suatu konsep misalnya gerak, lisrtik, termodinamika, dll. Kalau segi rumus matematika hanya satu rumus untuk semua soal dalam topik bahasan jadi . Nah kalau fisika kan beda variable beda rumus, beda yang diketahui beda rumus, jadi rumus ditentukan sesuai dengan permasalahan yang ada . G: Disini yang lulusan sadhar ada 3, fisika itu pak bambang, bahasa inggris itu bu Lusia, dan bahasa Indonesia itu bu retno, banyak to? P: Apakah bapak mengetahui dari sejarah materi thermodinamika ini, pak?”

G: Saya sejarah