4 Diharapkan, dengan adanya penelitian ini dapat diketahui jenis, jumlah dan
harga hasil tangkapan serta pelaku , cara, jalur, tujuan dan biaya penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya dengan jelas :
1. Kondisi penanganan hasil tangkapan yang terjadi di PPN Palabuhanratu
2. Kegiatan pendistribusian hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu dan peta
pendistribusian hasil tangkapan dari PPN Palabuhanratu ke daerah-daerah tujuan pendistribusian
3. Besaran biaya penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan yang
dikeluarkan oleh nelayan, pedagang pengumpul, perusahaan pengumpul dan pedagang pengecer di PPN Palabuhanratu
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk : 1.
Mengetahui kondisi penanganan hasil tangkapan yang terjadi di PPN Palabuhanratu baik penanganan di tempat pendaratan, di tempat pedagang
pengumpul maupun di tempat pedagang pengecer 2.
Mendapatkan gambaran kegiatan pendistribusian hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu, serta peta pendistribusian hasil tangkapan dari PPN
Palabuhanratu ke daerah-daerah tujuan pendistribusiannya 3.
Mendapatkan besaran biaya penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan yang dikeluarkan oleh nelayan, pedagang pengumpul, perusahaan pengumpul
dan pedagang pengecer di PPN Palabuhanratu
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan membawa manfaat bagi : 1.
Nelayan, pedagang, perusahaan dan pengelola pelabuhan yaitu memberikan informasi dan masukan mengenai penanganan dan pendistribusian hasil
tangkapan di PPN Palabuhanratu
5 2.
Nelayan untuk memberikan informasi kemana dan seberapa besar hasil tangkapan mereka didistribusikan
3. Pengelola pelabuhan, pedagang dan perusahaan yaitu memberikan informasi
tentang peta pendistribusian hasil tangkapan dari PPN Palabuhanratu 4.
Nelayan, pedagang, perusahaan dan pengelola PPN Palabuhanratu yaitu memberikan informasi besaran investasi dan besaran biaya produksi yang
dikeluarkan untuk penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan
6
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Tangkapan
Ikan, menurut Departemen Kelautan dan Perikanan 2010 pada pasal 41 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No 45 tahun 2009 tentang Perikanan
merupakan segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Ikan ini meliputi ikan bersirip
Pisces; udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya Crustacea; kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya Mollusca; ubur-ubur dan sebangsanya
Coelenterata; teripang, bulu babi dan sebangsanya Echinodermata; paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya Mamalia; rumput laut dan
tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya dalam air Algae; dan biota perairan lainnya yang terkait dengan jenis-jenis di atas termasuk ikan.
Sumberdaya ikan menurut Mallawa 2006 terbagi menjadi dua yaitu ikan konsumsi dan ikan non konsumsi. Ikan konsumsi tersebut terdiri dari ikan pelagis
besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, udang dan crustacea lainnya, ikan karang konsumsi dan cumi-cumi. Ikan non konsumsi terdiri dari ikan hias dan benih alam
komersial. Sumberdaya ikan yang ditangkap oleh alat penangkap ikan, melalui operasi
penangkapan ikan, disebut dengan hasil tangkapan. Hasil tangkapan secara umum digunakan sebagai bahan makanan sumber protein ikan konsumsi. Hasil
tangkapan dapat diklasifikasikan berdasarkan habitat asalnya terbagi menjadi dua jenis yaitu hasil tangkapan pelagis dan demersal. Hasil tangkapan pelagis adalah
hasil tangkapan sumberdaya ikan yang hidup di bagian atas dan kolom perairan. Menurut Aryadi 2007 sifat sumberdaya ini di habitatnya suka berkelompok,
sehingga penyebarannya tidak merata. Selain itu ruayanya jauh dengan olah gerak yang besar. Sumberdaya ikan pelagis juga dapat dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan ukurannya, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Contoh ikan pelagis besar adalah cakalang Katsuwonus pelamis, tuna mata besar
Thunnus obesus dan tuna sirip biru Thunnus maccoyii, sedangkan beberapa ikan yang termasuk ikan pelagis kecil adalah tongkol Auxis sp. dan tenggiri
Scomberromorus sp..
7 Hasil tangkapan demersal merupakan hasil tangkapan sumberdaya ikan
yang hidup di dekat atau di dasar perairan. Adapun sifatnya menurut Aryadi 2007, membentuk kelompok yang kecil, penambahan populasinya tidak banyak
bervariasi karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang relatif stabil, dan ruaya yang tidak terlalu jauh dengan aktivitas gerak yang relatif rendah. Hasil
tangkapan yang termasuk jenis ikan demersal antara lain adalah cucut Sphyrna sp., layur Trichiurus savala, kakap merah Lutjanus sp., pari Dasyatis sp. dan
lainnya. Selain ikan, binatang berkulit lunak dan berkulit keras juga merupakan hasil
tangkapan yang penting di Indonesia. Contoh binatang berkulit lunak adalah cumi-cumi yang termasuk jenis cumi dan sotong. Menurut Mallawa 2006
terdapat banyak jenis cumi-cumi di Indonesia namun yang paling banyak tertangkap adalah jenis Loligo edulis. Contoh binantang berkulit keras adalah
udang, kepiting dan rajungan; berbagai jenis udang antara lain udang jerbung, udang windu dan udang lainnya.
Hasil tangkapan di atas tidak semuanya selalu terdapat di setiap pelabuhan perikanan. Hal itu bergantung kepada keadaan perairan daerah penangkapan ikan
dimana ikan tersebut ditangkap yang menentukan jenis dan jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan, sehingga jenis dan jumlah hasil
tangkapan di suatu pelabuhan dapat berbeda dengan pelabuhan lainnya. Tidak semua hasil tangkapan di suatu pelabuhan memiliki nilai jual dan
permintaan konsumen yang tinggi. Hasil tangkapan yang memiliki nilai jual dan permintaan konsumen yang tinggi disebut dengan ikan ekonomis penting.
Menurut Aryadi 2007, ikan ekonomis penting tersebut memiliki perbedaan pada tingkat kontinuitas dan jumlah produktifitasnya. Hasil tangkapan yang memiliki
tingkat kontinuitas dan jumlah produktifitas yang tinggi dari pada ikan ekomomis penting lainnya disebut dengan komoditas unggulan.
Aryadi menambahkan bahwa secara garis besar komoditas unggulan hasil tangkapan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni :
1 Komoditas unggulan lokal, yaitu jika komoditas tersebut telah memenuhi
kriteria komoditas unggulan, tetapi masih dipasarkan di dalam negeri lokal, baik dalam bentuk segar maupun telah diolah
8 2
Komoditas unggulan ekspor, yaitu komoditas yang telah memenuhi kriteria komoditas unggulan dan dipasarkan ke luar negeri ekspor
2.2 Penanganan dan Mutu Hasil Tangkapan