Masalah dalam Penanganan Hasil Tangkapan

92  Ikan-ikan kecil diletakan di dalam styrofoam. Selama penjualam ikan diberi dan direndam air laut yang berasal dari kolam pelabuhan dan sedikit es agar hasil tangkapan tetap segar Gambar 17 Gambar 17 Penempatan ikan-ikan kecil di dalam styrofoam oleh pedagang pengecer di PPN Palabuhanratu tahun 2010.  Jika ikan tidak habis terjual akan disimpan di dalam styrofoam dan diberi es Secara keseluruhan pembahasan pada sub bab 5.3 dapat disimpulkan bahwa penanganan hasil tangkapan di tempat pedagang pengecer sudah dilakukan. Penanganan yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah pemberian es, penggunaan air laut, penempatan atau penyimpanan di dalam wadah dan penempatan di atas meja beralas terpal atau daun pisang.

5.4 Masalah dalam Penanganan Hasil Tangkapan

Masalah penanganan yang paling penting di PPN Palabuhanratu adalah pemakaian air kolam pelabuhan dalam penanganan hasil tangkapan baik di tingkat pedagang pengumpul maupun di tingkat pedagang pengecer Gambar 18. Pedaganag pengumpul ikan cakalang, tongkol dan ikan kecil lainnya memakai air dari kolam pelabuhan dalam proses penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan. Begitu juga dengan pedagang pengecer yang terdapat di pasar ikan di sekitar PPN Palabuhanratu. 93 Gambar 18 Pengambil air dari kolam pelabuhan oleh pedagang pengumpul atau pengecer di PPN Palabuhanratu tahun 2010. Pedagang pengumpul dan pengecer yang menggunakan air kolam pelabuhan dalam penanganan hasil tangkapan disebabkan tidak perlu mengeluarkan biaya dalam penggunaannya. Menurut Mahyuddin 2007 nelayan cenderung menggunakan air laut untuk membersihkan ikan karena mudah diperoleh di depan dermaga dan ketersediaan air tawar di TPI belum cukup memadai. Padahal pada tahun 2004 dilakukan penyediaan pompa air laut guna memperoleh air laut yang bersih, namun kesulitan dalam pemeliharaannya karena alat pompanya mudah korosi akibat air laut. Air kolam pelabuhan yang digunakan tersebut tidak bersih karena di dalam kolam pelabuhan PPN Palabuhanratu banyak terdapat sampah, kotoran dan minyak. Adanya material lain di dalam air dapat membuat air yang digunakan tidak bersih dan diduga mengandung bakteri yang dapat mempercepat pemunduran mutu ikan. Penggunaan air kolam pelabuhan yang kotor akan mempengaruhi mutu ikan sesuai dengan Lubis, et al.,2005 dan Pane, et al.,2007. Ilyas 1983 vide Hardani 2008 menyatakan bahwa tidak ada seekor ikan pun baik berukuran kecil maupun besar boleh bersentuhan dengan air kolam pelabuhan, bakteri atau lainnya kecuali hanya dengan wadah pengangkut ikan. Masalah lainnya adalah penempatan ikan di dalam wadah sampai terlalu padat, penggunaan air laut yang merendam ikan, tidak adanya pengawasan dari pihak pengelola PPN Palabuhanratu dan kurangnya kepedulian serta pengetahuan nelayan mengenai pentingnya penanganan hasil tangkapan. 94 Penempatan atau penyimpanan ikan di dalam wadah sampai terlalu penuh dapat menyebabkan ikan bagian bawah tertekan oleh ikan-ikan yang berada di bagian atasnya sehingga badannya rusak dan mutunya menurun. Penggunaan air laut yang merendam ikan dan diberi sedikit es bertujuan agar ikan tetap segar, namun hal ini dapat menyebabkan mutu ikan tersebut menurun. Hal tersebut dikarenakan air akan masuk ke dalam daging ikan yang dapat membuat daging ikan lembek merusak konsistensi ikan sehingga ikan mudah rusak atau hancur. Masalah penanganan hasil tangkapan yang cukup penting juga di PPN Palabuhanratuadalah kurangnya fasilitas dan pelayanan yang menunjang kegiatan penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu. Berdasarkan jenis dan jumlah fasilitas di PPN Palabuhanratu yang terdapat pada Tabel 18 diketahui bahwa fasilitas terkait penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan yang terdapat di PPN Palabuhanratu adalah dermaga, instalasi air bersih, TPI, pasar ikan dan Laboratorium Bina Mutu, Fasilitas tersebut kurang atau tidak dimanfaatkan oleh nelayan. Selain itu terdapat fasilitas yang berperan penting dalam penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan namun tidak terdapat di PPN Palabuhanratu yaitu pabrik es. Tidak adanya pengawasan terhadap penanganan hasil tangkapan dari pihak pengelola PPN Palabuhanratu mengakibatkan nelayan tidak melakukan penanganan hasil tangkapan dengan baik. Hal ini juga mengakibatkan pengelola PPN Palabuhanratu kurang mengetahui kondisi aktual penanganan hasil tangkapan di lapangan, sehingga tidak dapat mengambil kebijakan yang baik terhadap pengadaan atau perbaikan fasilitas pelayanan terkait penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan dan pemilihan penyuluhan dan pelatihan yang sesuai bagi nelayan. Adanya penyuluhan atau pelatihan diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan nelayan yang kurang. Adanya peningkatan pengetahuan nelayan terhadap penanganan hasil tangkapan diharapkan dapat meningkatkan kepedulian nelayan terhadap pentingnya penanganan hasil tangkapan, sehingga masalah-masalah penanganan di atas dapat dikurangi atau dihilangkan. 95

5.5 Mutu Hasil Tangkapan Didaratkan