Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu 32 Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada 18 Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan 20

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran I.03 PSAP 02 - 9 provinsikabupatenkota, dinas pemerintah tingkat provinsikabupatenkota, dan 1 lembaga teknis daerah provinsikabupatenkota. 2 42. Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada 3 fungsi-fungsi utama pemerintah pusatdaerah dalam memberikan pelayanan 4 kepada masyarakat. 5 43. Contoh klasifikasi belanja menurut fungsi adalah sebagai berikut: 6 Belanja : 7 - Pelayanan Umum xxx 8 - Pertahanan xxx 9 - Ketertiban dan Keamanan xxx 10 - Ekonomi xxx 11 - Perlindungan Lingkungan Hidup xxx 12 - Perumahan dan Permukiman xxx 13 - Kesehatan xxx 14 - Pariwisata dan Budaya xxx 15 - Agama xxx 16 - Pendidikan xxx 17 - Perlindungan sosial xxx 18 19

44. Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan 20

klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran. 21

45. Koreksi atas pengeluaran belanja penerimaan kembali 22

belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai 23 pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode 24 berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan- 25 LRA dalam pos pendapatan lain-lain-LRA. 26 46. Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan 27 pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk 28 keperluan pengendalian bagi manajemen untuk mengukur efektivitas dan 29 efisiensi belanja tersebut. 30 AKUNTANSI SURPLUSDEFISIT-LRA 31

47. Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu 32

periode pelaporan dicatat dalam pos SurplusDefisit-LRA. 33 48. Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan 34 belanja selama satu periode pelaporan. 35 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran I.03 PSAP 02 - 10 49. Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-LRA dan 1 belanja selama satu periode pelaporan. 2 AKUNTANSI PEMBIAYAAN 3 50. Pembiayaan financing adalah seluruh transaksi keuangan 4 pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan 5 diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan 6 untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan 7 pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. 8 Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran 9 kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan 10 penyertaan modal oleh pemerintah. 11 AKUNTANSI PENERIMAAN PEMBIAYAAN 12 51. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas 13 Umum NegaraDaerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan 14 obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negaradaerah, penerimaan 15 kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi 16 permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan. 17

52. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada 18

Rekening Kas Umum NegaraDaerah. 19

53. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan 20

azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak 21 mencatat jumlah netonya setelah dikompensasikan dengan pengeluaran. 22 54. Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang 23 bersangkutan. 24 AKUNTANSI PENGELUARAN PEMBIAYAAN 25 55. Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening 26 Kas Umum NegaraDaerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, 27 penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam 28 periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan. 29

56. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari 30