Peluang Kerja Pemasaran Pada bidang pemasaran Lembar Aplikasi Konsep

412 10. Memperkirakan berat badan sapi untuk transasksi penjualan sebaiknya a. ditimbang dengan timbangan digital b. ditimbang dengan timbangan manual c. perkiraan berat tubuh d. pengukuran dengan pita gordas Lembar kunci jawaban 1. a 2. d 3. d 4. a 5. b 6. a 7. a 8. a 9. d 10. a 413

BAB 10 ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA

RUMINANSIA BESAR

1. Pengantar

Kebutuhan daging dan susu pada tahun 2007 secara nasional per tahun sebanyak susu 2.046.000.000 kg sedang daging sebanyak 2.340.171.429 kg. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak bisa dicukupi oleh produksi dalam negeri, sebagian besar masih di impor terutama dari Australia dan Selandia Baru. Tiap tahun konsumsi daging dan susu terus meningkat, sehingga mendorong usaha peternakan di Indonesia. Berkembangnya usaha peterna- kan dalam negeri disamping untuk memenuhi kebutuhan juga untuk mengurangi impor produk sehingga bisa menghemat devisa dan menurunkan jumlah penganguran di Indonesia. Munculnya usaha-usaha baru di bidang peternakan akan menyerap tenaga kerja lokal. Usaha budidaya ternak ruminansia besar di Indonesia terdiri dari sapi potong, kerbau dan sapi perah. Pemeliharaan kerbau dan pembibitan sapi potong masih dilakukan dengan pendekatan sosial ekonomi. Artinya peternak dalam mengelola usahanya tidak di kelola secara bisnis murni. Beberapa input masukan sarana produksi seperti lahan, kandang, tenaga, dan pakan tidak di hitung secara rinci. Agar usaha peternakan tersebut bisa untung peternak harus menggunakan input yang sangat murah atau rendah biayanya. Misalnya jika kita membibitkan sapi Ongole dengan harga induk Rp. 4.000.000 per ekor, setelah dipelihara selama 1 tahun hanya menghasilkan anak sapi pedet 1 ekor dengan harga Rp1.000.000 sampai 1.500.000. maka biaya produksi harus lebih rendah dari harga jual pedet tersebut. 1.1. Usaha Sapi Perah Usaha ternak sapi perah di Indonesia masih bersifat subsisten oleh peternak kecil dan belum mencapai usaha yang berorientasi ekonomi. Rendahnya tingkat produktivitas ternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta pengetahuan ketrampilan peternak yang mencakup aspek reproduksi, pemberian pakan, pengelolaan hasil pasca panen, penerapan sistem recording, pemerahan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Selain itu pengetahuan peternak mengenai aspek tata niaga harus ditingkatkan sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan pemeliharaannya. Di Indonesia