399
9.1.2. Segmentasi
Segmentasi kita ambil contoh berdasarkan geografis. Negara
kesatuan indonesia dipilah menjadi 32 propinsi. Masing-
masing propinsi memiliki potensi ekonomi, income
penduduk, sosial dan kebutuhan produk ternak yang
berbeda, pada langkah ini kita belum memilih segmen pasar.
9.1.3. Targeting
9.1.3.1. Mengidentifikasi
Potensial Pasar
Targeting merupakan aktivitas memilih calon segmen
konsumen, misalnya kita memilih propinsi Jawa Barat. Di
Jawa Barat terdiri dari 19 kabupaten. Jika skala usaha
kita tidak terlalu besar, kita masih memilih beberapa
kabupaten yang akan kita jadikan target pasar produk kita.
Tabel 46. menunjukkan
kabupaten dan kebutuhan sapi perhari di Jawa Barat.
Misal kita memutuskan memilih 5 kabupaten untuk memasarkan
sapi kita. Yaitu kabupaten: Cianjur, Sukabumi, Bogor,
Bekasi dan Garut. Pada ke lima kabupaten tersebut dicari
kebutuhan sapi setiap hari 250 ekor. Para pembeli produk yang
potensial dicatat dan diidentifikasi. Jika kita
mentargetkan 10 dari pangsa pasar maka kita akan
memasarkan 25 ekor sapi perhari atau 750 ekor per bulan.
Data pejagal di lima kabupaten tersebut di identifikasi.
Kemudian kita memilih beberapa pejagal yang akan
kita jadikan target pembeli sapi. Pengumpulan data bisa
dilakukan dengan meminta data sekunder ke dinas peternakan
dan dinas perindustrian perdagangan.
9.1.3.2. Pembeli Yang
Potensial Ditetapkan
Untuk mengetahui harga jual, baik ternak hidup maupun
daging segar kita bisa melakukan survey ke pedagang
daging ataupun survey ke jagal ternak. Sesuai dengan target
pasar yang dipilih secara geografis, maka kita identifikasi
jagal ternak yang ada diwilayah tersebut. Jagal-jagal tersebut
kita datangi dan kita tanya berapa harga sapi kalau mereka
beli. Harga yang berlaku bervariasi ada yang sistem
taksir berat badan atau harga per ekor dan ada harga per
kilogram berat hidup. Usahakan transaksi penjualan dengan
berpedoman berat badan. Misal harga per kg Rp 20,000 berat
hidup. Harga yang berlaku disetiap daerah tentunya
bervariasi. Jangan lupa disepakati tatacara
pembayaran. Cara pembayaran ada yang
tunai, kredit atau jual putus berjangka. Sebaiknya
diupayakan penjualan secara tunai karena sudah menjadi
rahasia umum tataniaga sapi
400
cukup rumit, banyak transaksi yang macet karena berbagai
macam hal. Ada yang macet ditingkat pedagang daging dan
ada yang macet ditingkat jagal ternak. Pemilihan pembeli
didasarkan pada reputasi tract record pembeli, yang bisa
diketahui dari kondisi keuangan, informasi dari penjual lainnya.
Hal ini penting untuk menjamin kelancaran pembayaran
transaksi jual beli. Pembeli dengan reputasi yang kurang
baik jangan dipilih, sedang pembeli dengan reputasi yang
baik kita dekati. Jadi dalam memilih pembeli yang kita
pertimbangkan tidak hanya harga yang tinggi tetapi juga
reputasi pembeli tersebut, banyak penjual yang tergiur
dengan harga yang tinggi, tetapi kesulitan dalam penagihan
pembayaran ternaknya. Hal ini sering berakhir dengan
sengketa antara pembeli dan penjual.
9.1.4. Diferensiasi
Misal kita melakukan pembedaan untuk produk sapi
kita dengan sapi milik perusahaan lainnya, bentuk
tulang kecil-sedang, jenis sapi BX, dengan umur minimal 2
tahun. Diferensiasi layanan dengan kita berikan jasa
pengantaran sapi untuk pembelian diatas 5 ekor.
Tabel 46. Kebutuhan Sapi
setiap Kabupaten dan Kota Di Jawa Barat
No Kabupaten Kebutuhan
per hari Ekor
1. Banjar
50 2. Tasikmalaya 50
3. Cirebon
50 4.
Indramayu 50
5. Bandung kota
100 6.
Bandung 50
7. Kuningan
50 8.
Garut 50
9. Cianjur
50 10
Sukabumi 50
11 Bogor
50 12
Depok 50
13 Bekasi
50 14
Kerawang 50
15 Subang
50 16
Purwakarta 50
17 Ciamis 50
18 Indramayu 50
19 Sumedang 40 Catatan : Angka estimasi, untuk
latihan pemasaran
9.2. Taktik Pemasaran 9.2.1. Produk
Produk kita adalah sapi BX dengan struktur tulang kecil
sampai sedang, berat antara 400-600 kg, umur minimal 2
tahun. Jaminan kualitas ternak biasanya dinilai dari kondisi
ternak. Kondisi ternak yang banyak dipertimbangkan
merupakan kesehatan, keutuhan tidak cacat, gemuk
kurusnya kondisi sapi, besar