Fungsi Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja Job Satisfaction

pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Departemen personalia atau manajemen harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan, dan masalah-masalah personalia vital lainnya. Fungsi personalia mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung pada kepuasan kerja tenaga kerja. Fungsi personalia dapat membuat kontak langsung dengan para pengawas dan tenaga kerja dengan berbagai cara untuk mempengaruhi tenaga kerja. Di samping itu, berbagai kebijakan dan kegiatan personalia mempunyai dampak pada iklim organisasi. Iklim organisasional ini memberikan suatu lingkungan kerja yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi orang-orang dalam organisasi dimana hal itu selanjutnya akan mempengaruhi kepuasan kerja tenaga kerja. Seperti ditunjukkan pada gambar 3.11. Fungsi Personalia Latihan dan Pengembang an Konseling dan lain-lain Kebijakan dan Praktek Personalia Iklim organisasional Kepuasan Kerja Langsung Tidak Langsung Tenaga Kerja Pengawas Gambar 3.11. Pengaruh Personalia pada Kepuasan Kerja

6.18.1. Fungsi Kepuasan Kerja

Universitas Sumatera Utara Apakah ada hubungan antara kepuasan kerja tinggi dan prestasi kerja tinggi? Bila ada, bagaimana hubungan tersebut? Secara historis dianggap bahwa para tenaga kerja yang mendapatkan kepuasan kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Dalam kebanyakan kasus, sering ada hubungan positif antara kepuasan kerja tinggi dan prestasi kerja tinggi, tetapi tidak selalu cukup kuat dan berarti signifikan. Ada banyak tenaga kerja dengan kepuasan kerja tinggi tidak menjadi tenaga kerja yang produktivitasnya tinggi, tetapi tetap hanya sebagai tenaga kerja rata-rata. Kepuasan kerja itu sendiri, bukan merupakan suatu motivator kuat. Bagaimanapun juga, kepuasan kerja perlu untuk memelihara tenaga kerja agar lebih tanggap terhadap lingkungan motivasional yang diciptakan. Masalah pokok hubungan di atas adalah apakah kepuasan kerja mengarahkan ke pelaksanaan kerja lebih baik, atau sebaliknya prestasi kerja menimbulkan kepuasan. Pada kenyataannya, banyak pendapat yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi terutama dihasilkan oleh prestasi kerja, bukan sebaliknya. Prestasi kerja lebih baik mengakibatkan penghargaan yang lebih tinggi. Bila penghargaan tersebut dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan kerja tenaga kerja akan meningkat kerena penerimaan penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja yang telah dilakukan. Di lain pihak, bila penghargaan dipandang tidak mencukupi untuk suatu tingkat prestasi kerja yang telah dilakukan, ketidakpuasan kerja cenderung terjadi. Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut selanjutnya menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Jadi, hubungan prestasi dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut kontinu. Seperti ditunjukkan pada gambar 3.12. Prestasi Kerja Penghargaan Persepsi keadilan terhadap penghargaan Kepuasan Kerja Umpan Balik Gambar 3.12. Hubungan antara Prestasi dan Kepuasan Kerja Kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Tenaga kerja yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Tenaga kerja seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan tenaga kerja yang mendapat kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran yang lebih baik, kurang aktif dalam serikat tenaga kerja, dan kadang- kadang berprestasi kerja lebih baik daripada tenaga kerja yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Oleh kerena itu, kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi tenaga kerja maupun perusahaan, terutama karena terciptanya keadaan positif di dalam lingkungan kerja perusahaan.

6.18.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja