Pengujian organoleptik Mutu Hasil Tangkapan Didaratkan

106 hasil tangkapan didaratkan, jenis hasil tangkapan dan kebutuhan melaut kapal perikanan.

5.5.2 Pengujian organoleptik

Pengujian organoleptik sebagaimana telah dikemukakan di dalam sub bab 3.3 dilakukan peneliti terhadap empat jenis hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu yaitu ikan layur, tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang. Pengujian dilakukan di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer. Sehingga pengujian organoleptik yang dilakukan oleh peneliti adalah terhadap 75 ekor ikan layur di tempat pendaratan, 75 ekor ikan layur di tempat pedagang pengecer, 75 ekor ikan tongkol di tempat pendaratan, 75 ekor ikan tongkol di tempat pedagang pengecer, 75 ekor ikan cakalang di tempat pendaratan, 75 ekor ikan cakalang di tempat pedagang pengecer, 75 ekor ikan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dan 75 ekor ikan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer atau jumlah seluruhnya 600 ekor. Bagian tubuh ikan yang menjadi objek pengujian organoleptik adalah mata, insang dan konsistensi. Berikut ini Tabel 36 adalah data hasil pengujian organoleptik yang dilakukan terhadap sampel hasil tangkapan layur, tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang : Tabel 36 Hasil pengujian organoleptik terhadap sampel hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Tempat pengujian Jenis sampel M I Ko Rata-rata K R K R K R K R A L 7 - 8 7,79 7 - 8 7,81 7 – 8 7,93 7,00 - 8,00 7,84 T 9 9,00 9 9,00 9 9,00 9,00 9,00 Tk 7 -9 7,51 7 -9 7,77 7 -9 7,97 7,00 - 9,00 7,75 C 8 - 9 8,77 8 - 9 8,73 8 – 9 8,91 8,00 - 9,00 8,80 B L 6 - 8 7,29 6 - 8 7,24 6 – 8 7,49 6,00 - 8,00 7,34 T 7 - 9 7,99 7 - 9 7,95 7 – 9 8,16 7,00 - 9,00 8,03 Tk 6 - 9 6,95 6 - 9 7,20 6 – 9 7,27 6,00 - 8,67 7,14 C 7 -9 8,16 7 -9 8,20 8 – 9 8,08 7,67 - 9,00 8,15 Keterangan : A = di tempat pendaratan; B = di tempat pedagang pengecer; K = kisaran; R = rata- rata; M = mata; I = insang; Ko = konsistensi; L = layur; T = tongkol; Tk = tuna-tuna kecil; dan C = cakalang; 107 Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa nilai skala organoleptik hasil tangkapan di tempat pendaratan berkisar antara 7 sampai dengan 9, sedangkan nilai skala organoleptik hasil tangkapan di tempat pedagang pengecer berkisar antara 6 sampai dengan 9. Jika nilai skala organoleptik rata-rata mata, insang dan konsistensi keempat sampel hasil tangkapan di tempat pendaratan dibandingkan didapatkan mutu hasil tangkapan dari yang paling bagus yaitu tongkol, cakalang, layur dan tuna-tuna kecil. Hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan rata-rata memiliki nilai skala organoleptik 9, hal ini dikarenakan hasil tangkapan tongkol merupakan produksi alat tangkap dengan trip penangkapan one day fishing. Nilai skala organoleptik tuna-tuna kecil memiliki nilai skala organoleptik paling rendah di tempat pendaratan dikarenakan di tangkap oleh alat tangkap yang umumnya melakukan trip selama 7 hari, sehingga hasil tangkapan sudah agak lama tersimpan di dalam palka berisi es curah. Hasil perbandingan nilai skala organoleptik rata-rata ketiganya mata, insang dan konsistensi keempat sampel hasil tangkapan di tempat pedagang pengumpul menghasilkan jenis hasil tangkapan dengan urutan mutu dari yang paling bagus yaitu cakalang, tongkol, layur dan tuna-tuna kecil. Jika dibandingkan mutu hasil tangkapan di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengumpul diketahui bahwa nilai skala organoleptik rata-rata keempat hasil tangkapan tersebut mengalami penurunan. Hal ini memiliki arti terjadi penurunan mutu hasil tangkapan antara tempat pendaratan dengan tempat pedagang pengecer. Hasil pengujian nilai skala organoleptik di atas dianalisis dengan menggunakan analisis statistika non parametrik karena data hasil uji organoleptik merupakan