Dalam mengoreksi suatu kesalahan akuntansi, jumlah koreksi 30 Setiap kesalahan harus dikoreksi segera setelah diketahui. 11 Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada 12 Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada 17

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran I.11 PSAP 10 - 2 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- 1 konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipakai oleh 2 suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan 3 keuangan. 4 Kesalahan adalah penyajian akunpos yang secara signifikan tidak sesuai 5 dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode 6 berjalan atau periode sebelumnya. 7 Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi agar akunpos yang 8 tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang 9 seharusnya. 10 Operasi tidak dilanjutkan adalah penghentian suatu misi atau tupoksi 11 tertentu yang berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi, program, 12 atau kegiatan, sehingga aset, kewajiban, dan operasi dapat dihentikan tanpa 13 mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yang lain. 14 Perubahan estimasi adalah revisi estimasi karena perubahan kondisi yang 15 mendasari estimasi tersebut, atau karena terdapat informasi baru, 16 pertambahan pengalaman dalam mengestimasi,atau perkembangan lain. 17 Pos adalah kumpulan akun sejenis yang ditampilkan pada lembar muka 18 laporan keuangan. 19 KOREKSI KESALAHAN 20 5. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau 21 beberapa periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. 22 Kesalahan mungkin timbul karena keterlambatan penyampaian bukti transaksi 23 oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitungan aritmatik, kesalahan 24 penerapan standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, 25 kecurangan atau kelalaian. 26 6. Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh 27 signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga 28 laporan-laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi. 29

7. Dalam mengoreksi suatu kesalahan akuntansi, jumlah koreksi 30

yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus dilaporkan dengan 31 menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun saldo ekuitas. Koreksi 32 yang berpengaruh material pada periode berikutnya harus diungkapkan 33 pada catatan atas laporan keuangan. 34 8. Kesalahan ditinjau dari sifat kejadian dikelompokkan dalam 2 dua 35 jenis: 36 a Kesalahan tidak berulang; 37 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran I.11 PSAP 10 - 3 b Kesalahan berulang dan sistemik. 1 9. Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak 2 akan terjadi kembali, dikelompokkan dalam 2 dua jenis: 3 a Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan; 4 b Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya. 5 10. Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang 6 disebabkan sifat alamiah normal dari jenis-jenis transaksi tertentu yang 7 diperkirakan akan terjadi secara berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak 8 dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau 9 tambahan pembayaran dari wajib pajak. 10

11. Setiap kesalahan harus dikoreksi segera setelah diketahui. 11

12. Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada 12

periode berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak, 13 dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam 14 periode berjalan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja, 15 maupun akun pendapatan-LO atau akun beban. 16

13. Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada 17

periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila 18 laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan 19 pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada akun pendapatan- 20 LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun beban. 21

14. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja sehingga 22