Metode-metode Pengukuran Kinerja TINJAUAN PUSTAKA

Suatu perusahaan biasanya mengembangkan penilaian prestasi kerja bagi para tenaga kerja di semua bidang atau departemen. Elemen-elemen pokok sistem penilaian ini mencakup kriteria yang ada hubungannya dengan pelaksanaan kerja, ukuran-ukuran kriteria tersebut, dan kemudian pemberian umpan balik kepada tenaga kerja.

6.7. Metode-metode Pengukuran Kinerja

Ada beberapa metode-metode pengukuran kinerja yang sering diterapkan di berbagai perusahaan, diantaranya : 1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 SMM ISO 9001 merupakan aturan-aturan baku yang standard untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Karena hanya berupa aturan maka efektif atau tidaknya tergantung dari yang menggunakannya dan karena masih berupa prosedur-prosedur mutu belum dapat digunakan sebagai ukuran kinerja serta hasil penilaian tidak berupa angka. 2. Malcolm Baldrige National Quality Award MBNQA MBNQA adalah pendekatan untuk mengukur kinerja. Kriteria yang digunakan dikenal dengan tujuh pilar Malcolm Baldrige yaitu leadership, strategic planing, customer focus, performance measurement, people focus, process management, dan result yang banyak kesesuaian dengan standart akreditasi pendidikan. 3. Integrated Performance Management System IPMS Universitas Sumatera Utara IPMS adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan KPI-KPI yang berpatokan pada stakeholder requirement. Dari kebutuhan masing- masing stakehoder dapat didefenisikan indikator kinerja dan selanjutnya dari indikator kinerja tersebut dipilih KPI yang dapat digunakan. Kelemahan metode IPMS dalam penerapan KPI-nya lansung diturunkan berdasarkan stakeholder requirement tanpa memandang mana yang merupakan strategi, proses dan kapabilitas sehingga sangat mungkin KPI yang dihasilkan untuk mengukur kinerja perusahaan sulit untuk tercapai karena tidak sesuai dengan kondisi real perusahaan. 4. Balanced Scorecard BSC 13 Balanced scorecard merupakan suatu metode penilaian kinerja perusahan dengan mempertimbangkan empat persfektif untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu : persfektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses pembelajaran dan pertumbuhan learning and growth. Dari keempat persfektif tersebut dapat dilihat bahwa balanced scorecard menekankan persfektif keuangan dan non keuangan. Namun metode BSC mempunyai kelemahan yaitu belum dapat menetapkan secara tepat sistem kompensasi yang biasanya merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja dan belum adanya standart ukuran yang baku terhadap hasil penilaian kinerja perusahaan dengan metode ini. Selain itu, perancangan sistem pengukuran kinerja dimulai dari visi, misi dan strategi yang dijabarkan kedalam empat persfektif 13 Robert S Kaplan dan David P Norton. Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi: Erlangga, Jakarta, 2000, Hal 80. Universitas Sumatera Utara tanpa mempertimbangkan kebutuhan stakeholder secara menyeluruh sehingga hasil rancangan tidak dapat memuaskan seluruh stakeholder. 5. Performance Prism 14 Metode ini merupakan model yang berupaya melakukan penyempurnaan terhadap metode sebelumnya seperti Balanced Scorecard dan IPMS. Performance Prism adalah suatu metode pengukuran kinerja yang menggambarkan kinerja organisasi sebagai bangun tiga dimensi yang memiliki lima bidang sisi, yaitu dari sisi kepuasan stakehoder, strategi, proses, kapabilitas, dan kontribusi stakeholder. Akurat atau tidaknya metode pengukuran kinerja yang digunakan dalam menggambarkan kinerja perusahaan tergantung pada KPI yang digunakan untuk mengukur kinerja.

6.8. Key Performance Index