data skala, selain itu berdasarkan pengujian normalitas normal test dan tranformasi hasil pengujian tidak memenuhi kaedah kurva normal. Peneliti melakukan tiga bagian analisis statistika terhadap hasil uji organoleptik hasil tangkapan di lapangan yaitu : 1 analisis perbandingan hasil uji organoleptik keseluruhan hasil tangkapan di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer 2 analisis perbandingan hasil uji organoleptik berdasarkan tempat di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer dalam jenis hasil tangkapan 108 3 analisis perbandingan hasil uji organoleptik antar jenis hasil tangkapan. Hasil analisis statistika nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur, tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang, baik di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer terdapat pada poin 1 sampai dengan 3 di bawah ini : 1 Perbandingan hasil uji organoleptik keseluruhan hasil tangkapan di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer Analisis perbandingan hasil uji organoleptik keseluruhan hasil tangkapan di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer Lampiran 16 memakai hipotesis sebagai berikut : H = Hasil pengujian organoleptik hasil tangkapan di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer tidak berbeda nyata H 1 = Hasil pengujian organoleptik hasil tangkapan di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata Hasil pengujian statistika perbandingan hasil uji organoleptik keseluruhan hasil tangkapan di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer terdapat pada Tabel 37 di bawah ini : Tabel 37 Analisis statistika Mann-Whitney test perbandingan hasil uji organoleptik terhadap hasil tangkapan di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer PPN Palabuhanratu tahun 2010 Kategori Mean rank Asymp sig Hasil analisis 1.Mata A 366,42 0,000 Beda nyata Tolak H B 234,58 2.Insang A 367,98 0,000 Beda nyata Tolak H B 233,02 3.Konsistensi A 380,21 0,000 Beda nyata Tolak H B 220,79 4.Rata-rata A 375,60 0,000 Beda nyata Tolak H B 225,41 Keterangan : mean rank = rata-rata peringkat nilai oragnoleptik; asymp sig = taraf signifikansi; A = di tempat pendaratan; dan B = di tempat pedagang pengecer Berdasarkan hasil uji statistika nilai skala organoleptik mata, insang, konsistensi, dan rata-rata ketiganya didapatkan bahwa asymp sig keempat kategori 109 tersebut berada dibawah 0,05. Sesuai dengan penjelasan pada sub bab 3.3, nilai asymp sig tersebut memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik yang nyata di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer. Hal itu mengartikan bahwa terdapat perbedaan mutu hasil tangkapan yang nyata di kedua tempat tersebut. Secara keseluruhan mean rank hasil tangkapan di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan mean rank hasil tangkapan di tempat pedagang pengecer, yang artinya nilai skala organoleptik hasil tangkapan di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai skala organoleptik di tempat pedagang pengecer. Hal tersebut dapat juga diartikan mutu hasil tangkapan di tempat pendaratan jauh lebih bagus dari pada di tempat pedagang pengecer. Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai asymp sig dan mean rank seperti dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa penanganan hasil tangkapan yang dilakukan terhadap keseluruhan jenis hasil tangkapan yang diuji layur, tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang belum mampu mempertahankan mutu hasil tangkapan dengan baik, sehingga perlu diadakan evaluasi dan perbaikan terhadap cara penanganan tersebut. 2 Perbandingan hasil uji organoleptik berdasarkan tempat di tempat pendaratan dan pedagang pengecer dalam jenis hasil tangkapan a Layur Hipotesis yang digunakan dalam analisis perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer Lampiran 12 adalah : H = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer tidak berbeda nyata H 1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata Berikut ini Tabel 38 adalah hasil analisis perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer menggunakan analisis statistika Mann-Whitney test : 110 Tabel 38 Analisis statistika Mann-Whitney test hasil uji organoleptik pada hasil tangkapan layur di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Kategori Mean rank Asymp sig Hasil analisis 1.Mata A 92,43 0,000 Beda nyata Tolak H B 58,57 2.Insang A 93,64 0,000 Beda nyata Tolak H B 57,36 3.Konsistensi A 91,07 0,000 Beda nyata Tolak H B 59,93 4.Rata-rata A 95,75 0,000 Beda nyata Tolak H B 55,25 Keterangan : mean rank = rata-rata peringkat nilai skala organoleptik; asymp sig = taraf signifikansi; A = di tempat pendaratan; dan B = di tempat pedagang pengecer Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa hasil analisis terhadap hasil uji organoleptik mata, insang, konsistensi dan rata-rata ketiganya memiliki nilai asymp sig yang kurang dari 0,05. Arti dari nilai asymp sig tersebut adalah terdapat perbedaan nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur yang nyata di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer. Perbedaan nilai skala organoleptik yang nyata mengartikan bahwa terdapat perbedaan mutu hasil tangkapan layur yang nyata diantara kedua tempat tersebut. Masih menurut Tabel di atas diketahui nilai mean rank hasil tangkapan layur di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean rank hasil tangkapan layur di tempat pedagang pengecer. Arti dari nilai mean rank tersebut adalah nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan di tempat pedagang pengecer atau dapat juga berarti mutu hasil tangkapan layur di tempat pendaratan lebih bagus dibandingkan di tempat pedagang pengecer. Nilai asymp sig dan mean rank hasil analisis di atas memberikan informasi bahwa penanganan yang dilakukan terhadap hasil tangkapan layur belum bisa mempertahankan mutu hasil tangkapan layur dengan baik. Melihat dari cara penanganan yang selama ini dilakukan terhadap hasil tangkapan layur sub bab 5.1 sampai 5.3 pada butir 5 terdapat beberapa kekurangan pada penanganan tersebut yang bisa diperbaiki dan ditingkatkan yaitu : - Tetap memberikan es terhadap hasil tangkapan layur pada saat di atas kapal dan di tempat pendaratan walaupun jumlahnya sedikit 111 - Menghilangkan pemakaian air laut yang berasal dari kolam pelabuhan dalam penanganan hasil tangkapan layur. Hal ini bisa menjadi masukan bagi pengelola PPN Palabuhanratu untuk menyediakan pasokan air laut yang bersih, lancar, dan murah untuk digunakan dalam penanganan hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu - Mengurangi atau menghilangkan penempatan hasil tangkapan layur di dalam keranjang kecil tanpa penutup sehingga terkena cahaya matahari langsung b Tongkol Pada analisis perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dengan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pedagang pengecer Lampiran 13 digunakan hipotesis sebagai berikut : H = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer tidak berbeda nyata H 1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata Asumsi di atas digunakan untuk menganalisis hasil perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer dengan hasil seperti yang terdapat pada Tabel 39 berikut ini : Tabel 39 Analisis statistika Mann-Whitney test hasil uji organoleptik pada hasil tangkapan tongkol di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Kategori Mean rank Asymp sig Hasil analisis 1.Mata A 107,00 0,000 Beda nyata Tolak H B 44,00 2.Insang A 105,50 0,000 Beda nyata Tolak H B 45,50 3.Konsistensi A 101,50 0,000 Beda nyata Tolak H B 49,50 4.Rata-rata A 108,00 0,000 Beda nyata Tolak H B 43,00 Keterangan : mean rank = rata-rata peringkat