PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lampiran I.02 PSAP 01-
20
c Koreksi-koreksi yang langsung menambahmengurangi ekuitas, yang 1
antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh 2
perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, 3
misalnya: 4
1. koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada 5
periode-periode sebelumnya; 6
2. perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap. 7
d Ekuitas akhir.
8
102. Di samping itu, suatu entitas pelaporan menyajikan rincian 9
lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan 10
Ekuitas dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 11
103. Contoh format Laporan Perubahan Ekuitas disajikan pada ilustrasi 12
PSAP 01.C dan 01.D. Ilustrasi hanya merupakan contoh dan bukan merupakan 13
bagian dari standar. Tujuan ilustrasi ini adalah menggambarkan penerapan 14
standar untuk membantu dalam pelaporan keuangan. 15
C C
A A
T T
A A
T T
A A
N N
A A
T T
A A
S S
L L
A A
P P
O O
R R
A A
N N
K K
E E
U U
A A
N N
G G
A A
N N
16
Struktur
17
104. Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan 18
membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, Catatan 19
atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: 20
a Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi; 21
b Informasi tentang kebijakan fiskalkeuangan dan ekonomi makro; 22
c Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut 23
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target; 24
d Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan- 25
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi- 26
transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya; 27
e Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar 28
muka laporan keuangan; 29
f Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi 30
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan 31
keuangan; 32
g Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang 33
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan. 34
105. Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. 35
Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo 36
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan 37
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lampiran I.02 PSAP 01-
21
Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan 1
informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 2
106. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau 3
daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam 4
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, 5
Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan 6
Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah 7
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar 8
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang 9
diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti 10
kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. 11
107. Dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan untuk mengubah 12
susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam Catatan atas Laporan 13
Keuangan. Misalnya informasi tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat 14
digabungkan dengan informasi jatuh tempo surat-surat berharga. 15
Penyajian Kebijakan-kebijakan Akuntansi
16
108. Bagian kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan 17
Keuangan menjelaskan hal-hal berikut ini: 18
a dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan 19
keuangan; 20
b sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan 21
dengan ketentuan-ketentuan masa transisi Standar Akuntansi 22
Pemerintahan diterapkan oleh suatu entitas pelaporan; dan 23
c setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami 24
laporan keuangan. 25
109. Pengguna laporan keuangan perlu mengetahui basis–basis
26 pengukuran yang digunakan sebagai landasan dalam penyajian laporan
27 keuangan. Apabila lebih dari satu basis pengukuran digunakan dalam
28 penyusunan laporan keuangan, maka informasi yang disajikan harus cukup
29 memadai untuk dapat mengindikasikan aset dan kewajiban yang menggunakan
30 basis pengukuran tersebut.
31 110. Dalam menentukan apakah suatu kebijakan akuntansi perlu
32 diungkapkan, manajemen harus mempertimbangkan apakah pengungkapan
33 tersebut dapat membantu pengguna untuk memahami setiap transaksi yang
34 tercermin dalam laporan keuangan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu
35 dipertimbangkan untuk disajikan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal
36 sebagai berikut:
37 a Pengakuan
pendapatan-LRA dan pendapatan-LO; 38
b Pengakuan belanja; 39
c Pengakuan beban;
40
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lampiran I.02 PSAP 01-
22 d Prinsip-prinsip
penyusunan laporan konsolidasian;
1 e Investasi;
2 f Pengakuan dan penghentianpenghapusan aset berwujud dan tidak
3 berwujud;
4 g Kontrak-kontrak
konstruksi; 5
h Kebijakan kapitalisasi pengeluaran; 6
i Kemitraan dengan fihak ketiga;
7 j Biaya
penelitian dan pengembangan; 8
k Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri; 9
l Dana cadangan;
10 m Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.
11 111. Setiap entitas pelaporan perlu mempertimbangkan sifat kegiatan-
12 kegiatan dan kebijakan-kebijakan yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas
13 Laporan Keuangan. Sebagai contoh, pengungkapan informasi untuk pengakuan
14 pajak, retribusi dan bentuk-bentuk lainnya dari iuran wajib nonreciprocal
15 revenue, penjabaran mata uang asing, dan perlakuan akuntansi terhadap selisih
16 kurs.
17 112. Kebijakan akuntansi bisa menjadi signifikan walaupun nilai pos-
18 pos yang disajikan dalam periode berjalan dan sebelumnya tidak material. Selain
19 itu, perlu pula diungkapkan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang
20 tidak diatur dalam Pernyataan Standar ini.
21
Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya
22
113. Suatu entitas pelaporan mengungkapkan hal-hal berikut ini 23