Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran 9 Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada 13 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam 16 Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan 21 Suatu entita

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran I.02 PSAP 01- 17 jangka pendek payable on demand jika persyaratan tertentu yang terkait 1 dengan posisi keuangan peminjam dilanggar. Dalam keadaan demikian, 2 kewajiban dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang hanya jika: 3 a pemberi pinjaman telah menyetujui untuk tidak meminta pelunasan sebagai 4 konsekuensi adanya pelanggaran, dan 5 b tidak mungkin terjadi pelanggaran berikutnya dalam waktu 12 dua belas 6 bulan setelah tanggal pelaporan. 7 Pengakuan Kewajiban 8

81. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran 9

sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban 10 yang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut 11 mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. 12

82. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada 13

saat kewajiban timbul. 14 Pengukuran Kewajiban 15

83. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam 16

mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. 17 Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada 18 tanggal neraca. 19 Ekuitas 20

84. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan 21

selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. 22 85. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada 23 Laporan Perubahan Ekuitas. 24 I I N N F F O O R R M M A A S S I I Y Y A A N N G G D D I I S S A A J J I I K K A A N N D D A A L L A A M M N N E E R R A A C C A A A A T T A A U U D D A A L L A A M M 25 C C A A T T A A T T A A N N A A T T A A S S L L A A P P O O R R A A N N K K E E U U A A N N G G A A N N 26

86. Suatu entitas pelaporan mengungkapkan, baik dalam Neraca 27

maupun dalam Catatan atas Laporan Keuangan subklasifikasi pos-pos 28 yang disajikan, diklasifikasikan dengan cara yang sesuai dengan operasi 29 entitas yang bersangkutan. Suatu pos disubklasifikasikan lebih lanjut, 30 bilamana perlu, sesuai dengan sifatnya. 31 87. Rincian yang tercakup dalam subklasifikasi di Neraca atau di 32 Catatan atas Laporan Keuangan tergantung pada persyaratan dari Standar 33 Akuntansi Pemerintahan dan materialitas jumlah pos yang bersangkutan. Faktor- 34 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran I.02 PSAP 01- 18 faktor yang disebutkan dalam paragraf 86 dapat digunakan dalam menentukan 1 dasar bagi subklasifikasi. 2 88. Pengungkapan akan bervariasi untuk setiap pos, misalnya: 3 a piutang dirinci menurut jumlah piutang pajak, retribusi, penjualan, fihak 4 terkait, uang muka, dan jumlah lainnya; piutang transfer dirinci menurut 5 sumbernya; 6 b persediaan dirinci lebih lanjut sesuai dengan standar yang mengatur 7 akuntansi untuk persediaan; 8 c aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kelompok sesuai dengan standar 9 yang mengatur tentang aset tetap; 10 d utang transfer dianalisis menurut entitas penerimanya; 11 e dana cadangan diklasifikasikan sesuai dengan peruntukannya; 12 f pengungkapan kepentingan pemerintah dalam perusahaan 13 negaradaerahlainnya adalah jumlah penyertaan yang diberikan, tingkat 14 pengendalian dan metode penilaian. 15 L L A A P P O O R R A A N N A A R R U U S S K K A A S S 16 89. Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, 17 penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan 18 saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. 19

90. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan 20