nilai skala organoleptik; asymp sig = taraf signifikansi; A = di tempat pendaratan; dan B = di tempat pedagang pengecer 112 Analisis statistika terhadap nilai skala organoleptik mata, insang, konsistensi dan rata-rata ketiganya pada Tabel 39 menghasilkan asymp sig keempat kategori tersebut kecil dari 0,05. Nilai asymp sig tersebut memberikan pengertian bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer atau dapat juga diartikan terdapat perbedaan mutu hasil tangkapan tongkol diantara kedua tempat tersebut. Berdasarkan hasil analisis Tabel 39 di atas juga didapatkan nilai mean rank hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan yang lebih tinggi daripada di tempat pedagang pengecer. Hal tersebut berarti nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan lebih tinggi daripada di tempat pedagang pengecer dan bisa diartikan bahwa mutu hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan lebih bagus daripada mutu hasil tangkapan tongkol di tempat pedagang pengecer. Hasil analisis di atas menyatakan bahwa penanganan hasil tangkapan tongkol yang dilakukan selama ini sub bab 5.1 sampai 5.3 butir 4 belum bisa menjaga mutu hasil tangkapan tongkol dengan baik. Beberapa perbaikan terhadap penanganan hasil tangkapan tongkol yang dapat dilakukan adalah : - Tidak lagi memakai air laut yang berasal dari kolam pelabuhan dalam penanganan hasil tangkapan tongkol. Sebaiknya pengelola PPN Palabuhanratu bisa menyediakan instalasi pengadaan air laut untuk penanganan hasil tangkapan yang bersih dan biayanya terjangkau - Pemakaian es pada saat hasil tangkapan di tempat pedagang pengecer baik pada saat penjualan maupun pada saat penyimpanan hasil tangkapan tongkol c Tuna-tuna kecil Perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer Lampiran 14 dianalisis menggunakan hipotesis sebagai berikut : H = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer tidak berbeda nyata H 1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata 113 Hasil perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer dapat dilihat pada Tabel 40 di bawah ini : Tabel 40 Analisis statistika Mann-Whitney test hasil uji organoleptik pada hasil tangkapan tuna-tuna kecil di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Kategori Mean rank Asymp sig Hasil analisis 1.Mata A 91,33 0,000 Beda nyata Tolak H B 59,67 2.Insang A 91,99 0,000 Beda nyata Tolak H B 59,01 3.Konsistensi A 100,70 0,000 Beda nyata Tolak H B 50,30 4.Rata-rata A 102,91 0,000 Beda nyata Tolak H B 48,09 Keterangan : mean rank = rata-rata peringkat nilai skala organoleptik; asymp sig = taraf signifikansi; A = di tempat pendaratan; dan B = di tempat pedagang pengecer Hasil analisis terhadap hasil uji organoleptik mata, insang, konsistensi dan rata-rata ketiganya menghasilkan nilai asymp sig kecil dari 0,05. Hal tersebut memiliki arti nilai skala organoleptik antara hasil tangkapan tuna-tuna kecil pada di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer memiliki perbedaan yang nyata atau dapat juga diartikan mutu hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata. Nilai mean rank hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean rank hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer. Hal ini memiliki arti nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer. Hal ini juga memiliki arti mutu hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan lebih bagus dibandingkan mutu hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer. Hasil analisis di atas dapat memberikan informasi bahwa penanganan yang telah dilakukan terhadap hasil tangkapan tuna-tuna kecil belum mampu menjaga mutu hasil tangkapan tuna-tuna kecil. Merujuk pada sub bab 5.1 sampai dengan 114 sub bab 5.3 pada butir 2 tentang penanganan tuna-tuna kecil ada beberapa perbaikan terhadap cara penanganan yang dapat dilakukan yaitu : - Pemberian