345
1.22.5. Estrus Berahi Pada waktu sapi berahi terdapat
perubahan-perubahan faali yang mempengaruhi volume
dan susunan susu yang dihasilkan. Beberapa ekor sapi
menunjuk-kan gejala yang nervous gelisah dan mudah
terkejut sehingga tidak mau makan atau makan sedikit saja
yang mengakibatkan hasil susu tunun. Terdapat juga sapi yang
tidak banyak dipengaruhi oleh masa berahi. Bila hasil susu
turun banyak, maka kadar lemak dan susunan susu akan
berubah karenanya. 1.22.6. Umur
Sapi-sapi yang beranak pada umur tua 3 tahun akan
menghasilkan susu yang lebih banyak daripada sapi yang
beranak pada umur 2 tahun. Produksi susu akan terus
meningkat dengan bertambahnya umur sampai
sapi itu berumur 7 tahun atau 8 tahun. Produksi susu
selanjutnya akan menurun sedikit demi sedikit, sampai sapi
berumur 11 atau 12 tahun produksi susu akan menurun
sekali. Meningkatnya produksi susu
tiap laktasi dari umur 2 tahun sampai 7 tahun disebabkan
karena bertambahnya besar badan sapi karena pertumbuhan
dan jumlah tenunan-tenunan dalam ambing juga bertambah.
Munurunnya susu pada sapi- sapi tua disebabkan aktifitas
kelenjar-kelenjar ambing sudah berkurang. Kemampuan
produksi susu seekor sapi dara tidak hanya dipengaruhi oleh
pertumbuhan badan, tetapi juga oleh pertumbuhan ambingnya
yang mencapai pertumbuhan maksimum pada laktasi ke 3
dan ke 4. 1.22. 7. Interval Beranak
Calving Interval
Calving interval yang optimum adalah 12 dan 13 bulan. Bila
calving interval diperpendek akan menurunkan produksi
susu 3,7-9 pada laktasi yang sedang berjalan atau yang akan
datang. Bila calving interval diperpanjang sampai 450 hari,
maka laktasi yang sedang berlaku dan laktasi yang akan
datang akan menghasilkan susu naik 3,5, tetapi bila ditinjau
dari segi ekonomi akan rugi karena tak sepadan hasil susu
yang dihasilkan dibandingkan dengan makanan yang
diberikan kepada sapi. 1.22.8. Masa Kering
Produksi susu pada laktasi kedua dan berikutnya
dipengaruhi oleh lamanya masa kering yang lalu. Untuk tiap
individu sapi betina produksi susu akan naik dengan tambah
masa kering sampai 7 atau 8 minggu, tetapi dengan masa
kering yang lebih lama lagi produksi susu tak akan
bertartambah.
346
1.22.9. Frekuensi Pemerahan Bila sapi diperah dua kali sehari
dengan jarak waktu yang sama antara pemerahan itu, maka
sedikit sekali perubahan dari susunan susu itu. Bila sapi
diperah 4 kali sehari, kadar lemak akan tinggi pada besok
paginya pada pemerahan yang pertama. Makin sering sapi itu
diperah hasil susu akan naik juga, seperti pada Tabel 41.
yang ditunjukkan oleh penelitian dari Sudono 2003.
Kenaikan hasil susu tergantung pada kemampuan sapi itu untuk
berproduksi, pakan dan manajenen. Pada umumnya
sapi-sapi diperah 2 kali sehari ialah pagi dan sore hari.
Pemerahan yang dilakukan lebih dari 2 kali sehari, hanya
dikerjakan pada sapi-sapi yang berproduksi susu tinggi,
misalnya pada sapi yang produksi susunya 20 liter per
hari dapat diperah 3 kali sehari; sedangkan sapi-sapi yang
berproduksi susu 25 liter atau lebih dapat diperah 4 kali sehari.
Tabel 41. Hubungan Frekuensi Antara Pemerahan dan Hasil Susu
Umur Sapi Frekuensi
Pemerahan 3 X sehari
4 X sehari 2 tahun
20 banyak dari 2 x di perah
35 banyak dari 2 x di perah
3 tahun 17 banyak dari 2 x
di perah 30 banyak dari 2 x
di perah 4 tahun
15 banyak dari 2 x di perah
26 banyak dari 2 x di perah
Sumber Sudono, 2003
1.22.10. Tatalaksana Pemberian Pakan
Pada umumnya variasi dalam produksi susu dan lemak pada
beberapa peternakan sapi perah disebabkan oleh
perbedaan dalam makanan dan tatalaksananya. Makanan yang
terlalu banyak konsentrat akan menyebabkan kadar lemak susu
rendah. Kondisi seekor sapi betina pada
waktu beranak mempunyai pengaruh yang besar terhadap
produksi susu dan kadar lemak dari laktasi yang akan datang,
terutama bulan-bulan pertama dari laktasi.
Pemberian pakan yang banyak pada seekor sapi yang
kondisinya jelek pada waktu sapi itu sedang dikeringkan
dapat menaikkan hasil susu sebesar 10-30. Pemberian air