Pengecer Produk Tata Niaga Ternak Potong Skema Jalur Tata Niaga Ternak Potong

398

8.2.4.3. Konsumen Akhir

Konsumen akhir adalah konsumen yang membeli produk susu untuk dokonsumsi keluarganya. Pembelian dalam jumlah sedikit dan tidak diperjual belikan lagi. Peternak atau pengusaha dapat memilih jalur untuk pemasaran produknya. Semakin pendek manta rantai antara produsen dan konsumen akhir, maka akan semakin besar margin keuntungan yang diperoleh produsen, konsekuensinya pekerjaan makin banyak untuk memasarakan produknya. Sebaliknya semakin panjang mata rantai semakin kecil keuntungan ditingkat produsen, tetapi semakin sedikit pekerjaan pemasaran yang ditanganinya, karena pada setiap mata rantai mengambil keuntungan. 9. Menyusun Rencana Pemasaran Sapi Potong Rencana pemasaran merupakan suatu dokumen perencanaan yang disusun secara teliti agar pemasaran produk dapat terlaksana dengan baik. Pada suatu usaha peternakan baru kegiatan ini dilakukan sebelum kita memulai membuat suatu produk. Pada usaha yang sudah berjalan rencana ini disusun setiap tahun, biasanya menjelang akhir tahun kegiatan berjalan. Kegiatan dimulai dengan analisis kebutuhan, strategi, taktik pemasaran gugus wiraniaga dan penjualan

9.1. Strategi Pemasaran

9.1.1. Analisis Kebutuhan Kebutuhan daging dan susu secara nasional pertahun sebanyak susu 2.046.000.000 kg sedang daging sebanyak 2.340.171.429 kg. Dalam memulai usaha tentunya kita tidak mungkin memenuhi kebutuhan secara nasional, tergantung dari skala usaha kita maka kita bisa memenuhi berapa bagian dari kebutuhan tersebut. Mengingat luasnya wilayah negara kita, wailayah yang akan menjadi target pemasaran kita kita batasi. Produk yang dibutuhkan konsumen atau pasar daging segar terdiri dari daging domba, kambing, kerbau dan sapi. Untuk daging sapi dikategorikan daging sapi muda veal dan daging sapi dewasa. Konsumen pembeli daging terdiri dari rumah tangga, restoran dan sebagian besar adalah pedagang bakso. Daging sapi merupakan bahan baku utama dalam pembuatan bakso disamping bahan campuran lainnya. Daging yang tidak laku pada hari yang sama biasanya diolah menjadi dendeng atau abon. Untuk konsumen kota besar tentunya terdapat industri pengolahan apakah pabrik bakso, cornet beef, sosis dan produk olahan lainnya. 399

9.1.2. Segmentasi

Segmentasi kita ambil contoh berdasarkan geografis. Negara kesatuan indonesia dipilah menjadi 32 propinsi. Masing- masing propinsi memiliki potensi ekonomi, income penduduk, sosial dan kebutuhan produk ternak yang berbeda, pada langkah ini kita belum memilih segmen pasar. 9.1.3. Targeting 9.1.3.1. Mengidentifikasi Potensial Pasar Targeting merupakan aktivitas memilih calon segmen konsumen, misalnya kita memilih propinsi Jawa Barat. Di Jawa Barat terdiri dari 19 kabupaten. Jika skala usaha kita tidak terlalu besar, kita masih memilih beberapa kabupaten yang akan kita jadikan target pasar produk kita. Tabel 46. menunjukkan kabupaten dan kebutuhan sapi perhari di Jawa Barat. Misal kita memutuskan memilih 5 kabupaten untuk memasarkan sapi kita. Yaitu kabupaten: Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bekasi dan Garut. Pada ke lima kabupaten tersebut dicari kebutuhan sapi setiap hari 250 ekor. Para pembeli produk yang potensial dicatat dan diidentifikasi. Jika kita mentargetkan 10 dari pangsa pasar maka kita akan memasarkan 25 ekor sapi perhari atau 750 ekor per bulan. Data pejagal di lima kabupaten tersebut di identifikasi. Kemudian kita memilih beberapa pejagal yang akan kita jadikan target pembeli sapi. Pengumpulan data bisa dilakukan dengan meminta data sekunder ke dinas peternakan dan dinas perindustrian perdagangan.

9.1.3.2. Pembeli Yang

Potensial Ditetapkan Untuk mengetahui harga jual, baik ternak hidup maupun daging segar kita bisa melakukan survey ke pedagang daging ataupun survey ke jagal ternak. Sesuai dengan target pasar yang dipilih secara geografis, maka kita identifikasi jagal ternak yang ada diwilayah tersebut. Jagal-jagal tersebut kita datangi dan kita tanya berapa harga sapi kalau mereka beli. Harga yang berlaku bervariasi ada yang sistem taksir berat badan atau harga per ekor dan ada harga per kilogram berat hidup. Usahakan transaksi penjualan dengan berpedoman berat badan. Misal harga per kg Rp 20,000 berat hidup. Harga yang berlaku disetiap daerah tentunya bervariasi. Jangan lupa disepakati tatacara pembayaran. Cara pembayaran ada yang tunai, kredit atau jual putus berjangka. Sebaiknya diupayakan penjualan secara tunai karena sudah menjadi rahasia umum tataniaga sapi