es terhadap hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan walaupun jarak tempat pendaratan dengan tempat pedagang pengumpul dekat - Penempatan hasil tangkapan tuna-tuna kecil ke dalam wadah di tempat pendaratan sehingga tidak diletakkan tanpa alas di atas gerobak pengangkut dan dilindungi dari cahaya matahari langsung menggunakan terpal atau karung - Tidak lagi menggunakan air laut yang berasal dari kolam pelabuhan sebagai bahan penanganan hasil tangkapan tuna-tuna kecil. Hal ini bisa menjadi perhatian bagi pengelola PPN Palabuhanratu untuk menyediakan pasokan air laut untuk penanganan hasil tangkapan yang bersih dan harganya terjangkau oleh nelayan dan pedagang ikan d Cakalang Analisis perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer Lampiran 15 dilakukan dengan memakai hipotesis berikut ini : H = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer tidak berbeda nyata H 1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata Tabel 41 Analisis statistika Mann-Whitney test hasil uji organoleptik pada hasil tangkapan cakalang di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Kategori Mean rank Asymp sig Hasil analisis 1.Mata A 98,23 0,000 Beda nyata Tolak H B 52,77 2.Insang A 92,57 0,000 Beda nyata Tolak H B 58,43 3.Konsistensi A 106,50 0,000 Beda nyata Tolak H B 44,50 4.Rata-rata A 104,42 0,000 Beda nyata Tolak H B 46,58 Keterangan : mean rank = rata-rata peringkat nilai skala organoleptik; asymp sig = taraf signifikansi; A = di tempat pendaratan; dan B = di tempat pedagang pengecer 115 Perbandingan antara nilai skala organoleptik hasil tangkapan di tempat pendaratan dengan nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pedagang pengecer menghasilkan Tabel 41 bahwa hasil uji organoleptik mata, insang, konsistensi dan rata-rata ketiganya dalam analisis di atas menghasilkan nilai asymp sig kecil dari 0,05. Besaran nilai asymp sig yang kecil dari 0,05 tersebut mengartikan bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik cakalang yang nyata di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer. Hal itu juga mengartikan bahwa terdapat perbedaan mutu hasil tangkapan cakalang yang nyata diantara keduanya. Berdasarkan Tabel di atas juga diketahui bahwa nilai mean rank hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan di tempat pedagang pengecer, hal ini berarti nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan di tempat pedagang pengecer. Sehingga secara tidak langsung mutu hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan jauh lebih bagus daripada di tempat pedagang pengecer. Berdasarkan bahasan di atas diketahui bahwa penanganan hasil tangkapan cakalang yang dilakukan belum mampu mempertahankan mutunya. Dilihat dari penanganan yang dilakukan terhadap hasil tangkapan cakalang pada butir 3 sub bab 5.1 sampai dengan sub bab 5.3 diketahui perbaikan yang dapat dilakukan terhadap penanganan hasil tangkapan cakalang yaitu penggunaan air kolam pelabuhan dalam penanganan hasil tangkapan cakalang tidak lagi dilakukan. Pengelola PPN Palabuhanratu diharapkan bisa menyediakan pasokan air tawar yang bersih dan terjangkau untuk melakukan penanganan hasil tangkapan dan pemberian es terhadap hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan 3 Perbandingan hasil uji organoleptik antar jenis hasil tangkapan Analisis hasil uji organoleptik antar jenis hasil tangkapan Lampiran 17 dan 18 membandingkan hasil uji organoleptik suatu jenis hasil tangkapan baik mata, insang, konsistensi atau rata-rata ketiganya dengan hasil uji organoleptik jenis hasil tangkapan lainnya. Hipotesis yang digunakan dalam analisis ini adalah : 116 H = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan antara jenis satu dan jenis lainnya tidak berbeda nyata H 1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan antara jenis satu dan jenis lainnya berbeda