Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening 24 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran 26 Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan 29 Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi jenis 32

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran I.03 PSAP 02 - 7

25. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto 1

biaya bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat 2 dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas 3 bruto dapat dikecualikan. 4

26. Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan 5

mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan 6 layanan umum. 7

27. Pengembalian yang sifatnya sistemik normal dan berulang 8

recurring atas penerimaan pendapatan-LRA pada periode penerimaan 9 maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang 10 pendapatan-LRA. 11

28. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang non- 12

recurring atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode 13 penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai pengurang pendapatan- 14 LRA pada periode yang sama. 15

29. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang non- 16

recurring atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode 17 sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih pada 18 periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. 19 30. Akuntansi pendapatan-LRA disusun untuk memenuhi kebutuhan 20 pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan 21 pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan daerah. 22 AKUNTANSI BELANJA 23

31. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening 24

Kas Umum NegaraDaerah. 25

32. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran 26

pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran 27 tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. 28

33. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan 29

mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan 30 layanan umum. 31

34. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi jenis 32

belanja, organisasi, dan fungsi. 33 35. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang 34 didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi 35 ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja 36 modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi 37 ekonomi untuk pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, 38 belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga. 39 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran I.03 PSAP 02 - 8 36. Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan 1 sehari-hari pemerintah pusatdaerah yang memberi manfaat jangka pendek. 2 Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, 3 subsidi, hibah, bantuan sosial. 4 37. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset 5 tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. 6 Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung 7 dan bangunan, peralatan, aset tak berwujud. 8 38. Belanja lain-laintak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk 9 kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti 10 penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga 11 lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan 12 pemerintah pusatdaerah. 13 39. Contoh klasifikasi belanja menurut ekonomi jenis belanja adalah 14 sebagai berikut: 15 Belanja Operasi: 16 - Belanja Pegawai xxx 17 - Belanja Barang xxx 18 - Bunga xxx 19 - Subsidi xxx 20 - Hibah xxx 21 - Bantuan Sosial xxx 22 Belanja Modal 23 - Belanja Aset Tetap xxx 24 - Belanja Aset Lainnya xxx 25 Belanja Lain-lainTak Terduga xxx 26 Transfer xxx 27 28

40. Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas 29