nyata Tabel 42 Analisis statistika Kruskal Wallis test perbandingan hasil uji organoleptik antar jenis hasil tangkapan yang diuji di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Tempat uji Mean Rank Jenis sampel Asimp sig Df Chi- square Hasil L T Tk C A M 93,01 232,50 71,65 204,85 0,000 3 224,17 BN I 83,46 234,50 84,74 199,30 0,000 3 219,78 BN Ko 77,30 228,50 81,33 214,87 0,000 3 263,91 BN R 89,43 237,50 66,39 208,69 0,000 3 240,63 BN B M 114,82 192,58 82,38 212,22 0,000 3 136,82 BN I 106,80 192,58 106,11 208,07 0,000 3 94,11 BN Ko 120,81 197,01 90,22 193,96 0,000 3 108,57 BN R 108,16 196,42 79,80 217,62 0,000 3 139,46 BN Keterangan : mean rank = rata-rata peringkat nilai skala organoleptik; asymp sig = taraf signifikansi; df = kasus-1; chi-square taraf kesetaraan; A = di tempat pendaratan; B = di tempat pedagang pengecer; L = layur; T = tongkol; Tk = tuna-tuna kecil; C = cakalang; M = mata; I = insang; Ko = konsistensi; dan R = rata-rata Berdasarkan Tabel 42 diketahui bahwa nilai asymp sig keseluruhan hasil tangkapan di tempat pendaratan berada dibawah 0,05 yang memiliki arti tolak H . Hal tersebut mengartikan bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik yang nyata diantara keempat hasil tangkapan tersebut baik pada mata, insang, konsistensi atau rata-rata ketiganya di tempat pendaratan. Hal yang sama seperti di tempat pendaratan terjadi pada hasil anaslisis di tempat pedagang pengecer, dimana secara keseluruhan nilai asypm sig hasil analisis berada di bawah 0,05. Hal tersebut juga memiliki arti yang sama, yaitu tolak H atau terdapat perbedaan nilai skala organoleptik yang nyata di antara keempat hasil tangkapan yang diuji. Nilai mean rank hasil analisis keempat hasil tangkapan secara keseluruhan di tempat pendaratan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah tongkol, cakalang, layur dan tuna-tuna kecil. Sementara itu hasil analisis terhadap keempat hasil tangkapan tersebut di tempat pedagang pengecer menghasilkan nilai mean rank secara keseluruhan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah cakalang, 117 tongkol, layur dan tuna-tuna kecil. Hal tersebut mengartikan bahwa nilai skala organoleptik atau mutu hasil hangkapan di tempat pendaratan dari yang terbesar adalah tongkol, cakalang, layur dan tuna-tuna kecil, sedangkan nilai skala organoleptik atau mutu hasil hangkapan di tempat pedagang pengecer dari yang terbesar adalah cakalang, tongkol, layur dan tuna-tuna kecil. Secara tidak langsung penjelasan di atas memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan mean rank atau rata-rata peringkat nilai skala organoleptik hasil tangkapan diantara di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer. Peringkat mean rank nilai organoletik hasil tangkapan cakalang meningkat dari peringkat dua di tempat pendaratan menjadi peringkat satu di tempat pedagang pengecer. Mean rank layur dan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer meningkat dibandingkan di tempat pendaratan. Hal sebaliknya terjadi pada hasil tangkapan tongkol yang mengalami penurunan mean rank dari tempat pendaratan dibandingkan dengan di tempat pedagang pengecer. Hal di atas memiliki arti rata-rata peringkat mutu layur, cakalang dan tuna- tuna kecil di tempat pendagang pengecer lebih besar dibandingkan dengan di tempat pendaratan. Maka dapat disimpulkan bahwa penanganan yang dilakukan terhadap layur, cakalang dan tuna-tuna kecil lebih mampu mempertahankan mutu hasil tangkapannya tersebut dibandingkan penanganan terhadap hasil tangkapan tongkol. Walapun penanganan hasil tangkapan layur dan tuna-tuna kecil lebih mampu mempertahankan mutu hasil tangkapannya, namun mean rank tongkol lebih besar di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer dibandingkan layur. Hal ini mengartikan bahwa mutu hasil tangkapan tongkol lebih tinggi daripada layur dan tuna-tuna kecil, sehingga yang perlu ditingkatkan dari penanganan tongkol adalah penanganan yang dilakukan di tempat pedagang pengumpul dan di tempat pedagang pengecer. Hasil beda nyata di atas ditunjang oleh hasil perhitung kesemua kategori di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer yang menghasilkan nilai chi-square hitung yang lebih besar dari pada nilai chi-square tabel. Dimana chi- square tabel untuk data yang memiliki taraf signifikansi 0,5 dan df 3 adalah 7,814. Nilai chi-square hitung berdasarkan Tabel di atas berada antara 94,11 sampai dengan 263,91. 118 Perbaikan yang dapat dilakukan pedagang pengumpul adalah tidak lagi menggunakan air kolam pelabuhan dalam penempatan sementara hasil tangkapan, sedangkan oleh pedagang pengecer adalah tidak lagi menempatkan hasil tangkapan tanpa es dan pemberian air kolam pelabuhan. Dari semua penjelasan diketahui bahwa perlu diadakan peninjauan kembali terhadap penanganan layur dan tuna-tuna kecil di atas kapal. Hal ini dikarenakan secara keseluruhan nilai mean rank hasil tangkapan layur dan tuna-tuna kecil lebih rendah dibandingkan tongkol dan cakalang. Perbaikan penanganan tuna-tuna kecil dapat dilakukan terlihat pada sub bab 5.1 sampai dengan 5.3. Hasil pengujian dengan statistika Kruskal Waliis test di atas belum menjelaskan perbandingan antara masing-masing jenis hasil tangkapan. Maka perlu dilakukan uji lanjutan terhadap hasil tersebut. Berdasarkan rumus pada sub bab 3.4 dan perhitungan pada Lampiran 20 sampai dengan 26 didapatkan hasil analisis perbandingan nilai skala organoleptik antar jenis hasil tangkapan seperti pada Tabel 43 sampai dengan Tabel 46 berikut ini : Tabel 43 Uji lanjutan nilai skala organoleptik antar jenis di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer PPN Palabuhanratu tahun 2010 Kategori Jenis ikan Di tempat pendaratan Di tempat pedagang pengecer L T Tk C L T Tk C Mata L - - T BN - BN - Tk BN BN - BN BN - C BN BN BN - BN BN BN - Insang L - - T BN - BN - Tk TBN BN - TBN BN - C BN BN BN - BN BN BN - Konsistensi L - - T BN - BN - Tk TBN BN - BN BN - C BN BN BN - BN BN BN - Rata-rata L - - T BN - BN - Tk BN BN - BN BN - C BN BN BN - BN BN BN - Keterangan : L = layur; T = tongkol; Tk = tuna-tuna kecil; C = cakalang; BN = beda nyata atau tolak H 0; TBN = tidak beda nyata atau terima H 119 Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa secara keseluruhan hasil perbandingan nilai skala organoleptik mata antara satu jenis hasil tangkapan dengan jenis hasil tangkapan lainnya di tempat pendaraan berbeda nyata atau tolak H . Hal ini dapat diartikan bahwa nilai skala organoleptik mata atau mutu mata hasil tangkapan layur di tempat pendaratan berbeda dengan nilai skala organoleptik mata atau mutu mata hasil tangkapan tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang. Nilai skala organoleptik tongkol juga berbeda terhadap tuna-tuna kecil dan cakalang, serta terdapat perbedaan nilai skala organoleptik mata yang nyata diantara tuna-tuna kecil dan cakalang Hasil yang sama terjadi pada analisis perbandingan nilai skala organoleptik mata antara satu jenis hasil tangkapan dengan jenis hasil tangkapan lainnya di tempat pedagang pengecer. Semua hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan nilai skala organoleptik mata yang nyata diantara layur, tongkol, tua-tuna kecil dan cakalang di tempat pedagang pengecer. Hasil perbandingan nilai skala organoleptik insang antara layur dengan tongkol dan cakalang di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer berbeda nyata atau tolak H , yang berarti terdapat perbedaan nilai skala organoleptik insang atau mutu insang yang nyata diantara layur, tongkol dan cakalang di kedua tempat tersebut. Selain itu Tabel tersebut juga memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik insang yang nyata diantara tongkol dan tuna-tuna kecil, tongkol dan cakalang, serta tuna-tuna kecil dan cakalang di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer. Perbandingan nilai skala organoleptik yang tidak berbeda nyata adalah nilai skala organoleptik insang layur dengan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer. Berarti insang layur dan tuna-tuna kecil memiliki nilai skala organoleptik atau mutu yang hampir sama. Berdasarkan Tabel 43 juga diketahui bahwa hasil perbandingan nilai skala organoleptik konsistensi antara layur dengan tongkol dan cakalang di tempat pendaratan berbeda nyata atau tolak H , yang berarti terdapat perbedaan nilai skala organoleptik konsistensi atau mutu daging yang nyata diantara layur, tongkol dan cakalang di tempat pendaratan. Selain itu Tabel tersebut juga memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik insang 120 yang nyata diantara tongkol dan tuna-tuna kecil, tongkol dan cakalang, serta tuna- tuna kecil dan cakalang di tempat pendaratan. Perbandingan nilai skala organoleptik yang tidak berbeda nyata adalah nilai skala organoleptik konsistensi layur dengan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan. Hal tersebut memiliki arti konsistensi layur dan tuna-tuna kecil memiliki nilai skala organoleptik atau mutu yang hampir sama. Secara keseluruhan hasil perbandingan nilai skala organoleptik konsistensi antara layur, tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang di tempat pedagang pengecer berbeda nyata atau tolak H . Hal ini berarti terdapat perbedaan nilai skala organoleptik konsistensi atau mutu daging yang nyata diantara layur, tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang di tempat pedagang pengecer. Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa nilai skala organoleptik konsistensi antara layur dan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan tidak berbeda nyata, namun di tempat pedagang pengecer nilai skala organoleptik konsistensi kedua hasil tangkapan tersebut menjadi berbeda nyata. Hal ini sesuai dengan Tabel 42, dimana mean rank layur dan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan adalah 77,30 dan 81,33 sementara mean rank layur dan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer adalah 120,81 dan 90,22. Secara keseluruhan hasil perbandingan nilai skala organoleptik rata-rata antara satu jenis hasil tangkapan dengan jenis hasil tangkapan lainnya berbeda nyata atau tolak H . Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik rata-rata atau mutu yang nyata diantara layur, tongkol, cakalang dan tuna-tuna kecil. 121 6 KONDISI AKTUAL PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPN PALABUHANRATU Ikan yang terdapat di PPN Palabuhanratu berasal dari dua sumber yaitu hasil tangkapan yang didaratkan di dermaga PPN Palabuhanratu dan ikan yang masuk ke PPN Palabuhanratu melalui jalur darat yang berasal dari daerah di sekitar PPN Palabuhanratu Tabel 19. Ikan-ikan yang berasal dari dua sumber tersebut kemudian didistribusikan ke beberapa tujuan yaitu di sekitar PPN Palabuhanratu, ke luar daerah dan ke luar negeri ekspor. Pendistribusian tersebut dapat dibedakan berdasarkan jenis hasil tangkapan yang didistribusikan seperti tuna, tuna-tuna kecil, layur, tongkol, cakalang dan ikan kecil lainnya. Selain pendistribusian ikan segar yang berasal dari pendaratan di PPN Palabuhanratu dan ikan yang masuk melalui jalur darat ke PPN Palabuhanratu, terdapat pendistribusian ikan olahan jadi dari PPN Palabuhanratu. Ikan olahan tersebut berupa ikan olahan asin dan ikan olahan pindang. Berikut ini sub bab 6.1 sampai dengan 6.3 dijelaskan pendistribusian hasil tangkapan dari PPN Palabuhanratu berdasarkan daerah tujuan pendistribusian dan jenis hasil tangkapan didistribusikan, serta pendistribusian ikan olahan asin dan pindang dari PPN Palabuhanratu.

6.1 Pendistribusian Berdasarkan Jenis Hasil Tangkapan Didistribusikan